Happy reading!
•••
Hari ini harus di abadikan, karena bagi seorang Camelia, hari ini hari yang sangat mebanggakan untuk dirinya, karena telah berhasil bangun lebih awal, namun dirinya bangun bukan karena diri sendiri akan tetapi polisi yang selalu menyuruhnya bersikap displin.
Lelaki itu tadi menelfon Camelia tepat pada jam lima pagi, membuat gadis itu dengan terpaksa membuka mata walaupun sempat berkali-kali tertidur kembali.
Dan kini gadis itu telah siap untuk berangkat ke sekolah, saat membuka pintu rumahnya, ia dapat melihat laki-laki dengan seragam khasnya.
Pria tersebut terlihat sangat tampan menggunakan seragamnya, bentuk wajahnya yang nyaris sempurna, dan juga harum maskulin yang sangat menyeruak dari lelaki itu.
"Gue nggak mau di antar." ucap Camelia sebelum lelaki itu mengeluarkan sebuah kata yang sudah ada di pikiran Camelia lebih dulu.
"Saya akan antar kamu ke sekolah."
"Gak usah astaga. Saya bisa kok, nih saya udah ada helm, saya ga telat, jadi ga bakal nerobos lampu merah." ucap Camelia meyakinkan.
Rakha tetap mengelengkan kepalanya, yang membuat Camelia menggurutu, kapan lelaki ini membiarkan dirinya tenang sejenak, rasanya bagi seorang perempuan seperti gadis ini yang terbiasa apa-apa sendiri jadi merasa kesal jika sekarang harus apa-apa dengan lelaki itu.
Bahkan jika waktu ingin di putar kembali, ia memilih meminjam uang dari kerjaan atau temannya untuk membayar denda di banding menerima tawaran menjadi istri dari polisi tersebut, karena Camelia merasa menjadi seperti berada di dalam penjara.
"Serah deh, serah lo!" ucap Camelia kesal.
Rakha pun membukakan pintu mobilnya, Camelia masuk dengan wajah yang di tekuk. sepanjang jalan hanya di isi dengan keheningan.
Hingga mereka sampai di sekolah Camelia, dan benar, semua kini pada menatap mobil Rakha, yang membuat Camelia malas untuk turun.
"Kan, Pak, saya udah bilang. Aturan jangan antar saya. Mending kalo mau antar pake momo aja deh. Saya malas kalo di rudung pertanyaan." ucap Camelia kesal.
Rakha pun menghela napas dia membuka pintu mobilnya, dan turun. Setelahnya dia mengitari mobil, dan membukakan pintu untuk Camelia.
"Ayo turun," ucap Rakha saat membukakan pintu, namun Camelia menolaknya.
"Gak mau!" tolak Camelia kesal.
Rakha mengambil tangan Camelia, dan membawanya untuk keluar, Camelia pun pasrah. Saat Camelia turun, mulai lah bisik-bisik terdengar di kuping Camelia dan Rakha.
Rakha merapikan rambut Camelia yang terlihat berantakan.
"Gini, cantik." ucap Rakha setelah merapikan rambut Camelia yang sedikit berantakan, namun ucapan Rakha membuat Camelia melotot.
"Jadi tadi gue nggak cantik gitu?!" ucapnya dengan melotot.
"tidak gitu maksud saya, kalo lebih rapi, lebih cantik." ucap Rakha.
"Alah! ngeles lo! kalo gue ga cantik, ngomong aja sih!" ucap Camelia sinis.
Rakha menghela napas. "Cantik, cantik banget." ucapnya, Camelia memutar bola mata malas.
"Maaf ya? cantik kok, cantik banget." ucap Rakha yang melihat wajah judes Camelia.
"Masuk ya, saya mau kerja. Jangan cemberut, saya tidak tenang mau pergi kerja." ucap Rakha.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAKHA (selesai)
Novela JuvenilFOLOW SEBELUM MEMBACA! "Saya minta kamu jadi istri saya!" sebuah kalimat yang merubah kehidupan seorang gadis dalam waktu yang sangat singkat. ••• Mengandung perbucinan tingkat dewa! 13+ Rank. #1 in polisi [ 03/03/22] #1 in polisi [ 02/03/22] #1...