9.DUDA

145 127 187
                                    

Heyoo sebelum lanjut klik bintang ya pren:v

Semoga kalian suka cerita aku.
Aamiin

Aamiin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Papih sama kak Gani jangan pergi," Rengek Fara.

Sekarang Fara sudah menahan tangan kedua laki-laki itu. Hatinya tidak rela jika harus ditinggal lagi. Apalagi mereka baru pulang kemarin tapi sekarang mereka akan meninggalkan Fara dan Linda lagi. Kedua laki-laki itu harus membuat Fara mengerti jika tidak Fara akan terus merengek seperti ini.
Ayolah betapa kangennya Fara pada mereka.

Farhan memeluk putrinya. "Tuan putri Papih jangan sedih. Papih sama Kak Gani cuma tinggal beberapa bulan disana, setelah itu kita bakal kumpul bareng-bareng lagi," Ucap Farhan berusaha menenangkan.

"Tapi lama hiks," Entah sejak kapan air mata Fara turun membasahi pipinya.

"Cuma sebentar sayang. Disini juga ada mamih yang nemenin Fara."

Farhan melepaskan pelukannya dan beralih ke Linda. "Kamu baik-baik ya disini. Sebentar lagi pasti aku pulang."

Farhan lalu mengecup dahi Linda lama. Sedangkan Gani ia mendekat ke arah Fara hatinya sakit. Sudah ia bilang kan, melihat Fara menangis saja bisa menggores hatinya. Gani sangatlah menyayanginya.
Menurut Gani Fara adalah perempuan yang istimewa dalam dirinya, bukankah semua kakak akan memperlakukan adiknya seperti itu.

"Cil,"

Fara masih enggan menatap Gani. Sebenarnya ia sangat kecewa dengan keadaan. Keadaan yang memaksakan mereka melakukan ini. Mengapa semesta tega melakukan ini padanya. Gani merentangkan tangannya menyambut pelukan dari sang adik tersayang.

"Lo yakin gak mau peluk gue sebelum gue pergi?" Tawar Gani.

Fara menggeleng. Walau dalam hatinya ia ingin mengikat Gani supaya tidak pergi kemana-mana. Menggembok dirinya supaya tidak bisa keluar sejengkal pun dari dalam rumah. Namun Fara juga tidak bisa egois saat ini.

"Ya udah kalau gak mau," Saat Gani berbalik dan hendak pergi Fara langsung memeluk Gani dari belakang.

"Hiks jangan pergi kakk." Lirih Fara.

Gani berbalik dan memeluk Fara dari depan. Saat ini Gani sebenarnya juga ingin menangis, tetapi ia urungkan. Ia harus berusaha kuat supaya bisa menguatkan Fara dan Mamihnya. Ia anak laki-laki, dirinya tidak boleh terlihat cengeng sekarang.

"Sebentar doang Ra,"

"Nggak mau kak Gani pergi hiks. Nanti Fara sama mamih sendirian lagi."

Gani tersenyum jahil. "Oke nanti gue pulang bawa kakak ipar buat lo supaya bisa nemenin lo sama bunda."

"Bawanya gak boleh yang lebih cantik dari Fara."

"Kenapa?" Tanya Gani melihat wajah gemas adiknya.

"Intinya gak boleh! Cuma Fara dan Mamih yang paling cantik di hati kak Gani."

Bukan Fans [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang