vote and comment, jangan lupa❣︎
𝓖𝓪𝔂 -𝓲𝓵𝓪𝓷
“Gue masih nggak nyangka kalo Dylan bisa nyamperin lo.” Cindy menatap Qilla lekat, seakan-akan, Qilla baru saja melakukan hal yang sempurna di mata gadis itu. “Itu kemajuan yang bagus kan?” lanjutnya.
Setelah kejadian kemarin, Qilla langsung menceritakan pada kedua sahabatnya. Tentunya mereka wajib untuk mendengar hal ini. Sesaat, Qilla Menghembuskan nafas, dia rasa Cindy terlalu berlebihan untuk ini, Apa Dylan memang sulit untuk bersikap seperti kemarin? Maksudnya Dylan adalah spesies langka jika bersikap seperti itu? Benak nya bertanya-tanya.
“C'mon Alina, ini bukan hal mudah sesuai yang lo pikirin. Lo tau, saat ini gue dalam bahaya, dan lo semua pada dukung? Lo ada masalah apa sih? Sini cerita. Heran gue.” Qilla menatap keduanya tak percaya, dua orang di hadapannya itu sudah menjerumuskan Qilla ke lubang yang cukup dalam.
Sial, Qilla bahkan menyetujui dengan paksa usulan mereka. Dan sekarang dia harus repot-repot untuk melakukan hal itu untuk menarik perhatian Dylan.
Alina menatap bosan dua manusia yang sialnya adalah sahabatnya sendiri. Gadis itu sedari tadi hanya diam, menyaksikan perdebatan antara Qilla dan Cindy. Apalagi, debatan mereka terdengar tidak penting untuk dirinya.
Tidak sadarkan Alina, bahwa dia yang membuat Qilla harus menaklukkan Dylan? Kenapa justru Cindy yang heboh dengan berita tadi.
Alina menyeruput coklat panas dalam gelas kaca yang dia genggam hingga tandas, seperti nya dia harus ikut perbincangan ini. “By the way, ini udah ketentuan dari dare, lo harus penuhi tantangan itu hingga waktu yang ditentukan. Suka gak suka lo harus berurusan langsung dengan Dylan.” Begitu katanya.
Qilla memasang wajah memelas, dengan ini mungkin dua manusia itu bisa menghentikan tantangan menyebalkan ini, tapi tetap saja Alina maupun Cindy tidak luluh untuk hal yang satu ini. Mereka tetap kukuh agar tantangan yang mereka ciptakan, selesai di waktu yang telah di tentukan. Qilla harus melakukan hal itu. Kata keduanya dengan yakin.
“Gue nggak tau lagi mau jelasin kayak mana ke kalian. Udahlah, gue nyerah! Lo berdua keras kepala! Kalo gue dalam masalah dengan Dylan, lo berdua gue cincang satu-satu!” Qilla menatap keduanya dengan kesal. Dia menghembuskan nafas kasar.
“Lagian kenapa harus Dylan? Si gay sialan itu! Kayak nggak ada spesies lain aja deh,” Qilla menggerutu tak terima, nada bicara sangat pelan, terkecuali untuk kata ‘gay’, tapi Cindy ataupun Alina tetap mendengar hal itu.
Cindy menatap tajam Qilla, saat cewek itu dengan sengaja mengeraskan kata gay, ia berharap Dylan tidak mendengar itu. Itu bisa berbahaya. Tampang Dylan memang tidak peduli dengan perkataan tersebut, tapi bisa saja kan jika Dylan menculik lalu memutilasi Qilla karena membuat nama cowok itu semakin buruk di mata para siswa di high school. Eh, itu terlalu berlebihan, kemudian Cindy menggeleng, pikiran nya sudah terlalu jauh.
“By the way, gimana kalo lo masuk ke club skate? Dengan begitu, lo bisa langsung dekat dengan Dylan, secara kan dia ketuanya.” Kata Cindy setelahnya, alis tebal itu naik turun, memberikan bujukan baru yang harus Qilla laksanakan.
Ugh, kenapa mereka repot-repot untuk hal ini?
Qilla menggeleng tidak setuju. “Gila lo, yang satu aja belum kelar, lo malah nambah cara satu lagi.” Apaan-apaan mereka itu, Qilla tentu tak terima dengan hal ini. Goddamn it! Gabung ke club skate?? Makin tambah sudah masalah gue kalo kek gini. Batin nya dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gay-ilan [COMPLETED]
Ficção AdolescenteNyatanya penyesalan selalu datang di akhir. Qilla merasakan hal itu. Karena truth or dare, Qilla terpaksa harus memenuhi misi gila sahabatnya. MISI YANG HARUS DIJALANI: Qilla harus memacari Dylan, yang rumornya bahwa ia seorang gay. Qilla tentu sa...