08. Beberapa Saat Lalu

530 121 15
                                    

"Nggak, gue nggak kenapa-napa. Btw, kenapa lo yang bawa mobilnya Alubiru?"

Dalam sekejap, bibir yang melebar itu terkatup secara sempurna. Tiba-tiba teringat kejadiannya bersama para sahabatnya pada beberapa saat lalu.

Ketiga langkah kaki itu berjalan selaras menuju parkiran. Turangga dengan wajah repangnya, Alubiru dengan senyum menggoda melontarkan kalimat manis kepada cewek yang dilaluinya dan Cyan dengan ekspresi ramahnya sembari memegang tali tas di kedua sisi.

"Hokki nggak?"

Hokki, warung sederhana tempat GF nongkrong sampai nggak tahu waktu dan lupa punya rumah yang ukurannya jauh lebih gede dari warung Hokki.

"Gas aja gue mah." Ujar Alubiru menjawab pertanyaan Cyan.

Alubiru sempat memberikan kedipan kepada cewek yang sudah berhasil ia buat bersemu itu, sebelum akhirnya bertopang tangan pada bahu Turangga. Mengajaknya berbicara.

"Kalo gitu lo ikut." Katanya tanpa persetujuan. Turangga juga nampak acuh akan keputusan sepihak Alubiru, tidak mempermasalahkan.

Prinsip mereka; kumpul bertiga atau tidak sama sekali.

Saat hampir sampai mobil, tatapan Turangga tak sengaja jatuh pada sosok gadis yang sedang berdiri di pinggir jalan disertai wajah gelisahnya. Tatapannya berubah, tidak setajam diawal.

Alubiru berbicara lagi sembari menekan tombol pada kunci mobilnya. "Mau ikut gue atau Cyan?"

Tanpa menjawab, Turangga malah merebut kunci mobil lelaki itu yang sukses membuat Alubiru kaget sesaat. Berteriak marah ketika setelahnya Turangga langsung berlari masuk ke dalam mobilnya dan menjalankannya.

"Woy, anjing! Apa-apaan lo?!"

Kaca mobil itu terbuka, memunculkan kepala Turangga. "Gue pinjem dulu! Lo pulang bareng Cyan! Nongkrongnya nanti aja!"

Cyan diam saat mobil itu melewati dirinya sedikit mengebut. Menoleh kearah Alubiru yang sedang mengumpati Turangga dengan segala macam nama-nama binatang, terlampau kesal akan sikap tak jelas sohibnya.

"Alu."

Panggilan Cyan membuat Alubiru berhenti mengumpat.

"Apa?!" Balasnya sewot.

"Masih inget nggak? Terakhir kali Tura nyetir mobil itu, dia nabrak tong sampah ampe kelempar ke dagangan orang." Cerita Cyan memutar memori Alubiru agar ingat kejadian yang dimaksudnya.

Lelaki itu jadi menjambak rambutnya sendiri dengan panik sambil menatap Cyan memelas. Alubiru berkata cemas, "Terus, kalo ada apa-apa sama mobil gue gimana, bangsat?!"

Cyan melotot, menggeplak kepala Alubiru tak santai. "KHAWATIRIN TURA, GOBLOK! BUKAN MOBILNYA!"

Turangga menghembuskan nafasnya untuk menenangkan diri. Ia lantas tersenyum manis dan melirik Kapisa yang sedang menanti jawabannya.

"Ah, soal itu. Alu katanya lagi males nyetir, jadi dia nyuruh gue buat bawa mobilnya." Alasannya mencoba terlihat menyakinkan.

Turangga menatap depan, menunjuk ke suatu arah. "Itu bukan tempatnya?"

"Iya." Angguk Kapisa melihat kearah yang Turangga tunjuk.

Akhirnya mobil berhenti dekat gerbang Sekolah Jaya Gantari. Sebuah sekolah kalangan elit namun kedua adik kembar Kapisa dapat masuk lewat beasiswa dua-duanya.

"Makasih, ya. Gue duluan." Pamit Kapisa tanpa menunggu balasan Turangga.

Mulut yang sudah terbuka itu tertutup kembali, tangan kirinya tergantung diudara. Tak sempat menahan. Langkah yang Kapisa ambil cukup cepat dan lebar hingga membuat Turangga tidak bisa menatap gadis berbadan mungil itu lama-lama, sebab sudah hilang dipandangnya duluan.

Tidak menoleh ke belakang sama sekali, itulah yang Kapisa lakukan. Terus berjalan lurus dan mengabaikan Turangga. Sedikit lebih lama bersama dengan Turangga, Kapisa tidak tahu pikirannya akan berbicara apa lagi. Mungkin ia akan mulai hilang kewarasan.

[ Conglomerates and The Poor ]

kuncinya, sabar.
lagi di pertengahan
semester jadi lagi
sibuk-sibuknya saya tuh.

jadiii, maaf sekali kalo
memang supeeerr slow update.

semoga sehat selalu, ya.

semoga sehat selalu, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

see you when i see you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

see you when i see you.

Conglomerates and The PoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang