Hello guys setelah sekian lama saya menghilang akhirnya saya kembali.
Happy reading guys
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Senin pagi ini di awali dengan cuaca yang cerah, Bagaskara nampaknya sedang bahagia karena hari ini ia bersinar terik, walau masih pagi.
Hari ini adalah hari batik, seluruh warga AHS di wajibkan memakai baju batik bebas, baik siswa, siswi, guru, staf, bahakan satpam pun. AHS selalu menjunjung tinggi hal-hal tradisional.
Saat ini semua warga sekolah tengah berkumpul di lapangan upacara, menghadiri acara rutin setiap Senin pagi, yaitu upacara bendera.
"Mari kita bersama melestarikan peninggalan yang di berikan nenek moyang kita. Kita tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang patut di banggakan," suara amanat pembina upacara yang sedang berdiri di podium.
Pembinaan upacara pagi ini adalah bapak Amarta selaku, pemilik sekolah ini
"AHS?!"
"MAJU, BERJAYA, BERGUNA BAGI BANGSA," jawab seluruh warga AHS, kemudian di lanjut dengan tepuk tangan yang meriah.
...
Setelah selesai upacara kini setiap kelas mempersiapkan stand makanan tradisional yang telah mereka buat untuk di jual.
Selain bazar makanan, di hari batik ini juga ada penampilan band, dari ekstra kurikuler band di AHS.
"Eh, lo berdua jaga stand dong, kita mau jalan² nih," ucap seorang wanita yang di ketahui bernama siska. Siska menunjuk Abrina dan seorang teman laki-laki satu kelasnya. Laki-laki itu bernama Dito, laki-laki berpenampilan cupu dan gagap.
"I-iya" jawab Dito gagap.
Abrina dan Dito melayani beberapa pembeli yang mampir ke stand mereka.
Sedangkan Raden dan kedua temannya saat ini sedang nongkrong di depan kelas mereka sambil melihat kesibukan para murid AHS di lapangan.
Fokus Raden pada stand kelas sebelas MIPA satu, tepatnya di kelas Abrina. Ia memperhatikan Abrina, mulai dari Abrina yang di tugaskan menjaga stand.
"mau kemana lo?" Tanya Romi, saat melihat Raden berdiri dari duduknya.
"Cari makan," jawab Raden.
"Ikut-ikut, ayo sep cari makan,"
Kemudian Raden dan kedua temannya berjalan ke lapangan, Raden berjalan menuju stand Abrina.
Menjadi pusat perhatian, itu sudah biasa. Banyak kaum hawa yang kagum dengan paras tampan Raden dan kedua temannya.
"Mau beli dong," ucap Raden.
"Iya silahkan di pilih mau ya- Raden,"
"Gue mau beli semuanya," ucap Raden,
"Hah?"
"Gue mau beli semuanya boleh nggak?" Ulang Raden.
"Semuanya?" Tanya Abrina lagi, pasalnya, makanan yang di jual di standnya masih lumayan banyak
"Ini loh deck, kakack Raden itu mau borong makanan boleh tydack?" Sela Romi dengan bahasa jametnya.
"Hm, segini cukup," Raden mengeluarkan sepuluh lembar uang berwarna merah.
"Eh, kayaknya kebanyakan deh, iya nggak dit?" ucap Abrina saat menerima uang yang lumayan banyak untuk harga makanan yang sangat receh.
"I-iya i-ini ke-kebanyakan," jawab Dito dengan nada gagapnya.
"Udah ambil aja, uang segitu mah kecil buat Raden," sela Romi
"Siapa nama Lo?" Tanya Raden pada Dito.
"Di-dito,"
"Iya lo, ini makanannya sebagian di bungkus yang sebagian kasih aja anak sini yang mau makanan," ucap Raden. Didit menjawab dengan anggukan.
"YOK-YOK, MAKANAN GRATIS NIH!" teriak Romi.
"Ikut gue yuk," ajak Raden pada Abrina.
"Tapi kan aku harus bantu Dito,"
"Bentar aja, ayok,"
"Kemana?"
"Udah ayok, ikut aja," Raden menarik tangan Abrina.
Seperti sengatan listrik yang menjalar di tangan Abrina, saat tangannya di tarik oleh Raden. Wajar saja, jangan kan bersentuhan, berinteraksi dengan laki-laki saja ia sangat jarang.
Raden mengajak Abrina berdiri di antara para penonton band. "Lo tunggu di sini bentar ya," Belum sempat Abrina menjawab, Raden sudah pergi meninggalkannya.
Tak sampai lima menit Raden sudah kembali. " Yuk ikut gue," ajak Raden.
"Kemana lagi? Di sini aja udah," jawab Abrina.
"Udah ayok," Raden menarik tangan Abrina ke belakang panggung.
"Kamu ngga bakalan macem-macem kan?" Ucap Abrina saat perasaannya tak enak.
"Engga, gue cuma mau satu macem kok,"
"Beri tepuk tangan yang meriah! Untuk band kita," suara MC mengintruksikan di panggung.
"Oke next, kali ini ada teman kita yang mau menyumbang lagu. Mari kita sambut Raden Dwi Amarta, beri tepuk tangan yang meriah,"
Seketika suara penuh teriakan dan tepuk tangan para kaum hawa.
"Lo tunggu sini ya," Raden menyuruh Abrina berdiri di samping panggung.
Raden mulai menaiki panggung, lagi-lagi suara para kaum hawa yang terkagum menggelar.
'Semangat ayang'
'gas KUA Raden'
'Raden'
Begitu kira-kira teriakan para kaum hawa.
"Pagi guys!"
"PAGI!!"
"Pagi ini, gue mau nyanyiin lagu yang sepesial, untuk orang yang paling sepesial,"
"Gue itu pasti!!"
"Halu, Lo halu!"
"Jamrud - Pelangi di Matamu, enjoy guys!"
Raden mulai memetik senar gitar yang ia bawa.
'30 menit kita di sini, tanpa suara
Dan aku resah harus menunggu lama kata darimu''Mungkin butuh kursus merangkai kata untuk bicara
Dan aku benci harus jujur padamu tentang semua ini''Jam dinding pun tertawa
kar'na ku hanya diam dan membisu
Ingin kumaki diriku sendiri
Yang tak berkutik di depanmu'Raden menengok ke arah Abrina, kemudian tersenyum.
'Ada yang lain di senyummu yang membuat lidahku gugup, tak bergerak Ada pelangi di bola matamu dan memaksa diri 'tuk bilang, "Aku sayang padamu"
"Aku sayang padamu"'Mungkin sabtu nanti kuungkap semua
Isi di hati dan aku benci harus jujur padamu tentang semua ini''Jam dinding pun tertawa
kar'na ku hanya diam dan membisu
Ingin kumaki diriku sendiri
Yang tak berkutik di depanmu''Ada yang lain di senyummu
Yang membuat lidahku gugup, tak bergerak
Ada pelangi di bola matamu
Seakan memaksa dan terus memaksa''Ada pelangi'
'Ada yang lain di senyummu'
'Yang membuat lidahku gugup, tak bergerak
Ada pelangi di bola matamu
Dan memaksa diri 'tuk bilang,
'Aku sayang padamu'
'Aku sayang padamu'Tepuk tangan yang sangat meriah di terima Raden dari para kaum hawa.
_TBC_
16 OKTOBER 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
I hate myself too
Random❛❛ Diantara luka dan lara, semoga kamu datang tak membawa nestapa ❞ __________________________________ Abrina Harsa Swastamita, Abrina yang berarti pembawa rezeki dan keberuntungan, Harsa yang berarti kebahagiaan, dan Swastamita yang berarti matahar...