Won't you stay till the A.M? All my favorite conversations, cause we don't know what we're sayin..
__Suasana malam hari begitu gelap dan sunyi di kamar tidur milik eksekutif Bonten nomor dua ini. Hanya ada suara detik jam yang memenuhi seluruh penjuru ruangan. Wanita bersurai hitam itu masih terjaga, baginya ini adalah malam yang panjang.
Ia menatap lelaki disebelahnya yang begitu pulas. Wajah kekasihnya terlihat begitu tenang dengan nafasnya yang teratur. Ia pun tersenyum kecil sambil mengusap pelan lengan Sanzu yang berada diatas perutnya, memeluknya, merasakan kembali bagaimana rasa cintanya yang begitu besar.
Pelan-pelan ia memindahkan lengan kekasihnya, bangkit dari tempat tidurnya, meraih kimono tidur miliknya yang berserakan, lalu menggunakannya seraya berjalan menuju balkon kamar tersebut.
Wanita itu bersandar pada pagar balkon sambil menikmati pemandangan Tokyo yang begitu indah dengan lampu-lampunya yang cantik. Angin malam yang menerpanya dirinya tidak dihiraukan, kalah dengan pikirannya sendiri yang kalut.
"My time is running out. I'm so scared." gumamnya pelan.
Ya, misinya kali ini untuk mencuri data milik Bonten sudah hampir habis. Mengapa waktu begitu cepat berlalu saat kita menikmati momen bersama orang yang kita cintai? Wanita itu berkhayal, seandainya ia bisa membeli waktu.
Masih dengan pikirannya sendiri, tanpa ia sadari Sanzu yang masih bertelanjang dada berjalan mendekat dan memeluknya dari belakang dengan lengan kekarnya. Tangan Sanzu menurunkan sedikit kimono tidur milik [Name] yang menampilkan leher jenjang dan pundaknya, lalu mengecupnya.
"It's 2 a.m in the morning. Kok gak tidur? My bed feels so empty without you in it." ucap Sanzu ditengah-tengah kesibukannya mencumbu setiap inci leher wanitanya.
"Gak bisa tidur." jawab [Name] yang masih belum mengalihkan pandangannya dari pemandangan kota, namun jarinya mulai mengusap pelan surai merah muda Sanzu sambil membiarkan lelaki itu melanjutkan kegiatannya.
Tangan Sanzu berpindah ke pinggang milik [Name], lalu memutar badan [Name] dengan begitu mudahnya, membuat mereka berhadapan saat ini. Sanzu segera menyatukan bibir mereka, menekan tengkuk [Name] agar semakin memperdalam ciuman mereka.
[Name] mengikuti alur permainan Sanzu seraya melingkarkan tangannya pada leher kekasihnya. Masih belum lepas tautan bibir mereka, Sanzu mulai melepas ikatan kimono tidur milik [Name], namun seketika langsung ditahan oleh [Name].
"Kita tadi udah main. Aku capek." ujar [Name] sambil membetulkan kembali kimononya. Sanzu menatap bingung ke arah wanitanya.
"Biasanya kuat berkali-kali, kok tiba-tiba gak mau? Is there something that bothering you?" tanya Sanzu. [Name] tersenyum lembut lalu mengusap pelan wajah Sanzu.
"I'm fine. Aku cuma capek aja dan gak bisa tidur." jawab [Name] sambil meraih tangan Sanzu dan menciumnya, lalu masuk kedalam dekapan lelaki tersebut.
"Aku berharap waktu berhenti disini. Aku mau gini terus sama Sanzu selamanya." timpalnya lagi sambil menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik Sanzu.
"[Name], ada apa? Cerita. Bilang sama aku." tanya Sanzu sambil mendorong [Name] pelan dari pelukannya agar ia dapat melihat wajah [Name], meminta penjelasan.
"Emangnya gak boleh mau manja sama pacar sendiri?" goda [Name] lalu kembali masuk ke dalam dekapan Sanzu. Lelaki itu masih terlihat bingung, namun yang dilakukan kali ini hanya mengusap surai wanitanya lembut.
"Anything for you, my queen." jawab Sanzu.
"If you said that anything for me, aku mau dong denger kamu cerita."
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME BE YOURS [ SANZU HARUCHIYO X READER ] ✔️
Fanfiction"Apakah kau siap mati untukku?" Bisik Sanzu ditelingamu. "I do." balasmu tanpa ragu. Sanzu menyeringai kecil, menatap bibirmu sejenak dan menyentuhnya sedikit, lalu ia mulai berjalan mundur menjahuimu. "Good. Karena aku sudah menaruh racun pada wi...