19 || Gay-ilan

6.1K 377 10
                                    

Spill lagu yang sedang kalian dengarin saat ini.

me : Like i need u - Keshi

VOTE AND COMMENTNYA PREN♡︎

𝓖𝓪𝔂 -𝓲𝓵𝓪𝓷

“Lo pikir, lo, oke? Huhh?”

Tangan Qilla yang tadinya aktif memutar kalung perak bergambar bulan di bagian leher, terhenti, tergantikan senyuman remeh, juga alis yang naik sebelah. “Oh tentuu.” Dengan percaya diri, Qilla mengibas rambutnya dengan gerakan pelan.

Kepalan tangan di sisi samping tubuh Brina, terkepal erat, gadis itu tampaknya menahan sesuatu yang ingin dia lontarkan. “Shit!!” umpat Brina pelan.

Siang ini, Brina membuat sesuatu hal yang merepotkan, dan Qilla benci itu. Lebih gilanya, kejadian ini di tonton oleh orang banyak, cukup memalukan! Qilla bahkan tidak menyangka sudah membuat satu kasus, hanya karena ulah si cewek sialan itu.

“Gue nggak yakin, Qilla. Lo tau, gue dapat info dari seseorang, jika lo dengan Dylan sering ngabisin waktu di apartemen berdua.”

Ah itu, perkataan yang sama, yang sedari tadi Brina lontarkan, sepertinya gadis itu berniat membuatnya mundur dengan satu fakta. Tapi Qilla tidak peduli. Karena memang kenyataannya, Qilla sering berkunjung ke apartemen Dylan belakangan ini.

“Lo iri,” itu bukan pertanyaan melainkan pernyataan. “C’mon, lo bahkan ngulang perkataan yang sama, tidak ada kata lain untuk berhenti dari topik ini? Ingat, hati lo aja tersentil dengarin fakta ini.” 

Brina melemparkan tatapan bencinya, melihat bagaimana Qilla menertawakan Brina dengan tawa remeh, seperti biasa Qilla lihatkan pada gadis itu. Brina tak menyukai hal-hal yang berkaitan dengan Qilla. Dan itu sudah ketetapannya.

“Atau mau dengarin berita lainnya, bahwa ada kejadian yang lebih dari ...”

“... having sex?” Brina memotong ucapan Qilla begitu saja.

“YUPP, BAHKAN LEBIH DARI ITU HEY!!”

Oh tuhan, ekspresi marah Brina tampak jelas sekarang, dan itu membuat Qilla ingin menyemburkan tawa sekarang, kenapa bisa tetangga nya itu begitu bodoh dengan berita bohong yang dia buat.

“You really bitch!” ucap Brina dengan penekanan kata di setiap kalimat.

“And you taught me,” Qilla tertawa pelan, beranjak dari sana, meninggalkan Brina dengan segala sampah serapahnya, untungnya saat membahas topik yang cukup aneh itu, para siswa sudah berhamburan pergi, dan tersisa mereka disana.

Mata pelajaran Kewarganegaraan hari ini sedang jam kosong, Qilla memilih menikmati hari di perpustakaan siang ini, berbeda kelas dengan dua sahabatnya cukup merepotkan jika begini, Qilla akan sendiri jika tidak ada mereka.

“Huft.”

Entah kenapa, nama cowok yang menjadi permasalahan Qilla dengan Brina tadi, muncul begitu saja di pikiran nya.

“Gue udah gila ya mikirin cowok kayak dia? Tapi jika dipikir-pikir, nggak ada salahnya mikirin korban truth or dare itu.”

Gay-ilan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang