48. Arta dan ceritnya

796 130 19
                                    

Happy reading !

"lo mau sampe kapan sih sembunyi sembunyi gini?" perempuan berambut coklat itu berdiri kala melihat laki laki berperawakan lebih tinggi darinya keluar kamar setelah 3 hari orang itu enggan untuk keluar.

"nanti"

"nanti nanti nanti. Itu doang jawaban Lo! Lo ga bisa terus terus lari dari masalah Daniel"

"arta. Nama gue Arta" dengan tegas laki laki bernama Arta itu memberitahu sahabat kecilnya yang selalu memangilnya dengan sebutan Daniel. Cih Daniel, manusia lemah, pengecut.

"oke, Arta. Tapi kali ini gue butuh jawaban pasti Lo, kapan? 1 bulan yang lalu Lo bilang bakal balik 3 hari yang lalu, tapi apa? Lo bahkan ga keluar dari kamar cuma buat sekedar makan dan minum pun engga. Lo ga bisa gini terus, kalo Lo takut, Lo punya gue, gue janji bakal jaga Lo sma kyak yang lo lakuin ke gue dulu. Kalo Lo lupa kita sama pengecutnya, kita terlalu takut buat ungkapin apa yang mau kita ungkapin, buat berhenti nyiksa diri sendiri seakan semua baik baik aja. Tapi liat gue sekarang bisa, karna gue coba, gue bukan lagi pengecut kaya Lo"

"Gue ga bisa ngelakuin apa apa, nya. Gue seneng karna Anya yang dulu cengeng jadi kuat tapi gue ga sekuat lo, ga sekuat yang orang lain liat, gue selalu lemah sama meraka"

Anya menghela nafas kasar, percuma berbicara dengan sikeras kepala, mereka hanya akan berdebat seperti bulan lalu.

Selesai menengguk minuman, Arta ingin kembali kekamarnya namun

Brak !

Pintu didobrak paksa oleh 2 orang berbadan besar. Dan di belakangan ada sepasang suami istri menunggu pintu itu berhasil di buka oleh orang Suruhannya.

Hanya satu kali tendangan pintu terbuka. Menampilkan ruang tamu yang sepi, dengan anak laki laki yang bediri di pantri dapur sambil memegang gelas dengan sirup jeruk dan anak perempuan yang menengok tak percaya melihat pintu.

"disini rupanya. Bawa gadis itu keluar dari rumah ini dan jangan biarkan dia masuk" perintah pria paru baya yang bertubuh atletis kepada 2 orang suruhannya

Dengan cepat Arta menaruh gelas, lalu berdiri didepan Anya sambil merentangkan kedua tangannya melindungi tubuh Anya yang bergemetar ketakutan.

"masuk kedalam kamar, kunci pintu, jangan keluar sebelum gue panggil, cepet!" perintah Arta berbisik cepat kepada Anya,ah bodoh Arta lupa Anya punya trauma ia tak bergerak tubuhnya hanya gemetar ketakutan

Bugh! bugh!
Sedikit perkelahian antara Arta dengan orang suruhan papanya, tapi percuma, tubuh Arta belum di isi asupan selama 3 hari. Tenaganya tak mampu untuk berkelahi. Anya berhasil dibawa keluar villa yang sudah Arta sewa dengan Anya selama 3 bulan kebelakang

"lepas anjing! jangan apa apa in temen gue bangsat" Arta mengamuk dalam pegangan orang suruhan papanya.

"jaga omongan kamu daniel"

"gue bukan Daniel ! Daniel udah mati ! Gue Arta !" ucap Arta dengan lantangnya

Plak !
Satu tamparan keras melayang di pipi sebelah kanan Arta.

"mulut kamu ga pernah diajarkan untuk berbicara sopan kepada orang tua?"tanya papa nya dengan mata menyalang menatap mata Arta yang tak kalah tajam.

"ga. Emng Lo berdua pernah didik gue? Bukannya Lo berdua sibuk kerja Mulu? Gue emng pernah di inget? Oh iya pernah kalo gue buat ulah, selebihnya Lo berdua kayak lupa kalo punya anak. Gue benci lahir dari hasil Lo berdua"

Bugh!
perut yang baru ia isi air bahkan tak sampai setengah gelas, di pukul kencang oleh papanya. Dan jika menanyai mamanya mana? Ia di belakang papa nya, hanya diam tanpa berniat menolong anaknya yang terjatuh di lantai. Cih orang tua macam apa mereka.

Jira - AuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang