13. The First Date

3.4K 396 94
                                    

April to August.
I left you guys hanging too long :")
Mianhae :")

Enjoy! 💗


"Uh? Tawaranmu yang mana, Hyungie?" Bingung Jimin.

Yoongi terkekeh mendengar nada bicara Jimin yang begitu manja. Lalu ia menggenggam tangan mungil Jimin lembut. "Tawaranku, untuk menjadikan kita sepasang kekasih." Ia tersenyum lembut. "Apa... Jiminie mau, menerimaku sebagai seorang kekasih?"

Pipi Jimin memerah mendengarnya.

Rasanya aneh sekali.

Dadanya berdegup tak nyaman, tubuhnya menghangat, dan berkeringat dingin. Apa Jimin sedang demam sekarang? Ujarnya dalam hati.

"Jiminie?" tanya Yoongi dengan lembut, wajahnya seolah tengah mencari perhatian Jimin yang kini melayang entah kemana. Yoongi terkekeh. "Kalau Jiminie memang tidak ingin kita berpacaran dulu, Jiminie bisa bilang--"

"Aku mau, kok!" teriak Jimin menjatuhkan susu pisang di tangan kirinya refleks, tangan kanannya menggenggam erat tangan Yoongi. "Hyungie jangan bilang begitu! Pokoknya Jimin mau jadi kekasih Hyungie," bisik Jimin di akhir kalimat. Membuat Yoongi tersenyum hingga gusi merah mudanya terlihat.

"Terima kasih, Jim!" pekik Yoongi gemas seraya mencuri sebuah kecupan di bibir tebal milik Jimin, "Yoongi menyayangi Jiminie!" bisik Yoongi gemas.

Jimin tertawa renyah.

Tawa yang begitu lepas, seolah beban hari ini terangkat seluruhnya begitu saja. Ia menangkup kedua pipi Yoongi, dan menatap gemas penuh kasih sayang pada kedua mata rubah milik Yoongi. Saling melempar tatap penuh cinta khas orang yang baru saja berpacaran.

Lalu sebuah senyuman manis mengangkat kedua sudut bibirnya. Jimin berkata, "Jiminie bahkan sangat, sangat, sangat, mencintai Yoongi-nya." Jimin terkekeh setelahnya karena mendapati wajah Yoongi yang tersenyum malu-malu.

Aneh sekali rasanya, lelaki di depannya ini ternyata bisa tersipu juga. Padahal Jimin masih ingat dengan jelas betapa galaknya Yoongi pada dirinya selama ini. Tapi ternyata, Min Yoongi dapat berubah menjadi sesosok kucing manis di hadapannya.

Jimin harap, hanya ia satu-satunya manusia yang dapat membuat Yoongi tersipu malu.

Jimin harap, hanya ia satu-satunya manusia yang dapat melihat rona merah di pipi Yoongi saat lelaki itu bahkan tidak mabuk.

Jimin harap, hanya ia. Satu-satunya manusia yang akan mendapatkan ucapan cinta dan sayang yang spesial dari Yoongi.

Hingga tanpa Jimin sadari, kini ia tengah menempelkan bilah bibirnya pada bibir tipis Yoongi. Melepaskannya dengan segera ketika ia merasakan dadanya terbakar hebat. Lalu napasnya harus tercekat, saat kini, Yoongi lah yang membalas kecupan singkat Jimin.

Bertubi-tubi menyerang bibir tebalnya. Menghujaninya dengan ribuan kecupan singkat yang manis.

Membuat keduanya terkekeh gemas kemudian. Merasakan indahnya menyalurkan kasih sayang mereka untuk satu sama lain.

Sampai tawa itu harus terhenti, saat akhirnya Yoongi menatap dirinya dengan tatapan penuh gairah. Dan Jimin tahu, apa yang tengah Yoongi inginkan darinya.

Ia menurunkan kedua tangannya dari pipi Yoongi, menjatuhkannya tepat ke atas bahu. Lalu memejamkan matanya erat seraya meremat kaus Yoongi kuat.

Ia dapat merasakan kelembutan dari setiap lumatan bibir Yoongi pada bibir bawahnya, merasakan basahnya saat lidah Yoongi menyapu lembut bibirnya. Mengisap manis bilah bibir atasnya, lalu menelusupkan lidahnya ke dalam mulutnya.

BEAUTIFUL, JIMINIE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang