VOTE AND COMMENT JANGAN LUPA:)
𝓖𝓪𝔂 -𝓲𝓵𝓪𝓷
Jam Olahraga baru saja selesai, penilaian tentang basket tadi membuat sekujur tubuh Qilla kelelahan, kebanyakan bergerak membuat Qilla membutuh istirahat sejenak.
Meneguk cup coffee hingga setengah, menghembuskan nafasnya berharap bisa menormalkan deru nafas yang begitu cepat. Peluh keringat juga memenuhi kening Qilla. Untung saja dia membawa handuk kecil yang ia dililit di tangan.
Olahraga bukan lah pelajaran kesukaan Qilla. Membuat tubuhnya lelah, aktif bergerak itulah yang Qilla benci, untung saja skate tidak separah olahraga lainnya.
Terkecuali skate.
Olahraga yang begitu indah dipandang mata dan pesona pria yang memainkan. Qilla begitu candu memandang nya. Membayangkan itu, membuat semangat Qilla untuk latihan skateboard membara didalam dirinya.
Jam istirahat berbunyi setelah jam olahraga selesai, seperti biasanya kantin ramai dengan lautan para siswa, persis seperti pasar. Ck, Qilla benci itu. Sedikit tak tertarik untuk pergi ke sana.
"Dasar, tu anak keknya udah duluan ke kantin terus gue ditinggal." Qilla menggerutu sebal, mengingat kedua sahabatnya belum juga menghampiri.
Dia memilih untuk bersantai di belakang sekolah. Begitu sepi, dan nyaman. Mata sayu nya ingin secepat mungkin mengistirahatkan mata. Beruntung di halaman belakang sekolah terdapat gudang kosong tak terpakai.
Tempat biasa untuk melakukan dosa, perlakuan buruk. Para guru jarang melakukan pengawasan di bagian belakang. Maklum saja banyak yang melakukan hal itu.
Dan...
Menghela nafas, sudah resiko nya pergi ketempat yang begitu bad untuk di kunjungi. Waktu yang tidak pas untuk dilihat. Seseorang didalam sedang melakukan kegiatan dosa.
Sialnya lagi, Qilla sudah masuk kedalam gudang dan menyaksikan langsung kejadian penuh dosa itu. Tadinya suasana hening seakan tidak ada siapapun didalam, ah ternyata dia salah.
Ini sudah kedua kalinya, ingat kedua kalinya!
"what the fuck!" Qilla memekik, membuat dua orang yang sedang bercumbu mesra menoleh. Dylan dan lelaki asing yang tak dia ketahui namanya.
Dylan, laki-laki itu harusnya ada di balik jeruji, kenapa dengan tak bersalah nya, Dylan hampir melakukan adegan tak senonoh di sekolah?
Isu tentang berita nya sudah terbukti tetapi kejadian beberapa hari yang lalu membuat pikiran Qilla berkecamuk. Lagi pula, tak seharusnya Qilla yang sibuk sendiri dengan ini.
"Lo!" menunjuk Dylan dengan nyalang. "Harusnya lo gak disini? Lo bahkan dengan seenaknya berciuman di tempat kek gini, dan apa ini, lo bahkan nge gay juga? Fuck! Lo harusnya bermasalah di kantor polisi sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gay-ilan [COMPLETED]
Novela JuvenilNyatanya penyesalan selalu datang di akhir. Qilla merasakan hal itu. Karena truth or dare, Qilla terpaksa harus memenuhi misi gila sahabatnya. MISI YANG HARUS DIJALANI: Qilla harus memacari Dylan, yang rumornya bahwa ia seorang gay. Qilla tentu sa...