Jimin tidak berhenti tertawa saat Yoongi menggoda dirinya, mulai dari memasuki pintu kamar sampai keduanya berbaring di atas ranjang. Suasana hatinya hari ini benar-benar baik. Kemudian tawa menggemaskan itu perlahan terhenti, saat Jimin mulai merasa kelelahan. Yoongi mendekap tubuh mungil itu erat, mencium puncak kepalanya lalu mencuri sebuah kecupan lembut di bibir berisi lelaki yang lebih muda.
"Kau terlihat lebih cantik saat sedang bahagia, Jimin. Bisakah aku melihat ini pada dirimu selamanya?"
Jimin mengangguk tanpa ragu. "Selama Yoongi Hyung ada di sisiku selamanya?"
Pemuda Min itu tersenyum hingga gusi merahnya terlihat. "Kenapa Jiminku sangat pandai merayu?"
"Aku tidak merayu, Yoongi Hyung." Manjanya. "Aku mengatakan yang sebenarnya. Seperti hari ini, aku merasa sangat bahagia! Kita bisa menjadi diri kita sendiri, dan Yoongi Hyung … terlihat seperti Yoongi Hyung."
Dahi itu berkerut mendengarnya. Yoongi memberikan jarak di antara mereka, menggerakkan tubuhnya di atas ranjang itu tanpa melepas pelukan. Menatap Jimin yang kini mendongak menatap dirinya. "Aku terlihat seperti diriku sendiri?"
Jimin menggigit bagian dalam bibirnya. Mencubit kecil kaus tidur Yoongi dengan jemari mungilnya.
Melihat hal itu, Yoongi tahu Jiminnya tengah merasa ragu, ia menghela napas dan mengusap lengan atas Jimin lembut. "Kau tidak akan menceritakannya padaku?"
"Memangnya aku boleh jujur?" cicitnya.
Yoongi tersenyum lembut. Jimin terlihat sangat menggemaskan setiap kali lelaki itu bercerita tentang pengalaman sehari-harinya, kekhawatirannya, ketakutannya, juga saat Jimin menceritakan tentang kebahagiaannya. Mungkin Jimin tidak menyadarinya, tetapi ia terlihat seperti anak kecil saat sedang melakukannya. Yoongi tidak keberatan, tentu saja. Karena melihat Jimin yang seperti itu, membuat kekasihnya terlihat sangat murni.
"Kenapa tidak?"
"Karena ini tentang Yoongi Hyung." Kesalnya.
Yoongi terkekeh pelan. Mengetuk dahi Jimin dengan dahinya, membuat Jimin mengaduh dan mengusap keningnya sakit. "Justru karena itu aku. Aku harus tahu."
Jimin mencebik dengan bibir yang mengerucut sebal, namun setelah ia selesai mengusap dahinya, ia menurunkan tangannya perlahan dan kembali menatap Yoongi. "Yoongi Hyung terlihat manis dan begitu peduli padaku hanya saat kita sedang berdua." Mulainya. "Tapi, di depan member lain, staf, apalagi para penggemar saat kita berada di panggung, Yoongi Hyung suka sekali bersikap dingin padaku." Kemudian matanya membola lebar saat ia menyadari apa yang baru saja ia ucapkan. "Tidak, tidak." Paniknya. "Aku tidak protes karena hal itu. Aku tahu, kita harus menyembunyikan semuanya di hadapan orang-orang, tapi …," cicitnya di akhir kalimat, "tapi, terkadang, aku juga ingin melihat Yoongi Hyung yang menghampiriku lebih dulu. Menyapaku lebih dulu, menggodaku lebih dulu." Ia tertunduk malu. "Terkadang, aku melihat beberapa komentar tidak menyenangkan di internet. Mereka bilang, aku … terlalu tidak tahu malu, suka menggoda dan mendekati Yoongi Hyung seperti orang yang kehausan kasih sayang dan perhatian. Aku … itu membuatku merasa sedih, Hyung. Orang-orang selalu saja menyalahartikan caraku menunjukkan kasih sayang kepada orang-orang di sekitarku, tidak hanya pada Yoongi Hyung, bahkan pada member lain juga."
"Seperti orang-orang yang suka mengataiku dingin dan tidak peduli pada member kita?" Yoongi mulai. "Atau, seperti orang-orang yang mengatakan bahwa aku tidak memiliki semangat hidup dan hanya bisa tidur sepanjang hari?" Kekeh Yoongi pelan. "Jimin, kita tidak bisa mengontrol apa yang ingin orang lain pikirkan tentang kita, tapi kita bisa mengendalikan bagaimana cara kita untuk menerimanya. Tidak apa-apa, jika kau merasa sakit hati karena komentar-komentar buruk saat kau sedang membacanya, tidak masalah. Tapi setelahnya, kau harus kembali bangkit dan menjalani hidupmu untuk berfokus pada tujuanmu sendiri. Persetan apa kata orang, yang tahu bagaimana Jiminku yang sesungguhnya, hanyalah dia sendiri, dan juga orang-orang terdekatnya." Yoongi tersenyum saat Jimin menatapnya terkejut karena sudah menyumpah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL, JIMINIE (END)
FanficA Yoonmin FanFiction "Aku bukan manusia sempurna. Rendah diri menjadi ciriku, tapi kau yang selalu membanggakanku. Mengatakan pada dunia dengan lantang. Bahwa aku.. ..adalah pria tercantik yang akan selalu menghiasi hidupmu. Mengatakan padaku, bah...