21. dinner with husband

30.3K 2.4K 118
                                    

Happy reading!

•••

Saat jam istirahat Camelia dan Nastar berada di kantinnya, namun selalu saja ada yang menganggu ketenangan mereka, trio cabe kembali datang setelah liburannya selesai.

BRAK

Camelia yang sedang makan itu pun mengangkat pandangan dan menatap tiga perempuan yang menganggu ketenangannya saat makan.

"Apasih lo?! demen amat ganggu gue!" sarkas Camelia dengan memutar bola matanya malas.

"Kenapa balik si lo? ga usah balik kali, tenang sekolah tanpa muka lo bertiga!" ketus Nastar.

"Bacot! gue ga akan pernah biarin anak yatim ini bahagia hahahah!" ucap Laras dengan tertawa.

BRAK

Nastar berdiri dengan mengebrak meja, ia memberi pandangan tidak suka pada ketiga perempuan yang selalu merendahkan sahabatnya.

"Bisa gak sih mulut lo di jaga?" Nastar ingin menjambak rambut Laras namun di tahan oleh Camelia.

"Gue aja," ucap Camelia pada Nastar, lalu ia berdiri di hadapan ketiga perempuan tersebut dengan bersekap dada.

"Kenapa sih? mau juga gabung jadi yatim? biar bapak lo ama bapak gue ngopi di atas, mau?" ucap Camelia santai dengan tertawa kecil.

"Dih? ogah gue makan uang sumbangan kek lo!" sahut Laras menatap Camelia sinis.

"Kalo mau uang sumbangan ngomong dong, jangan sewot begitu." ucapnya dengan menepuk bahu Laras yang langsung di hempaskan oleh Laras.

"Jangan sentuh gue, bitch!"

Camelia tertawa keras mendengar ucapan Laras, dan mendekatkan bibirnya pada telinga Laras. "Aduh, lagi nyindir diri sendiri? yang bitch gue apa lo? yang suka di tidurin om-om gue apa lo?" bisik Camelia membuat Laras meneguk salivanya dan mendorong Camelia.

"Mulut lo di jaga!" ucapnya dengan tangan yang mengangkat ingin menampar Camelia, namun tangannya di tahan seseorang.

"Jangan pernah sentuh Camelia pake tangan murahan lo, bitch!" ucap Elbarack dengan penuh penekanan, dan menghempaskan kasar tangan Laras.

"Siapa sih lo? adik kelas aja belagu lo! ohh gue tau, lo pacarnya cewe murahan ini?" ucap Laras dengan tawanya.

"JANGAN PERNAH LO BILANG CAMELIA MURAHAN, BITCH!" sentak Elbarack membuat suasana menjadi hening.

Camelia menarik lengan adik sepupunya itu, dan memberikan isyarat jika ia baik-baik saja.

"Gue bisa ngatasin ini sendiri, Bar." bisik Camelia.

"Gue punya tanggung jawab jaga lo, Ca. Bang Rakha sama yang lainnya pasti juga akan marah kalo tau lo di rendahin." ucap Elbarack.

"Makanya lo diam-diam aja, gue ga papa." ucapnya.

"Ca," panggil laki-laki yang baru saja datang membuat Camelia menoleh dan mengusap tekuk lehernya.

"Aduh, datang lagi ni dua laki!" gerutu Camelia.

"Ngapain lo berdua? gue gak papa." ucapnya sebelum kedua sepupunya itu berbicara.

"WOW! hebat. perempuan satu ini banyak juga ya cadangannya? seperti yang kalian lihat, tiga adik kelas kita ini." ucap Laras dengan menatap semua siswa siswi yang berada di kantin tersebut.

"Berapa semalam sih?" tanya Laras dengan memajukan tubuh namun lebih dulu di dorong oleh Fahrenzi.

"Jangan macam-macam lo!" ucap Fahrenzi dengan tatapan tajam.

CARAKHA (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang