13 || Gay-ilan

8K 473 111
                                    

Song : Softcore - The Neighborhood

Doing what I can, tryna be a man
-the nbhd-

VOTE DAN COMMENTNYA BESTIE♡︎

𝓖𝓪𝔂 -𝓲𝓵𝓪𝓷

Jika dibayangkan, ini sudah terlalu kelewatan. Belakangan ini, justru Dylan yang selalu membuat nya emosi, selalu bertingkat menyebalkan, dan tentunya menjijikkan. Dare yang diberikan sudah memasuki jangka sebulan dari waktu yang diberikan, dua bulan.

Menyebalkan, sangat sangat menyebalkan. Bagaimana bisa dia meluluhkan hati Dylan dalam waktu dekat itu? Apa dia perlu ke tempat orang pintar. Ah sialan, cara murahan apa itu?

Alina dan Cindy memberikan solusi.

PERGI KE KLUB MALAM DAN MATA-MATAI DYLAN!!

Hell, bahkan itu terdengar menyebalkan daripada harus ke menemui orang pintar. Qilla melototi keduanya. Dua hari yang lalu di mana peristiwa Dylan memberikan hickey padanya. Mereka mengusulkan cara murahan itu. Bagaimana jika dia menceritakan kejadian semalam pada mereka, Qilla tak yakin mereka bakal stay calm.

"Bagaimana pun lo, yang namanya dare harus dilaksanakan!" Alina memberikan pendapatnya.

Rabu malam, tepatnya malam ini. Qilla harus memasuki tempat laknat itu. Membayangkan nya saja sudah membuat Qilla ingin menghilang. Belum lagi dengan timbul nya masalah baru. Hanya masalah kecil, tapi cukup membuat Qilla gila memikirkan nya. Kejadian di gudang kemarin.

Qilla harusnya bersikap tidak peduli. Menganggap masalah itu hanya angin lalu, tapi entah kenapa, kejadian itu sukses membuatnya merona semalaman. Bagaimana dengan sexy nya Dylan meninggalkan jejak kemerahan disana.

"Arghh, gue udah gila. Gue udah gila!"

Bersikap seperti orang gila tentu saja memuakkan jika melihatnya. Tapi bagaimana lagi, dia sudah menjadi gila saat ini. Efek intim Dylan masih cukup jelas tercetak di pikiran nya. Berulang kali pikiran normal nya kembali tetap saja itu tidak mampu menghilangkan kegilaan kemarin.

"Ok. Lupakan, lupakan." Ucapan itu beberapa kali Qilla tanamkan, tetap saja tidak berhasil.

Saat langit kemerahan sudah menampakkan wujudnya, Qilla sadar beberapa jam lagi dia harus pergi ke tempat dimana kedua sahabatnya mengusulkan. Dengan terpaksa, Qilla harus menurut. Kedua orangtuanya juga pulang larut kali ini, bebas untuk Qilla keluar tanpa diketahui.

Memandang pantulan tubuh nya pada cermin. Tunik mata Qilla fokus ke benda di hadapannya. Tampilan nya cukup puas untuk di pandang. Hot and heavy.

Ok. Sesuai pendapat dua sahabatnya, Qilla memilih outfits theme: black. Sebelumnya Qilla ingin memilih outfits theme: red, tetapi dilarang keras. Entahlah, Qilla sedikit tidak paham dengan pemikiran sahabatnya, mengingat merah adalah warna kesukaan nya.

"Uhh, you so fucking sexy, Gurl."

Suara Alina terdengar di telepon. Dia memotret outfit nya di kaca dan mengirimkan ke grup yang hanya ada mereka bertiga. Tentu saja Qilla harus memamerkan dirinya yang begitu menggiurkan.

Qilla menaikkan ujung bibirnya, masih menatap pantulan dirinya di cermin. "Oh tentu, gue harus memukau untuk malam ini. Hanya malam ini!" balas Qilla.

"Yeu anjing lo, pamer!" sarkas Cindy, suaranya terdengar menyebalkan, mungkin jika Qilla melihat nya langsung pasti akan terdengar lucu ketika gadis itu mengucapkan nya.

Gay-ilan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang