14. Happy Valentine's day, Bonnie & Clyde

1.1K 148 9
                                    

Seorang wanita dengan gaun satin merahnya sedang memasuki tribun VIP yang berada di lantai 2 gedung teater termegah dan terbesar di Jepang. Ia berjalan dengan anggun sambil diikuti dengan seorang pelayan dibelakangnya.

Netra sang wanita mengamati seluruh area ruang pertunjukan teater yang akan dimulai kurang lebih dua puluh menit lagi. Dari tempatnya sekarang, semua penjuru terlihat sangat jelas. Ia pun tersenyum kecil.

"Silahkan duduk, Nona." Ucap sang pelayan sambil membantu kursi [Name] untuk duduk.

"Apa kau akan menikmati pertunjukannya sendirian?" tanya sang pelayan.

"Kekasihku akan segera datang. Dia yang memesankan tempat ini sekaligus untuk menikmati makan malam bersama." jawabnya sambil menampilkan senyum anggunnya.

"Wow. Kekasihmu benar-benar memilih tempat yang sangat strategis untuk menikmati pertunjukan ini." komentar pelayan tersebut.

"I know, right? My boyfriend is cool." jawab [Name] merasa bangga, saat tiba-tiba ada lelaki dengan surai merah muda dan jas serba hitamnya memasuki tribun VIP tersebut.

Sanzu Haruchiyo.

"Hello my queen." sapa Sanzu sambil berjalan ke arah wanitanya dan menciumnya sekilas lalu duduk tepat didepan [Name].

[Name] tersenyum cantik menyambut kedatangan kekasihnya tersebut. Walau sudah menjadi sepasang kekasih selama hampir dua minggu, namun hatinya masih berbunga-bunga mengingat bahwa ia bisa menaklukkan hati Sanzu Haruchiyo.

Tidak lama, pelayan lainnya datang dengan membawa beberapa hidangan untuk makan malam dan menuangkan champange pada gelas [Name] dan Sanzu. Para pelayan begitu melayani mereka dengan begitu baik dan spesial.

"Semuanya sudah lengkap, selamat menikmati pertunjukannya, Nona Kenjiro dan Tuan Sanzu." pamit pelayan itu lalu meninggalkan ruangan VIP tersebut, menyisakan mereka berdua.

"So, puddin, is everything under control?" tanya [Name] pada Sanzu. Ya, [Name] memiliki nama panggilan kesayangannya untuk lelaki tersebut. Puddin. Entah apa yang dipikirkan oleh wanita itu.

"Of course. Aku baru aja mastiin semuanya. This gonna be the greatest show." ucap Sanzu dengan senyuman seringainya, sambil mengangkat gelas champangenya, mengajak [Name] untuk bersulang.

"Aww. Gak sabar nikmatin pertunjukannya." balas [Name] yang juga mengangkat gelasnya dan membenturkan kecil dengan gelas Sanzu, menghasilkan bunyi ting.

***

Semua pengunjung tampak menikmati pertunjukan teater musikal Snow White. Pementasan drama dengan diiringi live musical dari komposer terkenal.

Para pemainpun juga memainkan perannya dengan baik. Mereka begitu menghayati peran mereka masing-masing. Hingga masuk pada adegan ketika ibu tiri Snow White yang menyamar menjadi orang tua, memberikan apel yang beracun kepada Snow White.

Sang putri salju pun terbatuk, memegangi dadanya lalu terjatuh dan tidak sadarkan diri. Diiringi dengan instrumen musik yang menggema senada dengan adegan tersebut, para penonton pun semakin terpukau dengan pertunjukannya.

Dirasa para pemainnya benar-benar menghayati dan berakting dengan baik, juga musikalnya yang benar-benar berhasil membangun suasana drama putri salju tersebut. Semua pengunjung terlihat bertepuk tangan, begitu puas dengan apa yang disuguhkan kepada mereka.

Adegan demi adegan berlanjut, hingga memasuki adegan terakhir dimana pangeran mencium sang putri tidur agar terbangun dari tidurnya yang panjang. Pangeran tersebut mencium sang putri. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa sang putri akan membuka matanya.

Lelaki yang berperan sebagai pangeran tersebutpun bingung. Ia menciumnya lagi, namun masih tidak bangun. Ia pun mulai panik, sadar bahwa lawan mainnya tidak bernafas, pucat dan badannya kaku juga dingin.

"ASTAGA!!! TOLONG!!! TOLONG DIA!!! DIA GAK BERNAFAS! DIA MENINGGAL!" teriak sang pangeran lalu berlari, membuat semua crew dan pengunjung kebingungan. Instrumen musikpun berhenti. Semua tampak kebingungan dengan apa yang terjadi.

Beberapa crew pun langsung memasuki panggung dan mengecek keadaan. Salah seorang pengunjung yang ternyata dokter, langsun berlari keatas panggung berniat untuk membantu mereka.

"Dia sudah mati. Ini karena racun." Suasana gedung teater mendadak mencekam saat mendengar kalimat dari dokter tersebut.

"Ini berasal dari apel ini. Apel ini benar-benar beracun." timpalnya lagi saat meraih dan mencium bau dari apel yang tadi dimakan oleh pemeran Snow White saat adegan bersama ibu tirinya di awal.

Semua pengunjung langsung berwajah pucat pasi. Alih-alih mendapatkan pertunjukkan yang bagus, malah menyaksikan sebuah hal yang membuat traumatis.

Namun berbeda halnya dengan sepasang kekasih yang menyaksikan adegan drama putri salju tersebut dari lantai 2 tribun VIP. Senyum sumringah mereka terulas begitu jelas pada wajah mereka. Mereka bersulang sekali lagi, merayakan keberhasilan misi mereka untuk yang kesekian kalinya selama sebagai sepasang kekasih.

"Let's go my queen. Putri tidur sudah benar-benar tidur. Mission completed." Sanzu berdiri, menawarkan tangannya kepada [Name]. Wanita itupun tersenyum dan menerima tangan pujaan hatinya lalu melangkah keluar dari gedung teater tersebut beriringan sambil bergandengan.

"Well, hello Bonnie and Clyde." Sapa Koko dan Ran saat [Name] dan Sanzu sudah berada di dalam mobil yang sudah menunggu mereka berdua dari kejahuan gedun teater.

Ya, Bonnie and Clyde. Itulah julukan para eksekutif Bonten kepada [Name] dan Sanzu sejak mereka menjadi sepasang kekasih. Pasangan yang tidak memiliki ampun pada targetnya. Seringkali mereka diberikan misi bersamaan, selalu memberikan hasil yang memuaskan. Mereka begitu kompak dan bengis saat menuntaskan misi mereka. Terlihat juga mereka begitu saling menikmatinya.

"Kita langsung ke tempat eksekusi berikutnya ya? Sesuai rencana, kalian berdua yang eksekusi, gue dan Koko yang akan ngalihin semua keamananya." tanya Ran kepada [Name] dan Sanzu.

"We're so ready! Bring them all!" ucap Sanzu semangat setelah meneguk dua pill obat-obatannya, lalu meraih dan mencium [Name] disebelahnya dengan rakus.

"Oh look! It's 00.00, tepat tanggal 14 Februari! Happy valentine's day, my queen! Kita rayain ini dengan eksekusi penghianat! We're soooo fire!" lagi-lagi Sanzh langsung melumat bibir kekasihnya.

"Eww stop it you guys! Get a room!" Koko dan Ran yang menyaksikan mereka di spion mobil terlihat begitu geram yang hanya dibalas gelak tawa oleh [Name] dan Sanzu.

Malam itu, mereka melanjutkan misi bersama. Merayakan hari kasih sayang dengan membunuh, menembak, dan menyiksa targetnya.

Sungguh indah bukan kisah mereka sebagai sepasang kekasih?

"The more I spend time with you, semakin gue yakin untuk menjatuhkan hati untuk lo."

"But the more I spend time with you, semakin gue ngerasa bahwa semakin dekat gue akan kehilangan lo."

____

TBC

LET ME BE YOURS [ SANZU HARUCHIYO X READER ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang