15.INCIDENT

69 48 110
                                    

UNTUK KALIAN PEMBACA LAMA PASTI AKAN MENDAPAT KE GANJALAN JIKA MEMBACA CERITA INI.

Jadi jika kalian mempunyai beberapa pernyataan sebaiknya dipendem dulu ya,

bakal ada penjelasannya di bagian bawah.

JANGAN LUPA FOLLOW>>

JANGAN LUPA VOTMEN>>

Sudahkah? Terimakasih banyak»

Silakan mengambil tempat yang nyaman untuk membaca.

Silakan mengambil tempat yang nyaman untuk membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Acara Bazar berlangsung dengan meriah. Banyak dari sekolah lain mampir kesini walau sekadar mencicipi camilan ringan. Tanpa diduga es cendol milik kelompok Fara dan kawan-kawan habis terjual.
Rada heran si, cendol itu kan minuman yang pasti semua orang sudah pernah meminumnya, dan kadang juga di pinggiran jalan banyak sekali yang berjualan cendol.

"Capek ya bund," Ledek Nayla yang melihat Fara duduk dikursi tak jauh dari Stan cendol mereka dengan nafas ngos-ngosan.

"Lo mah enak Nay tinggal duduk layani pembeli, lah gue,"

Tentu saja capek. Fara harus bolak balik untuk menyiapkan semuanya, dimulai dari membeli gelas plastik, sedotan,dan perlengkapan lainnya.Bahkan Fara yang disuruh untuk menatanya ditempat yang sudah disediakan. Salahkan saja Fahmi. Udah tau siswa yang bertugas membawa itu semua tidak berangkat, seharusnya ia segera bertindak tadi sebelum acara dimulai.

Dan kenapa dari banyaknya orang dikelas laki-laki itu menyuruh dirinya untuk bolak-balik kesana kemari? Kurang kerjaan aja tuh ketua muka datar.

"Nih Ra gue ambilin minum buat lo, sory cendolnya habis jadi gue beli ini dikantin," Tiba-tiba Sesa datang dan menyodorkan air minum.

Saat Fara hendak mengambilnya, dengan cepat Nayla meraihnya terlebih dahulu. Dan sekarang gadis itu menatap tajam Sesa. Entah kenapa suasana disekitar tiba-tiba menjadi panas, bahkan suara gemuruh petir seakan terdengar di siang-siang begini.

"Ada niat jahat apalagi lo baik kayak gini!?'' Tuduh Nayla.

Sesa menggeleng." Gue beneran mau berubah kok."

"Yaelah Nay siniin minumnya gue haus," Fara merebut air itu dari Nayla.

"Tapi Ra—

"Udah diem." Potong Fara.

Fara membuka tutup botol itu. Dan saat dirinya hendak meneguknya ada tangan yang menahan pergerakan Fara. Lantas Fara mendongak. Oh Tuhan siapa yang mengganggu lagi. Tenggorokan Fara bahkan sudah kering seperti di padang pasir.

"Sini jangan diminum," Rebut Bara.

"Gue haus Bar." Keluh Fara sembari mengelap keringat yang turun.

Bukan Fans [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang