4. Babo

5.1K 664 195
                                    

Hi! ^^

Selamat menikmati! 💛



Jimin melangkahkan kakinya dengan gugup, mereka akan bertemu lagi dengan Bang PD-nim hari ini. Orang yang begitu Jimin takuti kehadirannya.

Bukan karena bos mereka yang galak, tapi karena presiden Bang adalah orang yang begitu perfeksionis.

Jimin takut ia akan merasa malu kali ini, dihadapan member satu grupnya. Bagaimana jika Bang PD ternyata akan membahas tentang operasi plastik lagi? Bagaimana jika ternyata orang-orang disana akan setuju? Bagaimana jika nanti Yoongi akan ikut merendahkan dirinya? Apa yang harus Jimin lakukan?

"Jimin? Kau terlambat. Kau membuat kami harus menunda rapat selama lima menit." Lelaki berlesung pipi itu bicara.

"M-maafkan aku, hyung. Aku kesulitan mencari ruang rapatnya. Aku harus ke kam-"

"Berhenti berceloteh dan duduk, Park Jimin-ssi. Kau membuat waktu berjalan semakin alot." Protes Yoongi yang tengah duduk bertumpang kaki dan memijat pelipisnya, menahan emosi.

Membuat Namjoon berdehem kecil untuk memecah kekakuan diantara mereka. "O-oke, bukankah sekarang kita harus rapat? Duduklah Jimin, kursi disebelah Suga hyung masih kosong." Namjoon menunjuk kursi kosong diseberang tempatnya duduk.

Membuat Jimin menelan ludahnya kasar dan melirik Hoseok yang duduk disebelah kanan kursi kosong itu. "Duduklah, Jimin. Tidak apa. Suga hyung tidak akan menggigitmu saat sedang rapat." Hoseok berbisik sembari memberikan wink pada Jimin.

Jimin tersenyum kaku, namun ia memutuskan untuk duduk. Matanya tanpa sengaja berpendar untuk melihat Taehyung yang duduk di dekat anggota termuda mereka. Taehyung tersenyum maklum dan mengatakan 'semangat!' tanpa suara. Membuat Jimin ikut memaksakan sebuah senyuman.

Matanya sesekali melirik ke arah Yoongi yang masih duduk bertumpang kaki dengan punggung yang bersandar dikursi putar dengan santai dan kedua tangan yang terjalin satu sama lain. Terlihat begitu tampan dan misterius.

Omo! Sebentar! Tampan?

"Park Jimin?" Suara dari manajer mereka memecah lamunan Jimin begitu saja, "Bang PD sedang bertanya padamu." Ujarnya sedikit khawatir.

Mata Jimin membulat lebar, ia terkejut. Ia merasa bodoh karena sudah melamun ditengah rapat penting. "M-maafkan aku, aku kehilangan fokus." Sesalnya.

Tuan Bang menghela napas kasar dan mengangguk pelan, "jadi, bagaimana denganmu? Apa yang ingin kau lakukan di dalam grup?" Ia menelusuri file yang berisikan kertas biodata dan laporan perkembangan para member. "Yang lainnya terlihat memiliki potensi yang matang untuk dikembangkan. Tapi yang kau miliki hanya kemampuan dance kontemporermu. Ingin mencoba bernyanyi? Atau melakukan rap?"

Dadanya berdegup dengan kencang. Bernyanyi? Melakukan rap?

Ya Tuhan! Cobaan apalagi ini!

Jimin tidak bisa melakukan keduanya.

"A-aku," gugupnya.

"Kau juga tidak bisa menjadi visual, Jimin." Bang PD menghela napas.

Pandangannya terjatuh menatap kedua tangannya yang saling bertaut dan meremas dengan takut dibawah meja. "Aku tidak tahu. Kemampuanku untuk bernyanyi sangat kurang dan aku belum pernah menjadi trainee untuk rap."

Orang-orang disana menatapnya dengan berbagai pandangan yang berbeda-beda.

Seokjin dan Hoseok yang menatapnya kasihan, Taehyung yang menatapnya khawatir, Jungkook yang menatapnya terkejut, dan Namjoon yang menatapnya tak percaya.

BEAUTIFUL, JIMINIE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang