8.SALAH PAHAM

149 147 210
                                    

Heyoo sebelum lanjut klik bintang ya pren:v

Semoga kalian suka cerita aku. Aamiin

***

SENJA berganti dengan malam, bintang-bintang mulai muncul menghiasi sang langit yang kesepian.
Fara dan Gani sedang menonton televisi diruang tamu. Kadang mereka saling berdebat hanya karena saluran tv yang mereka tonton. Lihatlah mereka seperti Tom and Jerry

"Ih kak siniin remotnya, Fara mau liat flm kesukaan Fara," Seru Fara sambil merebut remot itu dari Gani.

Gani terus menggenggam erat remot itu. "Gue mau nonton bola Ra. Kalau lo mau nonton ya tinggal di laptop napa."

Fara menggeleng dan terus berusaha merebut remot itu. "Sini kak, ngalah dong sama bocil."

"Gantian lah bocil yang ngalah,"

Linda dan Farhan baru saja turun dari lantai atas dengan pakaian yang rapi. Mereka mendapati dua anaknya yang tidak akur. Linda hanya geleng-geleng kepala karena sudah biasa melihat itu.

"Gani ngalah dong sama adiknya," Seru Farhan.

Gani dan Fara menoleh kepada dua paruh baya itu. "Sekali-kali Fara yang ngalah napa Pih."

Fara melihat orang tuanya dari atas sampai bawah. Fara menaikan alisnya bingung. "Mamih sama Papih mau pergi kemana?"

"Dinner dong yakan mih," Ucap Farhan merangkul Linda.

"Mohon maaf disini masih ada anaknya, jadi jangan tebar keuwuan." Cibir Gani.

"Iri aja kamu Gan," Ucap Farhan. Linda mencubit perut Farhan yang ngomong asal-asalan begitu.

Linda lantas menatap Fara. "Kamu sama kak Gani gak mau keluar Ra? Besok kan Gani sama Papih pergi ke luar negeri lagi."

Fara melotot kaget. Bagaimana bisa? Padahal tadi pagi mereka baru sampai, dan besok harus berangkat lagi. Fara menatap Gani dan memukul lengan pria itu.

"Kakak kok tega si mau pergi tinggalin Fara lagi. Padahal kak Gani sama Papih baru pulang," Rengek Fara.

Farhan dan Linda pergi meninggalkan mereka berdua. Mungkin Gani perlu waktu untuk menjelaskan kepada adiknya.

Gani tertawa pelan sebelum menjawab pertanyaan adiknya. "Gue enek liat muka lo Ra." Canda Gani.

Fara justru menangis dan memeluk pria itu sangat erat. Rasanya berat jika harus ditinggal lagi oleh orang yang ia sayang.

"Kakak ih gak lucuuu," Ucap Fara yang kini justru sudah terisak.

Gani melonggarkan pelukannya dan menangkup wajah Fara dengan tangan kekarnya. "Dengerin kakak Ra," Gani menjeda ucapannya.

"Papih itu sibuk. Banyak kerjaan yang harus dilakukan dan itu nggak bisa Papih serahkan kepada orang lain. Sedangkan kakak harus persiapan buat wisuda bulan depan Ra." Jelasnya.

"Kenapa kak Gani nggak kuliah disini aja hiks,"

Gani menghapus air mata yang terus mengalir itu. Ia sangat tidak suka melihat adiknya meneteskan air matanya walau setetes saja.

"Udah ya, mending kita keluar cari makan aja yuk," Ajak Gani mencoba mengalihkan Fara

***

Fara menggerutuki dirinya sendiri. Saat tadi Gani bertanya tempat makan yang enak justru Fara memberitahu arah ke cafe Nathca.
Pasalnya dulu hanya cafe itulah yang sering Fara kunjungi bersama teman-temannya. Setelah lama tidak melihat laki-laki yang ia hindari, sekarang malah dirinya yang datang padanya.

Bukan Fans [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang