Up lagi guys, maafkan jika banyak typo yang bertebaran.
Happy reading guys!!
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Bagaskara menyambut pagi dengan gembira, dengan cahayanya yang terang ia memamerkan senyumnya yang sangat cerah, menerangi sebagian bumi.
Seperti yang di katakan Raden kemarin sore bahwa ia akan mengajak Abrina untuk berangkat sekolah bersamaan. Kini Abrina sudah duduk cantik di jok belakang motor sport kesayangan Raden.
Raden sengaja memperlambat laju motornya agar ia bisa berlama-lama dengan gadis yang sekarang tengah duduk di belakangnya. Waktu perjalanannya yang bisanya hanya membutuhkan kurang dari lima belas menit kini menjadi dua puluh menit.
Seluruh penghuni sekolah kini memusatkan pandangannya pada satu titik yaitu dua sejoli yang mulai memasuki gerbang sekolah.
Raden, seorang anak pemilik sekolah yang selama ini tak pernah mengizinkan wanita mana pun menduduki jok motornya, hari ini ia sedang membonceng seorang wanita.
'eh itu Raden ngga sih'
'siapa tuh yang di bonceng Raden '
'gila ini hal langka sih,
' WHAT THE- ITU KAN ANAK KELAS SEBELAS MIPA SATU!!'
Begitulah kira-kira suara para murid AHS
Setelah sampai di parkiran Abrina segera turun dari motor dan melepaskan helm yang ia pakai "makasih ya, kalo gitu aku duluan,"
"Stop-stop, mau kemana lo? tungguin gue biar gue antar lo sampe depan kelas," Raden menahan lengan Abrina saat Abrina akan beranjak meninggalkannya.
"Kayaknya ngga perlu deh,"
Raden turun dari motornya kemudi merangkul pundak Abrina. " Gue nggak nerima penolakan,"
Abrina hanya bisa pasrah, di sepanjang perjalanan Abrina terus menunduk karena ia merasa benar-benar malu dan, takut.
"Raden, udah dong lepasin, aku malu di liatin," suara Abrina sangat pelan seperti berbisik, untungnya Indra pendengaran Raden sangatlah tanam.
Raden menggantikan jalannya
"Bisa stop ngeliatin kita nggak? Kita bukan tonton," ucap Raden dengan wajah datar namun penuh penekanan.
Semua murid yang melihat ke arah Abrina dan Raden langsung mengalihkan pandangannya.
Kini mereka berdua Sudah sampai di depan kelas Abrina. Raden melepaskan rangkulannya dari bahu Abrina.
"Belajar yang pinter, biar besok bisa didik anak kita dengan baik," ucap Raden dengan wajah tengilnya
"Heh!" Abrina melebarkan matanya saat mendengar ucapan Raden. Bukannya menakutkan, kini Abrina malah terlihat semakin menggemaskan.
"Udah sana masuk, masih pagi ngga boleh marah-marah. Nanti tambah cantik," ucap Raden, kemudian berlari meninggalkan Abrina, sebelum Abrina mengomelinya panjang lebar.
Raden berjalan menuju kelasnya dengan wajah yang kembali datar, tak sama seperti tadi saat ia berjalan dengan Abrina. Saat Raden akan memasuki kelas ia berhenti karna mendengar suara sindiran dari belakangnya.
"Oh, jadi gini ya kelakuan lo, mentang-mentang lagi pdkt lupa sama temen sendiri? Pulang, ninggalin. Berangkat, ninggalin. Di telfon, nggak di angkat. Di SMS, nggak di bales. Apa sih mau lo?!" Cerca Romi dengan tangan di pinggang, persis seperti emak-emak yang lagi ngomelin suaminya sedangkan Septa berdiri di belakang Romi, sambil mengunyah permen karetnya, lumayan tontonan gratis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I hate myself too
Random❛❛ Diantara luka dan lara, semoga kamu datang tak membawa nestapa ❞ __________________________________ Abrina Harsa Swastamita, Abrina yang berarti pembawa rezeki dan keberuntungan, Harsa yang berarti kebahagiaan, dan Swastamita yang berarti matahar...