Perjodohan.
Sebuah eksistensi yang tak luput dalam keluarga konglomerat. Bertujuan memperkuat perusahaan yang ada, dan tentunya perihal setaranya kasta dengan pasangan.
Turangga, menjadi salah satu orang yang harus memenuhi eksistensi tersebut demi memperkuat perusahaan keluarga dan mempertahankan harga diri keluarga mereka.
Lingkungan dengan serba kemewahan dan kegemilangan tersebut bukannya membuat Turangga senang, malah membuatnya terkekang. Karakter remaja bebas tidak bisa ia gunakan karena junjungan tinggi dari keluarganya.
Turangga pikir, apa yang keluarganya perintahkan masih bisa ia jalankan meski terkadang ia tidak ingin. Akan tetapi, untuk perjodohan, ia sangat menolak.
Katanya, tidak masalah jika tentang sekolah atau kegiatan sehari-harinya yang selalu diatur. Namun bila soal cinta, Turangga tidak ingin keluarganya turut campur di dalamnya.
Karena membayangkan menikah dengan seseorang yang tidak ia kenal, rasa-rasanya Turangga akan sangat membenci hal tersebut. Karena hidupnya ini bukan cerita fiksi yang dapat jatuh hati dengan orang yang dijodohkannya.
Lelaki berparas rupawan itu hanya bisa mengaduk minumannya tak minat sesudah bercerita kepada dua sohibnya. Cyan, salah satu sahabatnya itu menertawakan kesengsaraannya.
"Ketawa lo." Katanya sensi.
"Ngakak gue liat lo lemes begitu." Ujarnya disertai tawa keras yang menyebalkan.
Turangga hanya bisa mendengus, melihat sahabat satunya yang asik bermain game lewat ponselnya.
"Menurut lo, gue harus gimana, Alu?"
Alubiru yang merasa terpanggil mulai kehilangan fokus bermainnya, ia akhirnya memilih meladeni Turangga. "Cari pacar."
"Tiba-tiba?" Ujar Turangga tak paham, Cyan juga nampak penasaran.
Alubiru mengedikan bahunya, keluar dari permainan dengan cara mematikan ponselnya. "Menurut gue aja ini mah, ya. Lo harus cari pacar, atau paling mentok ajak mantan balikan. Biasanya kalo udah begitu perjodohan suka dibatalin."
Cyan menyemburkan tawanya. "Anjirlah! Lo lupa apa si Tura jomblo dari lahir. Dia mana ada mantan, anjir."
"Lah iya ya." Balas Alubiru baru ingat.
Turangga memasang wajah masam. "Sialan. Pada nggak ngaca ya lo berdua." Ia melanjutkan, "Terus gimana ini? Jangan ngejek doang elah, bantuin kek."
"Itu tadi gue udah kasih saran, Tura. Budek apa gimana lo?" Balas Alubiru.
"Ya, maksudnya jangan kayak begitu juga, Alu. Gue nggak mau mainin hati cewek cuman buat bebas dari perjodohan." Bela Turangga.
"Yaudah sih. Gue juga nggak kepikiran jalan keluar lain." Balas Alubiru sambil menyantap makanannya yang mulai mendingin.
"Cyan, lo nggak ada niat kasih saran apa? Dari tadi cengengesan aja lo mah gue liat liat."
"Sensi amat lo sama gue. Heran."
Turangga hanya bisa menghela nafasnya panjang. Merasa percuma mengajak kedua sahabatnya kumpul tapi masalahnya tak kunjung memiliki titik terang.
Cyan berpikir sejenak. "Tapi gue setuju juga sama saran Alu. Coba lo pikir, keluarga lo pasti batalin penjodohannya kalo lo punya pacar. Lagian mereka nggak seketat itu sama lo kan? Dan gue rasa, ide Alu bakal berhasil."
Turangga jadi merenung mendengarnya. Ini termasuk pilihan sulit antara berpacaran tanpa perasaan atau dijodohkan tanpa cinta. Namun bagi Turangga, opsi pertama terdengar lebih baik.
Karena bila keluarganya sudah memutuskan untuk membatalkan perjodohannya, ia bisa langsung minta putus dan berterimakasih. Jadinya tidak ada yang merasa dipermainkan.
"Tapi gue nggak punya kenalan cewek." Ujar Turangga yang diberi seringai dari Alubiru.
"Tenang, gue kenal satu cewek. Dijamin dia mau jadi pacar lo, dan bantuin lo buat bebas dari perjodohan itu. Tapi kalo mau gampang ngajaknya, lo cuman perlu kasih dia sesuatu."
"Kasih apaan?" Tanya Turangga dan Cyan barengan.
Alubiru main-main, ia menatap keduanya bergantian. "Uang."
[ Conglomerates and The Poor ]
A/N:
karena gemes sama ship ini,
akhirnya saya memutuskan
menjadikan mereka salah sekian
dari banyaknya visualisasi di series
pertama dari Universe Of Love ini.i hope you like it guys.
👇 Turangga 👇
see you when i see you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Conglomerates and The Poor
FanfictionHemat ala Kapisa itu dengan cara pacarin cowok kaya. Matre? Bukanlah! Itu namanya realistis. Seri pertama dari : Universe Of Love - © 2022, ontyapin.