2. Daughter of Mafia

1.5K 233 1
                                    

Mobil sedan berwarna hitam yang ditumpangi Sanzu, Kokonoi, dan ketua mereka, Mikey, sedang melenggang masuk ke halaman mansion dengan taman yang begitu luas. Mansion milik seorang ketua mafia besar di Jepang, yang juga ditakuti oleh banyak orang, yang setara dengan organisasi Bonten.

"Selamat datang, Tuan Sano Manjirou, Tuan Kokonoi Hajime, dan Tuan Sanzu Haruchiyo." Mereka bertiga turun dari mobil dan langsung disambut oleh banyak anak buah juga pelayan.

Singkat cerita, Koko ingin mengajak Kenjiro Tsuda yang notabene adalah ketua dari mafia terbesar, agar perusahaan teknologinya bisa bekerja sama dengan Bonten.

Teknologi yang dimiliki oleh perusahaan milik Kenjiro adalah teknologi yang lebih tinggi dan lebih aman dari teknologi yang dimiliki oleh organisasi manapun, belum pernah sekalipun ada yang berhasil meretasnya, membuat Koko, selaku salah satu eksekutif Bonten yang bertanggung jawab dalam hal finansial juga teknologi di Bonten, tertarik. Apalagi mengingat, baru-baru ini rahasia top secret Bonten kebobolan.

"Tuan-tuan, mohon maaf, hari ini Tuan Kenjiro sedang tidak di rumah karena ada urusan di luar kota. Hari ini Tuan Kenjiro akan diwakilkan dengan anak perempuannya, Nona Kenjiro." Jelas salah satu dari anak buah Kenjiro, setelah mengantar ketiga eksekutif Bonten tersebut.

Mereka pun mengangguk dan langsung duduk di ruang tamu, sambil sesekali menyesap wine yang sudah disediakan untuk mereka, menunggu kehadiran sang Nona Kenjiro, anak dari mafia besar, Kenjiro Tsuda.

Tidak lama, seorang wanita dengan balutan outer dress kimono satin yang diikat menutup tubuhnya, menuruni tangga satu persatu dengan anggunnya. Ketiga eksekutif Bonten itupun langsung menatapnya.

"YOU AGAIN!" Ucap Sanzu yang langsung bangkit dari kursinya seketika dan mengarahkan pistolnya pada wanita tersebut. Yang ditodong pistol hanya tersenyum, tidak merasa terancam sama sekali.

Ya, wanita tersebut adalah Kenjiro [Name].

"Sanzu, berhenti." Perintah Mikey seketika, karena sudah banyak anak buah Kenjiro yang juga mengarahkan pistol pada mereka bertiga. Sanzu pun menuruti rajanya, lalu duduk kembali.

[Name] berlajan mendekati ketiga pria tampan tersebut, lalu duduk menyilang didepan mereka. Koko masih sibuk terpana melihat wanita di depannya, sedangkan Sanzu sudah menahan amarahnya. Berbeda dengan Mikey yang berwajah datar.

"Kau... Anak perempuan dari Kanjiro Tsuda?" Tanya Koko memastikan.

"Yep." jawab [Name] singkat sambil menyesap wine.

"So, aku denger dari Daddy kalau kalian mau ngajak kerja sama? Umm.. Gak perlu basa-basi, aku tau kalian butuh more protection dari teknologi kita untuk security system kalian, bukan? Mengingat rahasia kalian kemarin sempet kebobolan. The point is, untungnya buat aku dan perusahaan aku apa?" Lanjut [Name] tanpa basa-basi.

"Ini. Aku sudah membuat proposal perjanjiannya. Kami siap memberikan 20% bersih keuntungan perusahaan start up yang ku punya, jika kau meminjamkan teknologi mu hanya untuk organisasi Bonten." Jelas Koko. [Name] membaca proposal itu sejenak. Menurutnya, perusahaan start up milik Bonten lumayan menjanjikan.

"Hmm.. jadi, kau menyuruhku untuk setia meminjamkan teknologi ku untuk Bonten, dan organisasi lain tidak boleh memiliki teknologi ku, namun aku hanya dapat 20%? Oh wow." Tanya [Name] sarkas, mengejek tawaran dari Koko.

"Bagaimana jika kau mendapat 30%?" Tanya Mikey.

"Masih receh. Gak minat." jawab [Name] singkat meremehkan mereka. Sanzu yang menatap itu geram.

