73. berdamai

564 111 7
                                    

Ps: ada kata kasarnya maaf kan ya guys 🙏

Happy reading !

Setelah berhasil menemukan dan mengantarkan kekasihnya dengan selamat. Arta kembali kerumahnya.

Rumah nya selalu sepi. Ya emng, dari dulu juga gitu, arta pulang tanpa sambutan, gak pulang pun gpp kayaknya.

Arta menghentikan langkahnya, telinganya menangkap suara bising dari kamar orang tuanya. Plis lah arta udah cape nyari jira terus mau istirahat, sekarang malah orang tuanya bertengkar seperti ini.

Langkah arta bawa masa bodo melewati kamar orang tuanya, tapi tidak saat Arta mendengar seperti bunyi tamparan keras dari dalam kamar di sebelah kanannya berada.

Arta membuka pintu itu, ternyata tidak di kunci. Melihat kenyataan suara tamparan itu dari sang papa menampar mamanya, emosi arta naik, keadaan lelah seperti ini harus melihat perempuan pertama di hidupnya di perlakukan seperti ini.

"anjing Lo emng, berani beraninya nampar mak gue" satu pukulan mendarat di pipi papanya ulah arta, mama terus menarik menarik arta untuk tidak ikut dalam masalah ini.

"Berani kamu smaa saya?"

"Iya. Gue gak takut sama lo. kalo pun gue harus mati di tangan Lo, setidaknya gue gak liat mak gue mati juga ditangan lo bajingan"

Arta masih suka kecolongan saat papa kasar pada mamanya. Seperti malam ini.

"Udh niel, mama gpp. Sana balik ke kamar niel" ucap sang mama sambil menarik lengan arta

Arta menepis lengannya kencang "Gue gak mau, lo aja sana ke kamar gue. Ngapain masih disini? Emang maunya dikasarin Mulu? Sekarang keluar dari sini dan pergi ke kamar arta"

Sungguh emosi arta kini tak bisa di padamkan oleh apapun.

"Memang kamu tidak tahu di untung anak durhaka, kamu gak tau kan? Lebam di pipi mama kamu itu karna apa? Lalu sekarang kamu memaki maki mama kamu?"

"Apalagi kalo bukan karna kelakuan bejat lo sama lonte ha?"

"Haha Daniel Daniel kenapa saya harus mempunyai anak seperti kamu"

"Gue juga bingung kenapa gue jadi anak dari bapak kayak Lo"

"Coba tanya mama mu tentang apa kali ini saya dan istri saya bertengkar. kamu terlalu egois daniel, kamu selalu menyalahkan orang lain tanpa kamu ketahui terlebih dahulu"

Arta menatap mamanya meminta jawaban

"Dia gak akan menjawab, jadi saya yang akan jawab. Mama kamu ingin menetang saya tentang perjodohan kamu dan rena, tentu saya tolak. Kamu tau saya sedang lelah dan pusing lalu keinginan sana di tetang oleh dia. awalnya saya diam saya juga tidak ingin selalu bermain kasar dengan kalian, tapi kalian tidak pernah mengerti saya"

"Papa yang gak pernah ngertiin kita, emang papa tau mau aku kayak apa? Mau mama kayak apa? Papa selalu mau kita ngertiin tapi gak mau coba buat ngertii kita juga. papa lebih egois dari aku"

"Saya tau mau kamu hanya bebas Arta, kamu tidak ingin saya atur. saya bebaskan kamu tapi kamu selalu melakukan kesalahan terus menerus. dan mama kamu hanya terus membela kamu, kalian terlalu naif sama smaa menjaga tapi juga sama smaa menyakiti satu sama lain"

"Papa juga naif, papa gak pernah mau lepasin aku sama mama tapi papa selalu buat aku secara pribadi muak sama sifat papa. kalau bukan karna mama aku gk akan bertahan di rumah. Oke papa tau kemauan aku tapi papa gak ngertiin itu, aku emng mau bebas tapi bukan berarti aku gak dipeduliin kayak gini, aku juga mau di perhatiin kayak anak ank lain. papa sama mama gak sadar apa aku cuma selalu cari perhatian ke kalian dengan kesalahan aku? Karna dengan itu kalian perhatiin aku, tapi lama lama aku muak kalo terus terus gitu. Arta pergi waktu itu gak cukup buat papa sama mama sadar? Iya papa gak lagi kasar sama arta kayak dulu tapi papa gak tau kan tekanan papa buat aku tertekan? Bukan itu yang aku mau. Mama juga sama. arta gak pernah mau ngelawan kayak gini kalo setidaknya biarin arta milih jalan Arta sendiri, cukup bimbing dan dukung arta. kalo emang itu salah kalian bisa tegor biar arta tau, bukan malah marah dan larang arta"

Jira - AuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang