9. 🌇I hate myself too🌇

107 30 216
                                    

Maaf ya baru bisa up soalnya aku masih sibuk di real, ini aku usaha in buat kalian para reader tercuntah.

Semoga suka ya

Luv<3






"P-papa"

Bayu membanting gelas yang ia pegang tadi ke lantai hingga pecah berkeping-keping. Kemudian meraih rambut Abrina dan menjambaknya dengan kuat.

"Enak ya jam segini udah tidur. Ngga belajar hah! Udah pinter kamu! Jawab! Udah pinter kamu ngga belajar!" Dengan mata di penuhin kabut amarah Bayu terus menjambak rambut anaknya.

"Shhhh... A-mp-un pah..." Abrina memohon sambil menahan rasa sakit yang luar biasa di kepalanya karna jambakan ayahnya.

"Hahaha ampun," Bayu berujar sambil tersenyum miring. Bayu menarik Abrina hingga terjatuh ke lantai. Ia melepas ikat pinggang yang melilit di pinggangnya.

Cetassss...

"Agrhhh!" Satu cambukan lolos mengenai punggung Abrina yang masih terlapisi seragam sekolah itu.

Cetassss...

Cetassss...

"Agrhhh! A-ampun pah... Ampun," mohon Abrina dengan air mata yang sedang mengalir.

"Kamu fikir saya tidak tau tentang kamu di sekolah. Hari ini kamu ngga ikut ulangan harian bahasa Indonesia kan!"

"Mau jadi BEGO KAMU HAH!!"

Cetassss...

"KAMU ITU BEBAN!!"

Cetassss...

"KAMU ITU PEMBAWA SIAL!"

Cetassss...

"SAYA BENCI ANAK SEPERTI KAMU!"

Cetassss...

"KALAU SAYA BISA MEMILIH SAYA TIDAK PERNAH INGIN MEMILIKI ANAK SEPERTI KAMU!!"

Abrina terdiam mendengar penuturan dari ayahnya. Bahkan kini ia tak berteriak lagi saat ayahnya mencambuknya berkali-kali. Karena saat ini, hatinya lebih sakit dari pada badannya.

Setelah di rasa anaknya itu mendapat hukuman yang setimpal Bayu berjalan ingin keluar dari kamar anaknya.

"Bahkan aku ngga pernah minta buat di lahirin pah,"

Ucapan lirih Abrina terdengar di telinga Bayu. Amarahnya yang tadinya sudah hampir mereda kini kembali memuncak.

"Udah berani ya kamu!" Bayu menyeret Abrina ke kamar mandi kemudian mengisi air bathtub hingga penuh.

Bayu menarik kepala Abrina kemudian menenggelamkan ke dalam bathtub yang terisi penuh dengan air. Di dalam air Abrina tidak bisa bernapas, Abrina meronta-ronta dengan sekuat tenaga, tapi nyatanya tenaganya sama sekali tak ada bandingannya dengan sang ayah.

hampir satu menit kepala Abrina di tenggelamkan, Bayu menarik keluar kepala anaknya dari dalam air.

"Bahkan kamu ada tanpa di inginkan," ujar Bayu kemudian menenggelamkan kembali kepala Abrina.

Di kali keduanya ini Bayu sama sekali tak memberinya kesempatan untuk mengambil napas. Di dalam air Abrina sudah tak kuasa lagi menahan nafasnya, dadanya sesak, kepalanya sangatlah sakit. Abrina terbatuk-batuk di dalam air hingga menyebabkan air itu masuk ke dalam tubuhnya.

Saat merasa anaknya yabg sudah hampir kehilangan kesadaran Bayu menarik kepala anaknya dan mendorongnya.

Abrina yang  sudah tak memiliki kekuatan itu jatuh tersungkur, tanpa adanya rasa bersalah Bayu pergi meninggalkan Abrina di kamar mandi. Saat tubuh bayi keluar dari kamar mandi, saat itu pula kesadaran Abrina hilang. Abrina pingsan di kamar mandi, di lantai yang sangat dingin.

...

Seorang gadis bergaun putih selutut terdampar dalam suatu tempat yang sangat luas yang di penuhi bunga snowdrop. Ia memetik beberapa bunga itu kemudian berlari kesana kemari menikmati indahnya pemandangan yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Gadis itu adalah Abrina, saat ia mulai lelah berlari Abrina merebahkan dirinya di atas bunga-bunga snowdrop itu. Tiba-tiba ada seseorang yang datang mendekatinya.

Ia mendudukkan dirinya dan melihat orang itu. Ternyata orang itu adalah Mala, kakaknya.

"Kak Mala? Kakak di sini juga?" Mala menjawab dengan senyuman manis dan anggukan.

"Di sini enak banget ya kak? Aku mau tinggal di sini aja sama kakak!" Ujar Abrina antusias.

Seketika wajah bahagia maka berubah menjadi datar "gimana kamu mau tinggal di sini saat kamu belum menyelesaikan masalah di dunia mu!!"

"Ka-

"Mana yang kamu bilang ingin membantu ku!!"

"Bahkan kamu belum mendapatkan satu jawaban pun!!"

"Kamu..."

"Kak...maaf,"

"Akan ada saatnya nanti kamu tinggal di sini. Jika saatnya sudah tiba aku yang akan menyambut-mu di pintu itu," ujar Mala sambil menunjuk sebuah pintu besar penuh ukiran.

"Maaf kak... Aku janji bakal menemukan jawaban tentang ini semua."

"Sekarang kamu harus pulang,"

"T-tapi,"

"Aku akan selalu bersamamu." Ujar Mala bagai bisikan menenangkan.

"K-kak..." Lirih Abrina saat ia sudah mendapatkan kesadarannya.

"Ya Allah, nduk kamu udah bangun. Pak! Bapak!" Ucap Bu Sari antusias memanggil suaminya.

"Ada apa to buk," jawab pak jon dengan wajah panik.

"Ini Lo pak nduk Ina sudah bangun!"

"Alhamdulillah, bapak kira ada apa, biar bapak panggil pak dokter dulu buk,"

"Iya sana pak, gek sat,set,sat,set." Ujar bi Sari, hanya di balas dengusan, oleh pak Jon.





# 26 Mei 2022

#maaf jika tidak memuaskan

I hate myself tooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang