4. 🌇I hate myself too🌇

139 23 73
                                    

Hello guys happy reading...












Pagi hari di hari Rabu ini Bagaskara tak begitu nampak, awan mendung menyambut pagi hari ini, sekarang sudah pukul tujuh pagi, tapi seorang gadis dengan piama berwarna navy masih bergulat dengan selimut tebalnya.Padahal lima belas menit lagi gerbang sekolah akan di tutup.

Gadis itu adalah Abrina, Abrina Harsa swastamita, mungkin karna cuaca yang sangat mendukung dan tidur yang telat, di tambah lagi ia lupa menghidupkan alarm.

Sedangkan bi Sari yang sedari tadi menunggu anak majikannya tak kunjung turun pun mulai resah, apalagi sekarang sudah pukul tujuh.

Dengan segera bi Sari menuju ke lantai dua ke kamar Abrina. Di ketuknya pintu kamar itu beberapa kali namu hasilnya nihil. Ia mencoba membuka pintu itu dan ya ternyata pintu itu tidak di kunci.

Saat pintu terbuka terlihatlah Abrina yang masih tidur nyenyak.

"Astagfirullah, ternyata belum bangun to kamu nduk"

"Nduk"

"Nduk, bangun"

"Emmm, bentar lagi ya bi"

"Udah jam tujuh lo nduk"

"Iy- apa jam tujuh!!"

Dengan panik Abrina bangun dari kasur, segera turun dari kasur dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Pelan-pelan nanti ja-"

Bruk

Belum sempat bi Sari menyelesaikan ucapanya Abrina keburu nyungsep karna kakinya yang terlilit selimut.

"-tuh"

BI Sari cengo di tempatnya, bahakan ia belum sempat menyelesaikan ucapannya dan bener saja anak majikannya itu sudah jatuh tersungkur.

"Aduh..." Lirih Abrina sambil memegangi kepalanya yang tadi terpentok lantai.

"Nah to, padahal bibi belum selesai ngomongnya kamu udah jatuh. Mana yang sakit?" Ujar bi sari sambil membantu Abrina berdiri.

Dengan tertatih Abrina berjalan menuju kamar mandi, "Ssshh, udah ngga papa! Ina buru-buru bi,"

Tak sampai lima belas menit Abrina sudah turun dengan seragamnya. Rambut yang biasanya ia ikat menjadi dua kini hanya ia ikat menjadi satu, dasi dan ikat pinggang yang masih belum terpasang, dan kaus kaki yang masih terpasang di bagian kanan saja.

"Sini biar bibi bantu," ucap bi Sari kemudian membantu Abrina memakaikan ikat pinggang dan dasi.

07.23

Kini Abrina sudah sampai di depan gerbang sekolah dan benar saja gerbang sudah tertutup.

"Pak!"

"Pak, bukain dong!"

"Saya nggak bisa bukain gerbang neng tanpa izin guru piket, kamu tunggu biar saya panggil-in sebentar"

Abrina menghela nafas sambil mengangguk lemah. Habislah dia jika papanya tahu jika ia terlambat.

Abrina berjongkok di depan pagar sambil menutupi kepalanya dengan kedua tangannya menghalang sinar matahari yang menyorot ke wajahnya.

Tak lama kemudian terdengar suara mesin mobil. Saat ia membuka matanya terlihat sebuah mobil memiliki harga yang sangat fantastis, Lamborghini.

Abrina segera berdiri, terlihat pintu mobil bagian pengemudi itu terbuka. Keluar seorang laki-laki tampan dengan menggunakan kacamata hitam dan jaket jeans.

I hate myself tooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang