08 || Gay-ilan

7.8K 564 61
                                    

Kenapa aku lama up sekarang? Sesuai lagu Don Toliver, aku No Idea sekarang ehhe:v

Btw, vote and comment don't forget guys✌︎

𝓖𝓪𝔂 -𝓲𝓵𝓪𝓷

"Nadine katanya bakal pulang dari Bukittinggi besok." Ayah mulai membuka percakapan setelah makan malam usai.

Bunda yang kebetulan sedang membersihkan meja makan menoleh. "Kok cepat amat Yah pulangnya? Bukannya dia harus ngajar di kampus?" tanya Bunda bingung.

"Tadi sih dia nelpon, katanya ada salah satu teman ngajarnya juga yang nikah, bertepatan dia juga tinggal di Padang ya sekalian temu kangen sama kita disini,"

Qilla mengalihkan tatapan nya dari ponsel yang ia genggam. "Berapa hari Yah disini?" tanya Qilla yang juga ikut penasaran.

"2 harian mungkin." jawab Ayah.

Ayah beralih menatap Qilla. "Kamu kalo gak sibuk, sesekali ikut gitu  ke pernikahan teman kakak kamu."

Qilla tak menanggapi ucapan Ayahnya.

"Oke deh, ntar Ayah sediakan beberapa cup es krim dan cemilan di kulkas kamu. Ayah tau kulkas kamu kekurangan stok kan? Uang bulanan juga udah habis kan? Padahal ini belum waktu nya uang kamu habis."

Mendengar itu, binar bahagia tercetak jelas di mata Qilla. "Ayah gak bohong kan?" tanya Qilla sedikit memastikan.

"Bohong lah, kan ayah tadi cuma bercanda," jawaban santai dari Ayah membuat Qilla kembali menatap Ayah nya kesal.

"Makanya kamu tu harus menerapkan perilaku hemat. ini ndak, nampak baju bagus di toko online langsung borong, lemari kamu udah kepenuhan itu," lanjut Ayah dengan logat Padang nya.

Qilla bergumam tak minat seraya beranjak dari tempat nya. "Illa duluan keatas Bund, Yah, ada tugas soalnya." Pamitnya.

"Loh ngambek? Bercanda doang Ayah mah, besok kita belanja," kata Ayah sedikit berteriak. Dalam hatinya Qilla senangnya tak karuan.

Qilla mempercepat langkah nya menuju kamar, karena ada tugas sekolah yang harus ia periksa untuk presentasi besok. Tidak banyak yang harus Qilla kerjakan sebenarnya, hanya memeriksa ulang, apakah tugas nya itu sudah benar atau tidak.

Sebelum itu Qilla mengganti pakaian nya dengan t-shirt oversize dipadukan celana sepaha.

Qilla mengambil Laptop dan membawa ke balkon kamar, suasana malam yang sejuk ini membuat Qilla ingin mengerjakan tugasnya di balkon. Selain sejuk, suasana seperti ini sangat menenangkan.

Di balkon juga terdapat meja dan kursi yang telah disediakan orang tuanya untuk Qilla bersantai santai, apalagi meja itu menghadap ke jalanan dan perumahan disana.

Disela sela kegiatannya, Qilla teringat sesuatu, dia melupakan tradisi wajibnya. Membawa beberapa minuman kaleng dan cemilan. Qilla beranjak dari sana, mengambil makanan wajib itu di kulkas.

Sambil menikmati aliran cola yang membasahi dahaga, mata nya tak sengaja tertuju pada bayangan pria yang sedang melepaskan pakaian nya diseberang rumah Qilla.

Hell, rumah itu kediaman si syirik Brina. Tunggu, apa dia membawa pria ke rumahnya untuk making love?

Pikiran negatif mulai bermunculan di pikiran Qilla ketika beberapa hari yang lalu, Qilla melihat secara tidak sengaja, Brina tengah bercumbu dengan seorang lelaki di balkon kamarnya.

Brina adalah tetangga Qilla. Selama menjadi tetangga nya, tatapan kebencian selalu Brina layangkan pada Qilla, gadis itu juga sama sekali tak ramah pada keluarga nya. Sikap iri selalu Brina tunjukkan terhadap nya. Qilla tentu tak peduli dengan hal itu.

Gay-ilan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang