Epilog

135 12 10
                                    

Momo sampai di Apartemen nya dengan selamat. Ia terlihat lemas dan tidak bersemangat. Ia telah melakukan hal yang seharusnya tak dilakukannya dengan Jeka semalam. Namun, Momo merasa bahagia, bebas, bingung, kecewa pada waktu yang bersamaan. Itu terasa campur aduk dan Momo tak tau mengapa.

Tarikkan nafas yang panjang menandakan ia ingin melupakan hal semalam untuk sekejap. Ia menaruh tas nya dan mulai mengerjakan pekerjaan rumah.

Mencuci piring, menyapu, mengepel, membersihkan meja, membersihkan sofa, dll.

Dirinya selesai melakukan itu sekitar 2 jam kemudian. Momo merasa mual dan muntah gaib lagi tadi. Mungkin ini Morning Sickness, pikirnya.

Istirahat sebentar untuk mengisi ulang tenaga, Momo mengambil tas yang ia pakai tadi dan mengambil sesuatu.

Tespek, yap betul sekali. Momo masih kurang yakin dan ingin membuktikannya sendiri jadi ia sempat pergi ke Apotik sebentar.

Setelah selesai, ia melemaskan pundaknya. Ternyata hasilnya tetap sama, Positif. Itu berarti Jeka benar. Sulit di percaya kalau semalam, Jeka melakukan sex dengannya dan mengeluarkan di dalam, padahal Momo sedang mengandung muda. Apa itu tidak apa-apa?

Cklek

"Sayang" Vernon pulang.

Mereka berpelukkan.

"Kamu mabuk ya?" Momo bertanya.

Vernon hanya tersenyum. "Maaf ya"

"Kamu semalem nginep di Mama?"

Momo mengangguk. Ia harus menyusun naskah drama dadakan untuk keselamatannya. Tak mungkin ia jujur bilang kalau ia bercinta dengan Jeka sepanjang malam.

"Iya aku nginep di Mama"

Kini Vernon yang mengangguk. Matanya tertuju pada Tespek yang masih dipegang Momo. "Itu apaa?" Tanya nya.

"Ada yang harus aku omongin sama kamu, Ver." Ucap Momo kemudian.

"Apa?"

"Aku hamil"

Wajah Vernon kian berubah. "Ini pasti salah aku ya, karena aku gak pernah pake pengaman dan selalu gak sengaja ngeluarinnya di dalem, aku-"

"Hey hey, it's okay. I'm fine"

"Tapi kamu hamil, aku takut ngeganggu ke kerjaan kamu nantinya, aku minta maaf, Sayang"

Momo tersenyum. Melihat reaksi Vernon yang polos dan tidak menangkap poin yang Momo ucapkan.

"Baby, listen to me. Do you love me?"

"Why are you asking me that question? Of course i did, I love you more than anything, i'm never met someone like you. Aku yang jadi racun di hubungan kita karena aku yang suka maen cewek, tapi kita tetep balik lagi karena aku ngerasa gak ada perempuan mana pun yang senyaman kamu. You're my home"

"Apa yang harus kamu lakuin kalo kamu cinta sama aku ketika tau kalo aku lagi mengandung anak kamu?"

"I have to marry you quickly"

"That was exactly my point at the first. Jangan salahin diri kamu and if you love me that much, do you want to marry me?"

Vernon mengangguk. "Pasti. Aku wisuda dua minggu lagi, dan kita bakal nikah satu bulan dari sekarang. Kamu keberatan?"

Momo menggeleng. "Kamu yakin mau nikahin aku?"

"Udah cukup aku jadi bajingan sampe bikin kamu hamil kayak gini, aku gak mau nyakitin kamu lagi jadi aku mau tanggung jawab"

Momo memeluk Vernon. Rasa tulus tersalurkan lewat dekapan itu, Momo harap Vernon benar-benar serius dengan apa yang diucapkannya. Ia sungguh ingin hidup bahagia hanya dengan Vernon. Ia tak ingin dihantui lagi oleh masa lalu.

momo jk : friends with benefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang