Chapter 5

2K 185 18
                                    

Gas lah langsung  Chap 5!!

Happy Reading..

"Papa Iza!! "

"Michi.. "

Mereka pun berpelukan bak teletubbies, eehh.. Maksudnya bak seseorang yang telah lama tak bertemu.

Orang yang melihatnya pun hanya bisa pasrah melihat kedekatan pama dan keponakan nya ini.

Kakucho pun sampai dibikin hampir menangis dibuatnya. Nem yang sering nempel kepada Michi pun akhirnya ke pojokan karena tidak kuat.

Selang beberapa saat Mikey pun datang menyambut kedatangan Izana. Izana yang masih memeluk Michi pun akhirnya melepaskan pelukannya. Yang dipeluk pun seperti merasa aneh, dan tetap memeluk orang tersebut hingga dia seperti kukang yang menggantung di dahan pohon.

"Michi.. Eh.. Lepaskan dulu sayang, nanti peluk papa Iza sepuasnya ya.. "

Michi masih menggantung di leher Izana. Izana pun akhirnya paham kenapa Michi menggantung di lehernya.

Izana mengangkat tubuh mungil tersebut dan menggendong nya. Anak itu pun akhirnya tenang di gendongan Izana.

Kakucho seperti kesambar petir yang dahsyat. Dia pun mati terpaku melihat kelakuan Michi yang manja dengan Izana. Memang bukan pemandangan yang biasa, tapi setiap Izana pulang ke Jepang Michi pasti menempel dengan Izana.

Nem tau siapa Izana, jadi dia memilih diam di pojokan ruangan sambil melihat Michi dan pamannya yang sedang melepaskan rindu.

Mikey?
Ah.. Dia mah cuma iya-iya aja. Lagi pula kalau dilawan pun nanti juga Michi bakal marah. Pernah sekali Michi marah terhadapnya karena menghilang tiba-tiba saat lampu mati. Michi yang panik berteriak, dan saat lampu mati ia mengira papa yang ada dihadapannya tidak sayang dengannya

Mikey pun hanya bisa menatap datar mereka berdua. Disisi satu ia ingin menggendong; memeluk; dan memanjakan Michi, disisi lain dia tidak mau Michi miliknya marah lagi. Jadi, dia membiarkan mereka meskipun itu juga menyakitkan

Mikey pun akhirnya menyuruh Izana untuk duduk dan menjelaskan kenapa ia menyuruh Izana ke Jepang. Setelah menjelaskan Izana pun pergi ke ruangannya bersama Michi.

Setelah sampai ke ruangan pribadinya, Michi diletakkan ke sofa yang didepannya sudah ada televisi. Michi pun melihat kartun di sana. Sementara itu Izana mandi. Setelah mandi Izana mendapati Michi sudah tertidur.

Michi pun di bawa ke ruangan Michi sendiri. Izana memang sangat hafal tiap sudut ruangan itu, jadi dia tidak perlu bertanya kepada siapapun.

Michi di tidurkan dan Izana pun pergi. Izana turun kebawah dimana lantai tempat ruangan kerja mikey berada.

"Bagaimana Insomnia nya? Apakah tambah parah? " Tanya Izana yang membicarakan tentang insomnia milik Michi

"Lumayan baik sekarang. Dia sudah mau tidur, meskipun siang hari" Jawab Mikey dengan sedikit sedih karena anaknya menderita Insomnia.

"Baguslah kalau dia bisa tidur, kalau selamanya tidak bisa tidur kan bahaya. Apalagi dia juga masih anak-anak kan"

"Kalau selamanya tidak bisa tidur memang berbahaya, tapi kalau selamanya tidur? "

"Ya gak gitu juga Manjiro!!"

Mikey pun tertawa mendengar jawaban kakaknya. Pria berkulit tan itu menatap tajam orang yang ada di hadapannya.

"Lagipula, kenapa kau tidak tidur saja dengan Michi? "

"Ya sekalian mau minta izin buat tidur ama Michi"

"Ternyata sebenarnya modus ya"

"Hehe, kan kau bapaknya.."

"Tapi kan kau sudah sering seperti itu saat kau ke Jepang. Lagipula siapa yang melarang mu untuk tidur dengannya? "

"Tuh"

Izana menunjuk ke ketiga *anjing* setia Bonten. Mikey mengabaikan dan bilang " Biarkan saja mereka, nanti juga ilang sendiri tuh kutu"

Izana pun pergi dan kembali keruangan Michi yang serba biru seperti lautan di warna mata pangeran Bonten itu.

Lautan tersebut seperti ingin membawa anak mungil itu kedalam dasar mimpi agar dia tidak bangun.

Izana membaringkan diri di samping tubuh anak kecil itu dan memeluknya dengan hati-hati agar dia tidak terbangun.

Dan hari yang para bonten nantikan, kecuali Michi karena Michi Takut dengan darah.

Sekedar info: Michi bukan hanya terkena insomnia, michi juga phobia terhadap darah, dan di buktikan di chapter 1..

Lanjutkan!!

Michi pun diajak pergi dengan Koko, untuk membeli sesuatu. Mikey mengabaikan saja, pikirnya mungkin hanya membeli hewan peliharaan biasa untuk anak-anak.

Koko merencanakan untuk pergi ke petshop 2 mata-mata bonten. Koko mungkin membeli apa yang ingin di beli anak itu, jadi dia hanya mengantar saja.

Sesampainya mereka ke petshop, mereka di sambut oleh karyawan disana. Koko pun melepas pegangannya dan membiarkan anak itu mencari apa yang dia mau.

Flashback..

Saat Michi terbangun dari mimpi..

Michi sadar dia dipeluk seseorang, dia pun menoleh dan mendapati pamannya memeluk tubuh mungilnya. Michi pun membalas pelukan itu.

Izana yang sedikit geli membuka mata dan mendapati keponakan manisnya sudah bangun. Izana terkekeh melihat tingkah laku si kecil rambut raven tersebut.

"Kau sudah bangun ya? Bagaimana tidurmu? "

"Tidurku baik kok. Tapi, papa Iza boleh kah aku minta hewan peliharaan?

"Memang Michi mau apa?"

"Michi mau kucing, Boleh?"

"Kalau itu minta papa Manjiro ya"

Anak itu mengangguk dan langsung memposisikan dirinya dalam duduk, dan pergi meninggalkan pamannya yang terus mengamatinya.

Back to the petshop

Michi sedang memilih kucing yang cocok untuk dia pelihara. Semua memang imut dan baik, mereka tidak mencakar bahkan menggigit.

Tapi, ada satu kucing yang membuat Michi jatuh hati dengan kucing itu. Kucing itu berbulu lebat, warna matanya berwarna biru dan hijau, warna bulunya abu-abu dan ada garis hitam seperti membentuk tulang rusuk.

Michi pun akhirnya memilih kucing itu.

"Kak aku mau kucing ini"

Tbc..

Word from writer:
Bentar, meng capek ges gua.
Nanti lanjut lagi
Capek njir(ಥ ͜ʖಥ)

Chapter 5: end
Story status: ongoing
word: 857

Prince's Bonten[End|| Baby Takemichi]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang