Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Artanya selalu manis, bahkan rasanya lelah jira hilang begitu saja jika sudah dengan Arta padahal hanya menukar pesan. Katakan jika jira memang sudah benar benar bucin abis dengan arta. Bahkan percakapannya sudah berakhir tapi senyum jira masih saja mengembang di wajah cantiknya.
Begitu pun hal yang sama dengan Arta, sambil senyam-senyum Arta menentukan beberapa tema untuk photo prewedding nya dengan jira besok.
"Apaan lagi ya?" Tanya Arta sendiri sambil mengetuk pulpen di buku catatannya
Pintu yang awalnya terbuka sedikit kini terbuka lebar, pencahayaan lampu dari luar masuk kedalam kamar gelap Arta.
"Kenapa pa?" Tanya arta kepada papanya di ambang pintu
"Mau buka pintu aja"
"Gak jelas pak tua gabut banget kayaknya"
Danendra berjalan ke arah ranjang milik Arta, duduk di kasur sambil memperhatikan tubuh belakang anak tunggalnya