15. Jiminie's Update

3.2K 316 79
                                    

"Kami bisa menggunakan ini?" Jimin menatap ponselnya yang menunjukkan aplikasi bergambar burung putih, dengan bibir yang mengerucut.

Pria bertubuh tegap itu mengangguk dan mencebik kecil. "Tuan Bang ingin kalian lebih aktif lagi menyapa penggemar. Pastikan untuk mengingat user name dan kata sandi akunnya, kalian bisa berbagi foto dan video singkat. Tapi, ingat! Tidak ada TMI." Sejin terkekeh saat ia melirik Taehyung yang tertunduk malu.

"Baiklah, Hyung!" seru Hoseok antusias.

Oh, bicara tentang Taehyung. Lelaki itu baru saja membagikan sebuah foto di depan apartemen mereka beberapa hari yang lalu, dan hal itu sontak membuat Sejin kelimpungan mengurus blog mereka.

Itulah sebabnya mengapa Taehyung merasa malu saat Sejin mengatakan hal itu tadi.

"Sudahlah, yang paling penting adalah kita tidak mengulanginya lagi." Hoseok menyentuh pundak Taehyung yang masih duduk di sampingnya. Membuat Taehyung menyentuh dadanya yang berdegup cepat, saat lelaki bermarga Jung itu memilih keluar dari ruang rapat mereka.

***

"Hyung?" Jimin memunculkan kepalanya gugup di balik pintu kamar Yoongi yang sedikit terbuka.

Membuat lelaki berkulit putih pucat yang tengah sibuk dengan laci nakasnya itu menoleh, lalu tersenyum tipis.

"Uh, Seokjin Hyung?" Jimin menggaruk belakang kepalanya, sebuah perasaan gugup terlihat jelas di wajah menggemaskannya.

"Masuklah. Hyung sedang mandi."

"Ah," ujarnya, mengangguk lega seraya mendorong pintu kamar Yoongi lebih lebar lagi. Berjalan masuk sembari bermain dengan jemarinya. Ia menggigit bibirnya saat tubuhnya berhenti beberapa langkah di belakang Yoongi, lelaki itu masih tetap sibuk dengan nakasnya.

Apa Jimin boleh duduk di ranjang kekasihnya?

"Duduk saja, Jimin. Kau boleh duduk di ranjangku."

Pipi gembil itu memerah mendengarnya. Yoongi seperti seorang pembaca pikiran.

"Ada apa, Jim?"

"Oh?" Ia yang kini tengah duduk di tepi ranjang, mendongak menatap Yoongi yang kini sedang berdiri dengan satu kaki tertekuk-- terlihat mengintimidasi, bagi Jimin yang hanya bisa bermain dengan jemari mungilnya.

Yoongi mendengus lalu terkekeh kecil. Membuka bungkus makanan yang ada di tangannya. "Bukankah kita sudah sepakat untuk saling bertemu di atap atau saat yang lain sedang tertidur. Kau bahkan tidak mengecek keadaan sebelum datang kemari. Kau tidak tahu apakah Jin Hyung ada di sini atau tidak," jelasnya dingin, mengunyah kacang goreng terigu bumbu sapi panggang di tangannya.

Jimin menundukkan wajahnya.

Itu benar. Walaupun ini sudah petang, tapi anggota yang lain pasti belum tertidur. Mereka baru saja pulang dari rapat, for God's shake.

Seharusnya, Jimin tidak bertindak gegabah. Tapi ….

"Kau merindukanku, ya?" tanya Yoongi dengan nada menggoda.

Membuat Jimin mengangkat kepalanya terkejut, pipinya memerah dan mata bulan sabitnya membola lebar.

"Oh, Jimin di sini?" Bingung Seokjin dengan handuk yang masih menutupi kepalanya.

Dan hal itu, justru membuat pipi Jimin semakin memerah.

"Jimin ingin bicara denganmu, Hyung," ujar Yoongi jahil, tanpa berhenti mengunyah.

Membuat Jimin menggenggam celana tidurnya gugup.

Min Yoongi itu benar-benar menyebalkan!

"Benarkah, Jimin? Ada apa?" Seokjin bertanya sembari terus mengeringkan rambutnya.

BEAUTIFUL, JIMINIE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang