34. Polisi cengeng

26.2K 2.1K 120
                                    

Happy reading!

•••

Setelah selesai berenang tadi, pasangan suami istri tersebut mandi dan berganti pakaian untuk ke rencana selanjutnya, namun karena mereka melihat waktu yang di perkirakan tidak akan cukup, mereka langsung sepedaan.

Di sorenya hari ini, kedua pasangan tersebut nampak terlihat sangat bahagia dengan mengintari komplek rumahnya dengan sepeda masing-masing.

"Sayanggg kejar kakak kalo bisa," ucap Rakha dengan melajukan sepedanya, Camelia pun mendengus dan langsung mengejar suaminya itu, namun saat ia mengejar suaminya tidak sengaja ada sepeda motor dari lawan arah yang sepertinya remnya tidak terkendali sehingga menabrak Camelia.

Rakha yang mendengar suara teriakan istrinya pun menoleh, betapa terkejutnya ia saat melihat istrinya telah terduduk lemas. Tanpa pikir panjang Rakha pun langsung memutar balik sepedanya dan menyusul istrinya itu, setibanya ia di tempat, ia langsung mendekati istrinya.

"Sayang, kerumah sakit ya?" ajak Rakha dengan mengecup kening istrinya.

Camelia mengelengkan kepalanya. "Nggak kak, aku baik-baik aja," ucapnya dengan tersenyum.

Rakha mengalihkan pandangan pada kedua lelaki yang juga terjatuh dari motornya dengan posisi masih terlihat baik baik saja.

Rakha kembali meneliti tubuh istrinya dan melihat apakah ada luka di tubuh istrinya, namun saat melihat kaki istrinya ia terkejut, karena kaki istrinya luka dan banyak mengeluarkan darah.

"Sayangggg? kaki kamu? ayo kita ke rumah sakit!" ucap Rakha panik tidak dengan Camelia yang hanya tersenyum.

"Nggak papa ini kak, tadi cuman kemasuk di roda motornya," ucapnya santai membuat mata suaminya itu membulat sempurna.

"Kamu bilang cuman? yaAllah sayang, itu bahaya loh!" ucap Rakha geleng-geleng kepala tidak habis pikir dengan istrinya ini.

"Kakak mau nelfon Raksa buat ngurusin dua orang ini," ucap Rakha drngan mengeluarkan ponselnya namun gerakannya di tahan oleh istrinya.

Camelia mengelengkan kepalanya. "Kak, aku nggak papa serius, jangan di perpanjang ya? masa apa-apa mau di urusin di kantor?" ucap Camelia menenangkan suaminya.

"Iya lah harus, siapa pun yang nyakitin istri saya berhak dapat hukuman, termasuk diri saya,"  Camelia tersenyum mendengar penuturan suaminya.

"Iya aku tau, cuman udah ya? aku nggak papa, jangan di perpanjang oke?" Camelia kembali menyakinkan suaminya yang terbakar emosi.

Rakha menghela napas dan mengangguk membuat istrinya itu tersenyum.  "Lain kali anda kalo bawa motor yang bener!" tegas Rakha pada kedua laki-laki tersebut lalu langsung mengendong istrinya dan membawa pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah Rakha, Rakha membawa istrinya ke kamar dan merebahkannya di ranjang, lalu ia berlalu pergi ke dapur untuk mengambil sesuatu.

Rakha kembali ke kamar dengan membawa kotak P3K dan sebaskom air dengan kain bersih. Camelia memperhatikan suaminya yang sedang mengobati kakinya, namun ia melihat air mata yang mengalir di pipi suaminya membuat dirinya terkejut.

"Hei, kok nangis?" tanya Camelia dengan bangkit dan bersandar pada kepala ranjangnya.

"Nggak sayang," ucap Rakha tersenyum dengan masih fokus mengobati kaki istrinya.

"Bohong, itu air matanya,"

Rakha pun yang tidak bisa menahan langsung mendekat pada istrinya dan memeluk ceruk leher istrinya. "Aku ga tega liat kamu sakit sayang, pasti kakinya sakit banget ya? maaf yaaa karena aku kamu jadi sakit begini, aku juga ga becus jaga kamu, maaf banget sayang... kamu marah sama aku ya? sakit banget kan sayang? maafin aku," ucapnya di ceruk leher istrinya membuat istrinya itu tersenyum.

CARAKHA (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang