Aku mau ngucapin makasih banyak buat kalian yang udah baca ceritaku. Ya walaupun di cerita ini masih banyak kekurangan.
Thank you for 1k views
Happy reading guys<3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Jam sudah menunjukkan pukul 18.06 sedangkan Abrina baru saja memasuki gerbang rumahnya. Setelah tadi di antar oleh Widya.
Abrina masuk ke dalam rumah tanpa melihat sekitar saat ia baru menaiki satu anak tangga suara yang sangat familiar terdengar.
"Bagus ya anak sekolah jam segini baru pulang,"
Deg
Ternyata sedari dari tadi duduk di sofa depan TV. Dengan setelan kantornya dengan laptop dan beberapa berkas di hadapannya.
"Dari mana kamu jam segini baru pulang!" Sentak Bayu kemudian mendekat ke arah Abrina dan menarik tangan Abrina kemuadian menjambak rambut sebahu Abrina.
"Jawab! Bisu kamu hah!!"
"Ma-maaf pah,"
"Saya minta kamu jawab pertanyaan saya! Bukan malah minta maaf!"
"Saya sekolahin kamu biar kamu bisa jadi orang pinter! Ngga keluyuran ngga jelas kaya gini!"
"Dasar anak tidak berguna! BODOH!"
"Oh, atau kamu pulang terlambat karena menjual diri terlebih dahulu, kurang uang yang saya kasih!"
Sakit. Bagai belati yang menusuk tubuh Abrina pada setiap katanya bagaikan satu tusuk belati yang mengenai tubuhnya.
"Cukup pah, cukup,"
"Oh jadi yang saya katakan tadi benar, kamu menjual diri," Bayu tersenyum remeh.
"Tutup mulut anda, saya tidak pernah menjual diri!" Muak, Abrina menaikan suaranya.
Plak
"Sudah berani kamu!"
"Saya tidak pernah mendidik kamu berbicara lantang di depan orang tua! Belajar dari mana kamu!"
"Kan memang anda tidak pernah mendidik saya," ucap Abrina pelan yang masih dapat terdengar oleh Bayu.
Mata Bayu memerah emosinya kini sudah menguasainya.
Pyar
Dengan tak berperasaan Bayu mengambil vas bunga yang ada di atas meja dam melemparkannya ke arah Abrina. Vas bunga pecah mengenai kepala Abrina.
Abrina terduduk dengan kepala yang bercucuran darah.
Tak sampai di situ, Bayu kini mendekat dan menarik kuat rambut Abrina. "Jaga ucapan kamu, jika masih hidup bergantung dengan uang saya,"
Plak
Kepala Abrina sudah kebas, tak terasa apapun. Telinganya berdengung kencang, dari sisa-sisa kesadarannya ia melihat mamanya yang baru masuk dari pintu utama.
"M-ma, to-long,"
Ia melihat sebentar mamanya yang mematung di depan pintu. Mungkin mamanya kini kasian melihatnya. Ia berharap mamanya mendekatinya dan menolongnya memeluknya, dan melindunginya dari amukan papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I hate myself too
Ngẫu nhiên❛❛ Diantara luka dan lara, semoga kamu datang tak membawa nestapa ❞ __________________________________ Abrina Harsa Swastamita, Abrina yang berarti pembawa rezeki dan keberuntungan, Harsa yang berarti kebahagiaan, dan Swastamita yang berarti matahar...