10 || Gay-ilan

9K 470 82
                                    

Tekan bintang, tinggalin jejak nya bestie♡︎♡︎

Happy reading

𝓖𝓪𝔂 -𝓲𝓵𝓪𝓷

"Tidak menjawab? baiklah."

Apaan itu? seenaknya saja Dylan memutuskan tanpa menanyakan pendapat nya terlebih dahulu. Dia mana mau memberikan first kiss nya pada sembarangan orang, termasuk Dylan yang bahkan tidak ada hubungan dengan nya.

Saat wajah itu hampir menyentuh bagian wajahnya, Qilla mendaratkan salah satu tangan nya, menahan wajah tampan itu semakin mendekat.

"Dylan, lo apaan sih?!" Qilla memundurkan tubuhnya, sedikit menjauh dari Dylan, tatapan nya menajam.

Dylan diam, saat ini jarak mereka tidak sedekat tadi. Tapi, laki-laki itu kembali mendekat, membuat Qilla mundur perlahan. "Diam ditempat atau detik ini juga lo bakal gue cium!" ancamnya.

Ancaman itu terdengar serius tanpa ada candaan didalamnya. Qilla mendadak takut, ia menghentikan langkahnya. Iris abu-abu milik Dylan terus menatap gadis didepan nya itu.

"Anak pintar!" Tangan berurat milik Dylan mendarat di kepala, mengelus helaian rambut hitam kelam nya. Tatapan Dylan sedari tadi hanya Datar. Ingat , datar diselingi smirk di bibir yang menggoda itu.

Tak lama, tangan nya beralih mengelus pipi Qilla yang empuk. "Ingin berciuman?" Ehh? Dylan bernegosiasi? Baru saja Qilla mengeluarkan penolakan, Dylan langsung menyentil pelan bibir Qilla hingga sang korban mendengus.

"Gue gak suka dengar penolakan dari bibir lo." Kata Dylan berlalu dari sana.

Laki-laki itu mengambil sesuatu di kulkas, lalu kembali mendekati Qilla. Hanya jus apel yang ditaruh di gelas kaca, sepertinya Dylan sering membuat jus dan meletakkan nya di kulkas. Karna bisa dilihat, berbagai macam buah tersedia banyak di kulkas milik Dylan. Qilla sempat melirik tadi.

"Dylan, lo aneh. Sungguh!"

Dylan tetap tenang dengan ekspresi datarnya, tak menanggapi. Sesaat, dia meminum jus itu, lalu memberikannya pada Qilla. "Minum!"

Bingung, apa maksudnya? Qilla bertanya tanya.

"Gue tau lo haus," benar juga, Qilla langsung meraih jus itu. Untuk yang ini, Qilla tidak akan menolak, ah biar saja dia di cap tidak sopan. Toh, Dylan sendiri yang menawarkan.

Setelah Qilla menghabiskan jus itu hingga tandas, dia kembali menatap Dylan menuntut.

"Kenapa?" tanya Dylan, sedari tadi Qilla selalu menatap nya seolah olah meminta penjelasan.

"Ok, gue rasa lo beneran aneh, gue nggak cuma sekedar ngomong tapi ini kenyataan nya Dylan. You're a freak!" 

Dylan gay, itulah kata orang orang. Tapi barusan dia tak seperti yang di bicarakan orang-orang. Qilla bisa lihat dengan jelas, di mata laki-laki itu terdapat gairah.

"Jangan terlalu dipikirkan," katanya sembari berlalu dari sana.

Dylan beranjak menuju pantry, mengeluarkan beberapa peralatan, bisa ditebak pria itu tadi keluar untuk membeli kebutuhan dapur yang telah habis.

"Dylan, lo ga mau jelasin sesuatu gitu?" Qilla terus saja bertanya, meminta penjelasan dari pertanyaan tadi tetapi Dylan justru mengabaikan dan sibuk mengurusi peralatan dapur.

Semua barang yang tadi Dylan beli sudah tersusun, hanya sekotak ice cream stroberi yang tersisa di tangan berurat itu.

"Ambil!" Dylan melempar kotak itu dan untung nya ditangkap dengan baik oleh Qilla.

Gay-ilan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang