Teaser

12.3K 884 55
                                    

BEAUTIFUL, JIMINIE




"Aku bukan manusia sempurna. Rendah diri menjadi ciriku, tapi kau yang selalu membanggakanku. Mengatakan pada dunia dengan lantang. Bahwa aku..

..adalah pria tercantik yang akan selalu menghiasi hidupmu.

Mengatakan padaku, bahwa keindahan.. adalah ciriku..

..maka tak ada hal lain yang bisa kukatakan selain, aku mencintaimu, dan terimakasih, Min Yoongi."

Casts:
Min Yoongi as Min Yoongi
Park Jimin as Min Jimin

Other Casts:
Dijabarkan dalam cerita




Genre:
Fluffy, Romance





Rating:
Teen to Mature




WARNING:
Slash / Yaoi / Boy X Boy
Don't like? Don't read,
Mild Language


Disclaimer:
Tokoh dalam FanFiction ini adalah milik Agensi ybs, keluarga, dan sang tokoh pribadi.
Penulis hanya meminjam nama tokoh untuk keperluan cerita.
Karakter dalam FanFiction mungkin berbeda dengan karakter asli tokoh.

Copyright
©1stWings
2018






~~~Cerita dalam FanFiction ini murni pemikiran penulis~~~

Enjoy this work! ^^








"Jimin, kau benar-benar tidak ingin operasi plastik?"

"Huh? Kenapa?"

"Kurasa untuk menjadi seorang idol, kau harus memiliki wajah yang sempurna. Tinggimu tidak seberapa, walaupun suaramu bagus dan memiliki keunikan. Bukankah wajah yang tampan.."


"..membuat nilai jualmu lebih tinggi?"







"Hufft~" pria mungil itu menatap lesu jalanan dihadapannya. Ia berjalan dengan wajahnya yang tertunduk. Jimin hanya tidak mengerti, seburuk itukah wajahnya hingga ia tak dapat dikategorikan sebagai idol? Hei! Ayolah, menjadi idol adalah impian Jimin selama hidupnya, dirinya tidak mungkin membanting stir tiba-tiba dan mengubah impian seumur hidupnya itu.

"Jimin!" Ia menoleh kebelakang, senyuman dibibirnya berkembang saat ia menatap sahabat sehidup sematinya tengah berlari menghampiri dirinya. "Taehyung!" Jimin ikut memekik dan melambaikan tangannya pada Taehyung.

Sahabatnya itu berperawakan jangkung, dia tampan, menawan, suaranya khas, dan lucu juga imut. Jimin iri, sangat. Tapi Taehyung tak pernah menyombongkan dirinya pada siapapun, selain itu bagi Taehyung, Jimin adalah segalanya. Membuat Jimin merasa lebih berarti.

Dia tertawa menatap sang sahabat yang kelelahan dan bernapas berat karena berlari terlalu semangat, "kau lelah, Tae? Ya Tuhan, baru begitu saja kau sudah kelelahan. Makanya, olahraga Tae."

Taehyung mulai berdiri dan berkacak pinggang, mengangkat satu tangannya yang memegang plastik dengan dua es krim didalamnya. "Ini, jangan banyak bicara. Aku tahu kau butuh refreshing. Ingin duduk ditaman?"

Jimin tersenyum menatap Taehyung yang begitu mengerti akan dirinya. "Tae~ kau baik sekali." Jimin mencubit kedua pipi Taehyung cukup keras, membuat empunya berteriak dengan baritonnya. Membuat Jimin berlari dan memekik kencang karena dirinya takut Taehyung berhasil menangkapnya.

Hum, setidaknya.. dunia tak sekejam itu, masih ada Taehyung yang bisa mengerti Jimin.
*****















"Jadi, apa yang Bang PDnim katakan padamu, Jim?" Tanya Taehyung penasaran. Mereka adalah teman baik semenjak kelas dua Junior High. Mereka bertemu di Busan, saat Taehyung dan keluarganya pindah dari Daegu untuk urusan keluarga. Pertemanan keduanya terus berlanjut hingga kini mereka menjadi trainee yang sama, ditempat yang sama, dan belajar disekolah yang sama.

"Seperti biasa, perihal fisik." Jimin terkekeh kosong.

Taehyung menghela napas kasar, "sudahlah jangan dipikirkan, setidaknya kau lebih beruntung daripada diriku. Bang PDnim bahkan tak bisa mengingat namaku dengan baik." Keduanya terkekeh. "Kau harus semangat, Jim. Aku yakin bukan hanya dirimu yang disarankan begitu."

Jimin mengangguk paham, ia tersenyum dan mulai kembali menjilat es krimnya. "Jimin tahu, yang namanya idol tak jauh dari kata harus tampil sempurna. Aku baik-baik saja tentang hal itu, tapi.. ibuku tidak."

Taehyung mengangguk, "ya, tentu saja. Lagipula wajahmu cukup dipoles make up saja, Jim. Bang PDnim terlalu berlebihan." Jimin memukul kepala Taehyung membuat sahabat seperjuangannya itu memekik sakit dan melebarkan matanya menatap Jimin. "Apa yang kau lakukan!" Keluhnya kesal.

"Taehyung bodoh! Bagaimana jika Bang PD dengar?"

Taehyung refleks menutup mulutnya, mereka melirik ke arah belakang dan bersyukur tak ada orang dari agensi mereka yang mendengar perbincangan kolot itu.

Ya, kolot. Karena ini bukan sekali dua kali dibicarakan Jimin dan Taehyung. Hampir setiap bulan mereka melakukannya setelah evaluasi bersama direktur agensi tentang penampilan dan postur tubuh mereka, selama kurang lebih satu tahun masa trainee.

Taehyung itu konyol, tapi Jimin sayang. Dia adalah sahabat terbaik untuk Jimin.

"Oh, iya. Jimin, kau sudah tahu tentang apa yang akan terjadi akhir bulan ini?"

"Evaluasi talent?" Polosnya. Taehyung menggelengkan kepalanya, "pembagian grup training. Kita akan dibagi ke dalam grup yang membutuhkan aura diri kita. Aku sudah tidak sabar." Ujar Taehyung semangat.

Jimin hanya tersenyum kecil dan menundukkan kepalanya, "semoga beruntung, Tae. Kau pasti bisa."





'Karena kau dan fisikmu sendiri sudah sangat sempurna. Kau pasti berhasil lolos disetiap tahap.'
*****

-tbc-

Fluffy fanfict pertamaku. Ceritanya ringan. Semoga 😂

I love this day, cause it's mean I start everything all over again. Be a new person for my entire life. Karena ini hari pertama, angka kesatu untuk semua hari kedepannya. 01st 😘







January, 01st 2018



-1stWings-





BEAUTIFUL, JIMINIE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang