[15] Kok jadi beda?

72 11 7
                                    

Rabu ini.

Lagi dan lagi.

Mereka berdua-Momo dan Jeka-melakukan itu lagi.

Ini sudah kesekian kalinya, namun tanpa Momo ketahui, mungkin Rabu ini akan menjadi Rabu terakhir ia bercinta dengan Jeka.

Ralat, bukan kata bercinta yang tepat karena mereka melakukan itu tak didasari oleh cinta melainkan nafsu, ya nafsu untuk kebutuhan biologis mereka.

Jeka meremas buah dada itu dengan khidmat, dan karena sudah terlalu sering, kini Jeka berani memasukkan tangannya kedalam pakaian Momo, dan meremasnya dari dalam.

Ya tentu saja, buah dada itu benar-benar telah tersentuh oleh seorang Jeka.

Lelaki itu memainkan puting yang mengeras itu dan Momo meremat kain sprei.

Dengan gerakan sekelibat, Jeka mengeluarkan tangannya dari dalam kaus tipis Momo dan kembali mencium daerah pipi juga leher.

Namun, ya meski mereka sudah dikatakan berani, tapi mereka benar-benar belum berani untuk berciuman dibibir, atau bahkan saling telanjang satu sama lain.

Setelah kegiatan rutin mereka tersebut, selalu diakhiri oleh cuddle yang nyaman.

Namun, kali ini hanya berpelukkan saja, Jeka pun hanya diam, yang biasanya melakukan apapun kayak maenin rambut Momo, ngelus-ngelus pipinya, atau yang sering mungkin ngusap rambut.

Tapi ini enggak.

"You are really good friend" celetuk Jeka.

Momo tak suka itu. Ia lantas menghadap Jeka dan siap menjawab.

"Don't call me your friend, if i heard that word again, you might never get a chance to see me naked in your bed" ancamnya.

Karena memang, Momo pengen lebih dari sekedar temen, makanya nyoba ngodein kek gitu ke Jeka.

"Sounds like a TikTok Song" sahut Jeka sambil tersenyum.

"Not a TikTok Song, but Meghan Trainor's song. You know that trend?"

"Yeah, kiss my ass goodbye?"

"Exactly"

"You copying that song, hmm?"

"Haha yeah"

"Yaudah, gak gue panggil temen deh" kata Jeka lalu mendekatkan dirinya pada Momo.

"I will call you Mom"

Rambut itu Jeka belai.

"Mommy" bisiknya yang bikin kupu-kupu diperut.



Jeka meninggalkan Momo dengan motornya, tanpa memberi lambaian tangan atau senyuman pamit. Jeka melesat begitu saja.

Momo agak merasa aneh, tadi juga setelah bermain, Jeka sungguh menaati peraturan FWB mereka yang dibuat oleh Momo tempo hari.

Ia tidak mencium kening Momo atau bahkan mengusap rambutnya, yang sebelumnya selalu ia langgar bahkan saat rabu kemarin. Namun, rabu ini seakan berbeda.

Momo bertanya-tanya.

~

Siang ini, di sekolah, tepat setelah bel berbunyi pulang, Momo keluar kelas paling awal.

Ia berjalan ke parkiran dan mencari keberadaan sosok ojek pribadinya.

Tidak ada.

Bahkan ia tidak melihat motor Jeka.

Kenapa ya kira-kira?

Momo dengan sigap menelepon Jeka untuk mendapat kepastian.







momo jk : friends with benefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang