15. 🌇I hate myself too🌇

67 8 5
                                    

Happy reading guys

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

"E- Eri-cka,"

"I'ts me, Ericka. how are you?"

"Gue denger-denger lo lagi Deket sama anak pemilik sekolah ya?" Ucap Ericka kemudian berjalan sedikit menjauhi Abrina

"Eng-

"Ngga usah ngelak!"

Bruk

Sebuah tempat sampah melayang mengenai tubuh Abrina. Ericka mendekat kembali ke tubuh Abrina yang terduduk di lantai kotor gudang lama itu, kemuadian mencengkram kuat pipi Abrina.

"Toko buku, taman, bimbel, bahkan tadi pagi Raden di kelas:lo, gue juga tau. "

Shhh, desisi Abrina saat kuku Ericka terasa menancap di kedua pipinya.

"E-mang salah?" Jawab Abrina, entah mendapat keberanian dari mana hingga ia berani menjawab seperti itu. Padahal biasanya ia hannya diam di perlakukan seperti apapun oleh Ericka.

Plak

"Raden itu punya gue, dasar cwe murahan!" Ucap Ericka setelah menampar kuat pipi Abrina.

"Rin," panggil Ericka pada temannya, Karin. Kemudian Karin mendekat dan memberikan sebuah gunting pada Ericka.

"Gimana kalo gue bantu lo biar lebih laku, bitch! Rok lo kayaknya kepanjangan ngga sih? Kepanjangan ngga nih guys?" Tanya Ericka pada kedua temannya.

"Itu mah panjang banget," sahut Karin.

"Jangan, aku mohon," ucap Abrina yang tak di dengar Ericka sama sekali.

Ericka mengode kedua temannya, Karin dan Sonya. Mereka yang sudah paham pun mendekati Abrina dengan membawa sebuah tali untuk mengikat tubuh Abrina.

"Aku mohon jangan... TOLONG, TOLO-

Bugh

Dengan tidak berperasaan Ericka menendang kuat mulut muka Abrina.

Cairan merah kental berbau anyir itu kini keluar dari hidung Abrina. Bukanya kasian Ericka malah lebih bersemangat untuk melakukan lebih dari itu. Dengan segera Karin dan Sonya mengikat tangan dan kaki Abrina, agar ia tidak bisa melawan.

Setelah dirasa Abrina terikat dengan benar Ericka mendekati Abrina kembali kemudian memegang ujung rok Abrina.

"Jangan, aku mohon jangan,"

"Mau sampe lo sujud di kaki gue pun, gue tetep ngga minat buat lepas lo. Let's get started,"

Ericka mulai menggunting rok Abrina, "ngga, TOLONG!"

Srek

Naas saat Ericka ingin menampar Abrina dengan tangannya, tapi sayangnya tangannya masih memegang gunting, hingga gunting itu menyayat pipi Abrina cukup panjang.

"Diem anjing! Son!" Ericka memanggil Sonya, kemudian temannya itu mendekat dengan tangan kanannya membawa lakban hitam untuk membungkam mulut Abrina.

"Nah, gini kan enak gue kerjanya," ucap Ericka kemudian melanjutkan memotong rok Abrina. Rok Abrina yang tadi panjangnya di bawah lutut kini hanya tersisa sekitar 20 centi.

Setelah puas dengan rok Abrina, kini Erika beralih pada baju Abrina. Ia memotong baju Abrina hingga kini hanya tersisa lengan dan kerahnya saja. Bahkan tengtop Abrina kini terlihat dengan jelas.

I hate myself tooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang