7. 🌇I hate my self too🌇

124 43 348
                                    

°°° Diantara luka dan lara, semoga kamu datang tak membawa nestapa°°°

Lagi pengen berbagi quote aja ye guys.

Semoga suka.

Love u <3


Happy reading guys...

"Aaaaa"

Brak

Motor yang Raden kendarai  jatuh tak terkendali, ia ikut terseret dengan motor sport miliknya. Raden meringis saat motornya sudah berhenti. Raden membuka helem fullface-nya.

"Anj*ng!" umpat Raden dengan emosi yang memuncak.

"Woy! Sialan! Lo punya mata ngga sih!"

Dengan keberanian yang sangat-sangat luar biasa perempuan itu mendekati Raden dengan badan yang gemetar ketakutan.

Ia ingin kabur, tapi, ia juga tidak boleh lari dari masalah, ia harus menyelesaikan ini dengan secepat mungkin.

"M-maaf," ucap perempuan itu dengan kepala menunduk.

"Lo pikir dengan lo minta maaf badan gue jadi ngga sakit lagi!"

Perempuan itu tersentak saat mendapati nada tinggi dari laki-laki di depannya. Dengan keberanian yang sudah menumpuk, akhirnya ia berani menatap wajah Laki-laki itu.

"Kamu,"

"Lo!"

Ujar mereka dengan kompak. Ternyata perempuan tadi adalah Abrina.

"M-maaf,"

"Ck, nanti dulu maafnya sekarang bantuin gue, sakit semua nih badan gue." Cerca Raden.

Dengan keberaniannya Abrina membantu Raden duduk di pinggir trotoar. Untungnya jalanan sekitar sini memang jalanan yang sepi.

Abrina meringis saat melihat luka yang lumayan lebar di bagian siku dan lutut Raden. Walaupun ia sudah sering melihat darahnya sendiri, tapi ia tetap merinding jika melihat orang yang berdarah.

"Em... S-sakit banget ya? Ke rumah sakit aja ya?" Tawar Abrina bertanggung jawab atas kesalahannya.

"Ngga perlu,"

"T-tapi nanti bisa infeksi,"

"Ck," Raden berdecak, mengapa gadis ini sangat ngeyel.

"Y-ya udah kalo nggak mau. K-kamu tunggu di sini, aku cari obat merah ke warung deket sini." ujar Abrina.

"Terserah,"

Abrina segera pergi setelah mendapat jawaban dari laki-laki itu.

Beberapa saat kemudian ia kembali menghampiri Raden dengan tangan yang menenteng plastik putih, yang berisikan obat.

Abrina mengambil duduk di sebelah kiri Raden. Tepat di bagian siku Raden yang terluka. "Em... Jaketnya di lepas aja ya? Biar lebih enak aku ngobatin,"

"Hm..." Jawab Raden kemudian mulai membuka jaket Jeansnya, tapi sayang ini sangat susah, karna lengannya yang terluka cukup lebar itu.

"Aku bantu" ujar Abrina kemudian membantu Raden melepaskan jaketnya.

Abrina mulai mengobati luka Raden. Mungkin karna rasa perih yang tak tertahan membuat Raden dengan reflek mencekam bahu Abrina. Abrina yang sadar akan kesakitannya Raden, beberapa kali meniup-niup luka itu berharap rasa sakitnya mereda.

Beberapa saat Raden terpana dengan kecantikan Abrina, rambut yang biasa terikat kini tergerai, kacamata bulat yang entah kemana perginya, dan jangan lupakan muka Abrina yang sangat menawan itu.

I hate myself tooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang