23. Gratefulness

1.2K 126 25
                                    

Keheningan menjadi satu-satunya suara bising di dalam asrama ketujuh pemuda itu malam ini. Keterkejutan jelas terlihat melalui setiap gerak tubuh dan bahkan ekspresi wajah mereka. Tetapi Jimin tidak terheran melihatnya, he did expect the worst, though. Seperti dihina atau dipukul, misalnya? Mengingat tak semua orang dapat menerima hubungan seperti ini dengan mudah. Maka saat respons member hanya terdiam seolah mereka tengah mengalami glitch, Jimin justru bersyukur.

Ia tidak yakin mereka akan menerima hubungan dirinya dan Yoongi, tetapi setidaknya Jimin tidak harus mengalami mimpi buruk yang menjadi sebuah kenyataan.

Ya, sebelum malam ini datang, Park Jimin mendapatkan mimpi buruknya. Ia bermimpi para member memukul dirinya dan Yoongi hingga keduanya babak belur, kemudian mereka harus kehilangan mimpi mereka menjadi seorang idol karena--

"Selamat. Kalau begitu," Seokjin melirih pada akhir kalimat. Kecanggungan jelas terlihat pada semua pemuda yang berada di sana kecuali Min Yoongi. Dan kalau boleh, Jimin pasti sudah mencakar dan menjambak lelaki itu untuk melampiaskan perasaan kesal, malu, canggung, dan serba salah yang saat ini tengah ia rasakan.

Tetapi untungnya, ucapan Seokjin membuyarkan Jimin dari lamunannya akan mimpi buruk semalam.

Jimin mendongak saat Yoongi mengusap lembut bagian bawah punggungnya, menuntun Jimin untuk turut serta duduk di antara para member yang tengah menikmati makan malam.

"Kalian tidak keberatan, 'kan?" Yoongi tersenyum, menatap satu persatu para anggota dan berakhir dengan memberikan Hoseok sebuah senyuman lebar. Jimin cemburu, tetapi ia tahu senyuman itu adalah ungkapan dari perasaan lega yang ingin Yoongi tunjukkan.

Seokjin adalah orang pertama yang menganggukkan kepalanya. Pemuda yang paling tua di antara mereka itu sering kali bercanda dan suka sekali bermain-main, tetapi tatapannya pada Jimin malam ini, genggaman tangannya, lalu tepukan pada punggung tangan Jimin malam ini terasa sangat menenangkan. "Aku tidak menyangka hal ini akan terjadi di antara kalian, tetapi itu semua adalah keputusan kalian. Melihat kalian memilih untuk mengatakan semua ini pada kami, aku yakin kalian sudah mempertimbangkan segala konsekuensinya. Termasuk, jika suatu saat hubungan kalian nyatanya tidak berjalan sebaik yang kalian rencanakan."

Seokjin menghela napasnya dalam. "Kita sudah menjadi sebuah grup sekarang. Dan aku rasa, ini menjadi salah satu kewajiban kita," ujarnya. "Untuk saling mengerti, memahami, dan menerima. Yang terpenting hanyalah kalian bisa membedakan mana urusan pekerjaan dan mana urusan pribadi kalian. Kau tahu, sepasang kekasih terkadang bertengkar dan berselisih paham, dan jika saat itu tengah terjadi kita memiliki pekerjaan untuk dilakukan. Berusahalah untuk bersikap natural dan profesional, ya?"

Dan harus Jimin akui, ia merasa benar-benar lega setelah dirinya mendengar semua yang Seokjin katakan.

Semoga ke depannya, segala sesuatunya akan tetap baik-baik saja.

*****

Tiga puluh November. Hari ini adalah hari di mana album terbaru mereka dirilis. Jantung mereka berdegup dengan kencang, menunggu akan seperti apa respons para penggemar terhadap musik baru mereka.

Somehow, tampil di hadapan para penggemar, bernyanyi dan menari untuk mereka, serta mempertunjukkan sisi terbaik mereka selama mereka berada di atas panggung adalah hal yang sangat menyenangkan bagi mereka semua. In a magical way.

Bahkan, rasa lelah, penat, energi yang terkuras habis untuk segala persiapan peluncuran album mereka pun sama sekali hilang saat mereka bertemu dan melihat kepuasan dari para penggemar.

Jimin tersenyum saat dirinya tanpa sengaja saling bertukar pandang dengan Yoongi.

Dan Yoonginya masihlah Yoongi yang sama meskipun semalam mereka telah menceritakan tentang hubungan mereka pada para anggota. Lelaki itu masih sulit untuk diajak melakukan kontak mata dan nada bicaranya masih saja dingin dan menyebalkan, bahkan dia masih suka menggoda dan menjahili Jimin, tetapi … Min Yoongi terlihat semakin hangat sekarang.

BEAUTIFUL, JIMINIE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang