05 || Gay-ilan

10K 640 60
                                    

Hey kawan! Cuma mau bilang... Jangan lupa vote and comment nya:3

Fyi; •oh iya sebelum lanjut baca, aku cuma mau peringatin didalam cerita ini penuh dengan imajinasi dan gak sesuai dengan real nya serta beberapa tempat juga ku ubah

Happy Reading

𝓖𝓪𝔂 -𝓲𝓵𝓪𝓷

"Ananta Syaqilla."

Qilla yang sibuk bergulat dengan pikiran nya menoleh ketika namanya disebut. Miss Rissa, guru bahasa Inggris yang mengajar di kelasnya hari ini memanggil. Hari ini ada kelas tambahan, dimana beberapa siswa XI diwajibkan untuk mengikuti kelas Inggris ini.

"I'm here miss."

"Berhubung ketua kelas XI IPA 6 tidak hadir, Miss minta tolong, setelah pembelajaran selesai tolong kamu ke alamat yang miss berikan. Itu alamat tempat tinggal Dylan Pall, karena dia hanya absen lima kali di pelajaran Miss."

Qilla melotot, pergi menemui Dylan? kesekian kalinya? Ohh tidak, Qilla tidak suka jika setiap mereka bertemu, lelaki sombong nan angkuh itu mengeluarkan perkataan pedas nya kembali. Qilla benci mendengarnya.

Tapi masalahnya Qilla tak bisa menolak. Ini adalah perintah guru yang harus ia lakukan.

"Baik Miss." Qilla hanya menjawab seadanya.

Miss Rissa tampak mengeluarkan secarik kertas dari saku rok lalu memberikan nya pada Qilla. Alamat yang tertera disana adalah sebuah kawasan elit di kota ini.

Memang, keluarga Dylan adalah keluarga yang cukup kaya disini, apalagi sebagian perusahaan keluarga nya berada di negeri orang. Qila mendapat informasi itu dari kakak keduanya, Jasmine.

"Hm... Miss bisakah saya meminta nomornya untuk membuat janji tentang penyampaian pesan Miss tadi. Lagipula, saya tidak terlalu tau dimana letak rumahnya."

Miss Risa mengangguk paham, "baiklah. Nanti Miss kirim melalui WhatsApp."

Tak lama, pembelajaran kembali berlanjut. Ruangan itu kembali sepi dan setiap mata memandang kearah depan tepatnya pada Miss Risa yang kembali menerangkan materi.

Beberapa jam kemudian, pembelajaran telah usai. Ia memutuskan untuk pergi ke taman belakang sekolah, tempat biasanya ia dan dua sahabat berkumpul. Tempat itu biasanya digunakan untuk anak anak yang bolos kelas.

bertepatan saat ini mereka bertiga beda kelas, Cindy yang berada di kelas XI IPA 4, Alina berada di XI IPA 1, dan Qilla yang entah kenapa di tempat di XI IPA 3, dimana para siswa pintar berada disana.

"Yo kawan, Cindy here." Tanpa rasa bersalah, Cindy memukul pundak Qilla hingga ia meringis kaget. Pukulan itu tidak sakit, lagian dahi serta pundak nya adalah sasaran jitakan atau pukulan dari Cindy tapi ia saat ini ia sedang melamun dan sukses membelalak kaget karna gadis gila itu.

Jujur saja, dua sahabat nya itu jika ada sesuatu yang membuat hatinya senang ataupun tidak, pundak, dahi, serta kepalanya adalah sasaran.

Heran anjirr, gue mulu yang kena. Pikir Qilla kesal. Ya walaupun Qilla juga sering melakukan nya, ya tetap saja mereka salah!!

"Gimana kemarin? Sukses mesraan sama Dylan?" Alina bertanya.

"Dari prediksi gue, kayaknya gak deh Lin." Cindy melanjutkan. "... Lo kan tau dia hobi debat." ucap nya sambil berbisik di dekat telinga Alina, walaupun begitu, intonasi nya tidak dapat di kecilkan sehingga Qilla mendengarnya lalu memutar bola matanya malas.

Gay-ilan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang