vote and comment, jangan lupa❣︎
𝓖𝓪𝔂 -𝓲𝓵𝓪𝓷
Siang ini area sekitar Ax Sk8 tampak ramai, bertepatan sekali sekarang hari libur, jadi orang-orang yang mempunyai hobi memainkan papan beroda itu akan menghabiskan waktunya disini. Bertepatan sekali ini merupakan hari pertama Qilla menjadi anggota club skate. Untungnya kemarin saat mendaftar, Qilla tidak berurusan langsung dengan sang ketua, Dylan.
Alina dan Cindy cukup semangat untuk membelikan alat-alat untuk keperluan bermain skateboard. Seperti; papan skateboard, helm untuk keamanan kepala, bantalan siku dan lutut, juga outfits skater. Mereka bahkan menghabiskan banyak waktu hanya untuk memilih barang-barang tersebut.
Qilla itu tipe gadis yang menghabiskan hari-harinya di ranjang. Selain itu Qilla juga malas untuk bergerak terlalu banyak, dia bahkan perlu mengumpulkan niat untuk olahraga, bahkan olahraga ringan seperti jogging saja Qilla terlalu malas untuk melakukannya. Tapi untuk berpergian keluar, misalnya belanja untuk kebutuhan di rumah atau yang lain, Qilla lumayan hobi. Apa ia termasuk kedalam tidak hidup jika tidak rebahan? Entahlah Qilla sendiri bingung.
Ditambah saat ini, Qilla harus mengikuti komunitas skate, otomatis dirinya harus banyak bergerak. Mungkin sekarang, Qilla harus benar-benar mengumpulkan niat dari dalam untuk terus hadir tanpa absen satu pun untuk menghadiri dan mengikuti ekstrakulikuler skate. Sekarang Qilla harus melakukan nya demi sebuah tantangan konyol sahabat nya.
Dulu, Qilla pernah memainkan papan beroda tersebut, dengan modal meminjam skateboard milik sang sepupu, Qilla memainkan nya dengan rasa percaya diri, Qilla yakin, dia bisa menggunakan papan skateboard tanpa harus berlatih terlebih dahulu. Seakan- akan dia lah yang paling mahir untuk itu dan berakhir dilarikan kerumah sakit. Alasan nya cukup pasaran. Jatuh.
Tetapi di lubuk hatinya, Qilla sangat menyukai orang yang bermain papan beroda itu.
Damage nya itu, pengen dinikahin!!
Papan yang ia pilih adalah classic skateboard yang berwarna orange dengan motif Santa Cruz Slalom.
Hari ini latihan pertama Qilla, ya sebut saja begitu. Qilla gugup! Percaya tidak percaya, dia benar-benar diserang rasa gugup sekarang. Ini kedua kalinya Qilla bermain skate dan kebanyakan anggota disini adalah lelaki, tetapi ada beberapa gadis lain yang mempunyai hobi yang sama disini. Sungguh, Jika Qilla disuguhkan para cowok di hadapan nya, dia tak menolak tetapi gugup selalu menyerang. Menyebalkan memang.
Di sekolah tidak terdapat area skatepark untuk para skeater yang bergabung pada club skate, Ax Sk8 dipilih secara resmi untuk keperluan club itu. Sekaligus skatepark terbesar di kota ini.
Saat ini Qilla di temani Alina dan Cindy, walaupun tidak mengikuti komunitas tersebut, tapi melihat paras dan outfits para skeater sangat disayangkan jika tidak dilihat secara gratis, ayolah itu lumayan untuk pemandangan mata.
“Alin, lo bawa kaca gak? Duhh, ini liptint gue luntur, mana bedak gue juga ketinggalan.” Tapi Cindy justru di serang kekhawatiran sekarang. Tidak, bukan masalah besar, hanya saja Cindy sedikit khawatir make up nya akan luntur. Bukan kah, tujuan gadis itu ke tempat itu untuk melihat lawan jenis?
Alina menggeleng, terkekeh geli melihat ekspresi Cindy, sangat lucu untuk dilihat. “Gue gak bawa, lagian lo ngapain make up di sini Ndy? Jangan cosplay jadi bitch deh.” Kata Alina begitu saja, dia begitu blak-blakan jika sudah seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gay-ilan [COMPLETED]
Roman pour AdolescentsNyatanya penyesalan selalu datang di akhir. Qilla merasakan hal itu. Karena truth or dare, Qilla terpaksa harus memenuhi misi gila sahabatnya. MISI YANG HARUS DIJALANI: Qilla harus memacari Dylan, yang rumornya bahwa ia seorang gay. Qilla tentu sa...