34 || Gay-ilan

6K 361 48
                                    

hi, jangan lupa untuk vote, juga komen ya, Luvv

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hi, jangan lupa untuk vote, juga komen ya, Luvv

𝓖𝓪𝔂 -𝓲𝓵𝓪𝓷

Dylan benar-benar nekat, cowok itu diam-diam membobol kunci balkon kamar, dan menyelinap masuk. Mengganggu tidur Qilla yang sedang berkelana didalam mimpi. Apalagi saat mengetahui jika kedua orang tuanya masih di rumah, Qilla harus bersyukur kali ini, dia mengunci kamar dari dalam, dan Bunda tidak akan mengetahui keberadaan Dylan, jika Bunda melihatnya, Qilla bisa saja akan di usir dari rumah.

"Dylan, lo kenapa mendadak? Gitu-gitu ketahuan tetangga, tau," kata Qilla, melipat selimut, lalu menatap Dylan sambil bersedekap dada. Matanya menatap tajam Dylan yang hanya dibalas kekehan pelan.

Dylan memang suka seenaknya, cowok itu tidak memikirkan dampak yang ada, bisa jadi, Dylan tidak hati-hati dalam melompat ke dalam area pagar yang membatasi rumah dengan rumah milik Brina, lalu saat memanjat, pohon yang licin bisa saja membuat Dylan terjatuh saat itu juga.

Kamar Qilla di lantai atas, tapi tepat dibawah balkon kamar nya, bunda menanam pohon mangga, bunda memang aneh.

"Lo ngeragu-in gue, hm? Gue bahkan bisa lebih ekstrim dari itu, Butterfly." Dylan berjalan mendekat. "Gue ingin ketemu lo, dan gue harus cari cara, agar keinginan gue tercapai!" bisik Dylan dengan sensual nya.

Tangan besar itu meraih dagu Qilla, membuat Qilla yang tadinya ingin beranjak dari ranjang mengurungkan niat, dia terduduk, dan Dylan semakin mendekatkan wajah khas blasteran itu padanya. Menghembuskan nafas disana, nafas mint yang tercium jelas. Lalu beralih memperhatikan leher putih Qilla. Sangat kontras, dan sangat ingin untuk membuat hickey disana.

Qilla masih belum terbiasa dengan kegiatan intim itu, jantung nya kembali berdetak kencang, Qilla kesulitan untuk menahan nafas terlalu lama, efek Dylan tidak baik untuk kesehatan jantung.

"Jangan macam-macam Dylan, ini masih pagi!" ancam Qilla, takut jika Dylan kembali memulai kegiatan yang mampus membuat Qilla harus mati kutu di tempat. Efek Dylan begitu besar untuk Qilla.

"Hanya satu macam, nggak lebih." Dylan tidak membiarkan Qilla beranjak atau bergerak, tangan nya sudah memegang erat pinggang Qilla. "Gue akan lepasin tangan gue, kalo lo mau berbalik badan."

Itu bukanlah tawaran yang buruk, dengan patuh Qilla berbalik badan, membelakangi Dylan, sama sekali tidak mencurigai aksi Dylan. Tangan yang tadi sudah tidak memegang permukaan pinggang ramping Qilla, kini sudah kembali bertengger disana. Nafas yang terasa menggelitik permukaan leher nya, membuat bulu-bulu nya meremang.

Benda kenyal itu menempel, tidak pada permukaan leher, melainkan telinga. Benar, Dylan mengisap kuat pada bagian daun telinga sebelah kanan, juga memberikan gigitan kecil disana, rasa ngilu mendominasi.

Gay-ilan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang