Chapter 16

978 65 7
                                    

Enjoy to the story





Terlihat seorang anak usia balita sedang mengambil susu nya di meja makan. Ia sebenarnya belum segar dan belum siap untuk kembali beraktivitas, tapi itu terpaksa karena ia akan ke bandara untuk pergi ke Filipina

Ya, tidak salah baca. Mereka akan ke Filipina, Mikey ingin bertemu dengan keluarganya yang ada di sana. Michi pernah pergi ke Filipina, ia juga sudah pernah menaiki pesawat. Jadi, Michi mungkin tidak akan menangis.

Michi memang pernah menaiki pesawat saat mereka pergi ke ke Filipina juga, tapi Michi tidak menangis saat menaiki pesawat pertama kali.

Tapi yang di khawatirkan adalah, Michi mudah mabuk di segala kendaraan kecuali motor atau mobil meskipun pernah mabuk sekali di mobil.

Michi juga belum pernah bertemu dengan pamannya yang tertua, jadi dia sedikit ragu. Memang belum pernah, karena saat Michi ke sana hanya ada Izana dan Emma. Jadi, ia sama sekali belum bertemu dengan Shiniciro sama sekali.

.
.
.

Semua persiapan sudah selesai, Michi pun juga sudah siap untuk pergi ke bandara. Meski matanya sedikit sayu, tapi semangat untuk pergi ke rumah pamannya sangat tinggi hingga rasa kantuk yang berat pun seperti hanya kantuk biasa.

Kakucho? Dia tidak ikut, ada urusan dengan klien yang sedikit protes dengan narkoba nya. Dia juga bilang kalau "Nanti pas ngelamar Izana baru aku kesana" Dan itu juga membuat Manjiro harus tersenyum pahit dengan pria surai hitam kebiruan ini.

.
.
.

Mikey dan Michi sekarang sedang berada di pesawat. Terlebih lagi Michi yang masih mengantuk, tidur di pangkuan sang Papa. Semua terlihat baik-baik saja dari pada sebelum berangkat.

Flashback on:

"Michi mau sama Nem" Sambil menangis, Michi memohon Nem untuk pergi bersamanya meskipun matanya sudah lelah.

"Michi chan?! Nem masih banyak pekerjaan, tapi nanti nem bakal nyusul kok" Nem mencoba menenangkan anak dari bos nya ini, tapi..

"Huwaaaaaaaaaaaaaa aku ingin sekarang!!! "

Nem pun panik dan bingung bagaimana cara menenangkan Michi. Dia mencoba segala cara untuk menenangkan anak manis itu.

"Nem harus ikut sama Michi.. "

Ok, sekarang Nem sudah bingung dan kewalahan dengan Michi. Dia tidak bisa menenangkan Michi dan harus menyiapkan kebutuhan Michi untuk ke Filipina.

Dan tidak ada cara lain selain membawanya ke di atas lemari. Michi akan bingung untuk turun ke bawah, jadi Nem bisa membereskan koper Michi dengan mudah.

Dan Michi pun akhirnya ngambek pada Nem, dan tidak mau bicara sama sekali dengan nya. Nem pun menyesal menaruh Michi di atas Lemari.

: Flashback off

Sekarang pesawat sudah terbang menuju ke tempat tujuan. Semuanya terlihat tenang dan tidak ada yang mencurigakan. Hanya ada Michi, Manjirou(Mikey), dan para hantu biadab yang selalu mengincar Michi tapi tidak berhasil.

Michi memang senang membuat hantu geram padanya, tapi hantu yang sering mengikuti nya itu adalah Yeen(masih ingat gak dengan si cewek penculik Michi ini? :) klo masih inget, ayo kita usir dia dari bumi ini).

Arwah Yeen memang penasaran dan memiliki dendam. Bukan hanya pada Michi, tapi juga pada adiknya. Entah kenapa ia menjadi benci dengan adiknya, Nem. Tapi, arwah wanita itu sangatlah tidak suka bila ada Nem di sekitar nya.

Michi juga tidak mempermasalahkan itu. Dia cuma bilang "nanti juga ilang sendiri" Atau kadang dia bilang "mana ada Hantu jelek? Hantu cewek kan biasanya cantik" Kurang greget apa lagi kan..

Yang paling greget ama Michi itu adalah Emma. Dia bilang "kalau kau itu sekecil biji kacang, sudah ku remat kau" Itulah mengapa Draken bukan hanya benci dengan Emma, tapi juga ingin menjauhkan Michi dari makhluk kuning yang cerewetnya kebangetan itu.

Manjirou santai aja. Dia nya kalau anaknya seneng dibiarin, kalau anaknya gak seneng baru cari mainan lain. Dan, biasanya mainannya juga anti mainstream. Ini mah  namanya ayah dan anak sama saja. Sama-sama otaknya di kasih di jempol kaki. Bukannya nyari kegiatan yang Bermanfaat, malah nyari cara buat ke isekai.

.
.
.

Dan sampailah di bandara Filipina(lupa nama bandara nya apa :v. Anak IPS tolong ingatkan aku tentang bandara nasional Filipina). Akhirnya Michi bisa bertemu dengan Shinichiro. Michi sedikit overthinking tentang pamannya, ia takut kalau pamannya ini galak atau semacamnya.

Setelah bertemu langsung, ia malah sedikit menyesal telah overthinking dengan nya. Tapi memang ia ingin di bersama Izana bukan dengan Shinichiro.

(Michi: papa nomber one, papa iza nomber two, ayah nomber three
Shin: Michi gak sayang paman Shin?
Michi: lebih baik ama papa Iza)

Dan seperti biasa semuanya berkumpul, bersenang-senang dan bahagia. Tidak ada apapun yang mengganggu hari-hari mereka.

Bonten pun juga tenang tanpa adanya permasalahan sedikitpun. Semuanya juga bahagia. Ran yang mencoba meminta restu pada Takeomi, Koko yang kembali pada Inui, Rin yang sudah memiliki kekasih, Senju yang sudah bertunangan(tentu saja dengan Yui), Kakucho dan Draken yang mempersiapkan diri untuk melamar Izana dan Manjiro.

Semuanya sudah memiliki cahayanya masing-masing. Tidak akan ada yang pernah bisa merusak kebahagiaan itu. Dan Cahaya itu akan terus ada, sampai mereka sudah  berada di tempat yang akan mempersatukan mereka bersama selamanya..

.
.
.

Prince's Bonten story The end...

Word from Writer:

Akhirnya Prince Bonten Tamat juga. Maaf update lama karena Yui juga masih sakit.

Cuaca yang gak menentu di kota tempat tinggal Yui, membuat Yui harus bisa jaga kondisi.

Eh.. Malah sakit, dan lagi masuk sekolah 50%

Semoga kalian bisa menerima endingnya ya..

Happy end, bukan sad end ataupun bad end.

Mungkin nanti Yui bakal buat extra Chapter untuk book ini?

Terimakasih sudah membaca dan mendukung author untuk menulis book ini hingga Tamat.

Memang book ini sedikit, jadi maaf klo memang ga suka.

٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ

Chapter 16: end
Word: 893

Prince's Bonten[End|| Baby Takemichi]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang