Hallo Pren! Jum'at Berkah nih.
Selamat datang dicerita 'BUKAN FANS'
JANGAN LUPA FOLLOW
JANGAN LUPA VOTMEN
Sudahkah? Terimakasih banyak»
Silakan mengambil tempat yang nyaman untuk membaca.
***
"Loh mamih mau kemana?"
Pagi-pagi seperti ini Linda sudah siap dengan pakaian rapi bisa dibilang jarang sekali Linda memperhatikan apa yang ia kenakan. Fara menuruni anak tangga menghampiri Linda diruang tengah. Ia melebarkan senyum dibibirnya saat dihadapan Linda.
"Mamih mau ketemu sama temen mamih Ra, oh ya mamih juga lupa gak bikin sarapan buat kamu tadi. Jadi kamu sarapan disekolah saja ya."
"Oke mamih hati-hati dijalan," Fara mencium punggung tangan Linda sebelum wanita itu pergi.
Fara mengambil sepatu favoritnya yang berwarna lilac dengan hiasan unicorn. Ia segera mengikat tali sepatunya dan bersiap berangkat sekolah. Fara menutup pintu dan segera menguncinya. Langkahnya terhenti kala ponselnya berdering.
"Dia dapet nomor gue dari mana?" Monolognya sendiri.
Fara menaikan bahunya acuh. Ia tidak akan mau ambil pusing. Toh jika Sesa ingin berubah lebih baik bukankah itu bagus. Setidaknya orang kayak Sesa di SMANSA berkurang satu ya walaupun masih banyak mulut netizen disana.
***
Keadaan seisi kelas kini sangat gaduh. Banyak yang berteriak menyampaikan penapat, banyak yang pada nyanyi gak jelas, ada juga yang tiduran dilantai dengan bantal tas mereka. Haha random memang, justru suasana seperti inilah yang nanti bakal dirindukan ketika mereka semua sudah lulus."Woi pak ketu besok kita mau bikin apa," Teriak salah satu siswa bernama Raka
"Cendol." Jawab Fahmi selaku ketua kelas
"Yaelah bikin yang lebih berkelas kek," Protes salah satu dari mereka.
"Cendol itu paling the best udah. Bikinya juga kagak ribet-ribet amat. Lo semua jangan mempersulit kalau ada yang lebih mudah paham!"
Jika Fahmi sudah berkata demikian tidak ada yang bisa melawan. Aura Fahmi memang beda jika sudah dalam mode dingin dan datar ditambah matanya yang tajam seolah bagaikan pisau yang menusuk tubuh mereka.
"Cakep pak ketu. Lo bisa bikin semua diem, kuping gue mau meledak dari tadi denger mereka ngoceh," Ujar Nayla mengacungkan jempolnya.
Fahmi menarik dua ujung bibirnya keatas. Siapa saja yang melihat bisa langsung jatuh hati padanya. Jarang sekali pak ketu mereka yang ganteng ini tersenyum, entah ada beban hidup apa yang dia pikul di bahunya. Setiap harinya Fahmi memasang wajah masam kusut seperti pakaian belum disetrika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Fans [ON GOING]
Teen FictionFara Dasha Naviska. Gadis SMANSA yang menyukai laki-laki yang sedikit lebih dewasa darinya. Fara terus-menerus mengejar laki-laki itu, sehingga sering dibilang Fans. Kisah cinta nya tidak berjalan dengan sempurna, banyak sekali rintangan yang harus...