"Jangan remehkan Mikey!" Bentak Sanzu memotong negosiasi mereka.

"Wow. How loyal. Jadi pingin buat Sanzu loyal denganku juga." goda [Name] pada Sanzu dengan seringainya, yang membuat Koko dan juga Mikey bingung dengan ucapan [Name]. Sanzu tidak menjawab dan hanya menatap sinis.

"Aku mau 55%." Tegas [Name] tidak terbantahkan dan terdengar tidak mau ada penolakan.

"50%" Tawar Mikey, yang juga terdengar tidak terbantahkan.

[Name] tampak berfikir sejenak, lagi-lagi, ia menyesap winenya. Sebenarnya [Name] ogah untuk meminjamkan teknologi perusahaannya, namun apa boleh buat, yang menawar adalah organisasinya Sanzu.

"Hmm.. Mengingat mood ku sedang baik karena ada Sanzu disini, jadi oke, aku setuju. 50%." [Name] dengan mudah menyetujuinya. Mikey menatap Sanzu tajam, tersirat pertanyaan apa hubunganmu dengan wanita ini?

"Baiklah. Besok kami akan kembali dengan proposal perjanjian yang baru." kata Koko yang masih sumringah karena bisa mendapatkan teknologi dari perusahaan mafia Kenjiro Tsuda.

"Aku punya syarat lainnya. Kalau kalian gak bisa menuhin syarat ini, semua perjanjian ini batal. Aku nolak untuk kerjasama." Ucap [Name] tiba-tiba. Membuat ketiga eksekutif Bonten itu mentapanya lekat, menunggu syarat apa yang diajukan oleh wanita tersebut.

"Aku mau menjadi eksekutif Bonten." kalimat [Name] membuat Sanzu menggertakkan giginya. Koko masih terbelalak mendengarnya.

"Kau bercanda?" Tanya Mikey.

"Apa aku terlihat bercanda?" [Name] malah bertanya balik pada Mikey.

"Apa untungnya untuk kami?" Mikey mulai bernegosiasi.

"Hmm.. Teknologi dari perusahaanku, sekutu dengan organisasi mafia terbesar dan menjadikan kedua kubu satu-satunya yang paling ditakuti di Jepang, dan juga aku beserta otakku." jelas [Name] dengan percaya dirinya.

"Tch, otakmu?" Ucap Sanzu remeh.

"Oh, please. Semua teknologi di perusahaanku, aku yang menciptakannya. Dari mulai Artificial Intelligence-nya, sistemnya, itu aku semua yang buat." terdengar nada [Name] yang sombong dihadapan para Bonten.

"Kau menciptakannya? Bagaimana bisa?" Tanya Koko yang terlihat kagum.

"Aku menciptakannya saat aku masih menjalani sekolah Master Degree di Harvard, program Science and Technology. Aku juga bisa membuat akurasi prediksi untuk strategi di masa mendatang, dengan perhitungan matematika." Tatapan Koko benar-benar berbinar menatap dan menyimak ucapan wanita di hadapannya.

Jadi, itu kenapa dia selalu hadir dan selangkah lebih awal dari rencanaku. Batin Sanzu. Ia sedikit kagum dengan [Name] namun tidak mau mengakuinya.

"Kau akan menjadi aset berharga untuk Bonten." Ucap Mikey mengakui kemampuannya, yang hanya dibalas dengan tatapan angkuh [Name].

"Kalau memang itu yang kau mau, besok, Koko yang akan mengurus keperluan dan berkas-berkasmu sebagai eksekutif baru Bonten. Namun, tau kan konsekuensinya kalau kau sampai berhianat dengan Bonten?" Tanya Mikey.

"Bagaimana aku bisa berhianat jika ada Sanzu?" Sanzu benar-benar tidak habis pikir dengan wanita gila dan psikopat di depannya. Lelaki itu curiga jika jangan-jangan semua ini juga adalah bagian dari rencana liciknya.

[Name] menyunggingkan senyum kemenangannya. Katakan bahwa wanita itu kehilangan akalnya, namun hatinya sedang berapi-api, mengingat ia tahu bahwa hari-harinya akan dekat dengan lelaki bengis pujaan hatinya—

Sanzu Haruchiyo.

___

LET ME BE YOURS [ SANZU HARUCHIYO X READER ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang