13. Slow down

1.3K 166 5
                                    

⚠️🔞⚠️
___

"Akhhhh, Sanzu!" lenguh [Name] mengadahkan kepalanya hingga terpojok pada kepala ranjangnya saat Sanzu melakukan foreplay pada bagian inti wanita itu.

"Shhh. You're too loud." ucap Sanzu saat mengakhiri foreplaynya.

Kepalanya naik menciumi perut [Name], namun terhenti sejenak saat netra Sanzu melihat luka bekas operasi yang tertembak peluru saat menyelamatkannya beberapa beberapa waktu lalu.

"Please, don't do any stupid things again just to safe me." Sanzu mengusap lembut lalu mencium singkat bekas luka wanita tersebut. [Name] tersenyum melihat tingkah Sanzu yang berbanding terbalik dari biasanya.

Ya, Sanzu akhirnya mengakui perasaannya. Walau dengan cara yang aneh dan gila, namun itu membuat mereka berakhir menutup hari dan merayakan perasaan mereka disini, di tempat Sanzu.

"Gue gak janji. Sanzu kan tau gue rela mati demi Sanzu." jawab [Name] pelan. Sanzu langsung memposisikan badannya diatas [Name].

"So do I. Gue juga akan rela mati demi ngelindungin lo." bisik Sanzu sambil mencium setiap inci dari leher wanita tersebut, membuat banyak tanda merah keunguan sebagai tanda bahwa [Name] adalah miliknya.

[Name] yang kegelian berusaha menahan dan menjauhkan kepala Sanzu, namun tangannya [Name] langsung ditepis oleh Sanzu dan diikat di pinggiran kasur dengan tali yang sudah disiapkan oleh lelaki itu.

"Gue gak suka ya kegiatan gue dihalangin." komentarnya setelah mengikat tangan [Name], lalu melanjutkan aktifitasnya menyetubuhi [Name]. Wanita itu hanya bisa pasrah.

Sanzu melepas ikat pinggangnya dan menurunkan celananya lalu membuangnya ke segala arah. Lelaki itu langsung melebarkan kedua kaki [Name] lalu mengarahkan miliknya pada liang [Name] dan mulai memasukkan miliknya pelan.

"Akkhhhh!! Sanzu pelan-pelan!" rintih [Name] kesakitan merasakan intinya yang penuh dengan milik Sanzu. Kedua tangannya yang terikat membuatnya semakin tidak berdaya.

"God damn! You're so tight! Akhhh." Sanzu juga tidak kalah merancau saat miliknya dihimpit dalam liang [Name]. Pelan-pelan, milik Sanzu sudah sepenuhnya berada di dalam [Name]. Lelaki itu menghentikan kegiatannya sejenak lalu mencium kening [Name] lembut.

"Gimana? Sakit? Mau gue berhenti aja?" tanya Sanzu yang hanya dibalas gelengan oleh [Name] menandakan tidak masalah.

"Oke. Gue pelan dulu deh mainnya." timpalnya lalu melanjutkan kembali aktifitasnya.

Sanzu mulai memaju mundurkan miliknya. Awalnya memang lembut, namun semakin lama Sanzu semakin terbawa suasana. Tanpa sadar lelaki tersebut menaikkan temponya menjadi cepat dan kasar, membuat [Name] kewalahan.

"S-Sanzuuu!!! Akhhhh! Eumphhh!" [Name] merancau merasakan sakit dan nikmat yang menjadi satu akibat ulah Sanzu.

Tanpa memperdulikan [Name] yang mendesah, Sanzu masih menyerang bagian bawah [Name] dengan tempo cepat sambil meremas dan mengulum buah dada wanita itu dengan rakus.

"Ahhh." Beberapa saat kemudian, [Name] mendapatkan pelepasannya. Tubuhnya yang masih lemas, tidak diberikan kesempatan untuk istirahat oleh Sanzu.

Tanpa melepaskan penyatuan mereka, lelaki itu justru malah membalik tubuh [Name] menjadi menungging, dan menggempurnya lagi dengan posisi doggy style.

"Ahhhh Sanzuuu oh my god Sanzu!!!"

"[Name] ahhh lo enak banget anjir fuckkk ahhhh"

Mereka berdua saling merancaukan nama satu sama lain. Sanzu benar-benar tidak memberikan ampun kepada [Name] malam itu. Nafsunya benar-benar menggebu terhadap wanita yang sedang disetubuhinya ini.

Sanzu memasukkan dan mengeluarkan miliknya dengan keras dan kasar sambil menahan pinggul [Name], karena jika tidak [Name] akan terjungkal kedepan, ia tidak dapat menahan tiap hentakan yang Sanzu berikan.

Akhirnya setelah beberapa posisi mereka lakukan, Sanzu merasakan miliknya mulai membesar dan berkedut.

"Akhhhh!! This is so fucking great." ucap Sanzu saat mengalami pelepasannya didalam [Name].

Wanita itu merasakan cairan hangan milik Sanzu memenuhi rahimnya. Seketika ia langsung ambruk diatas ranjang dengan tubuhnya yang lemas dan keringat yang begitu banyak juga nafas yang terengah-engah.

"Can we move to the next round, darling? I'm not done yet." bisik Sanzu seduktif, membuat wanitanya bergidik ngeri seketika.

***

Cahaya matahari yang begitu terang masuk memenuhi kamar melalui sela-sela tirai putih. Kelopak mata [Name] terbuka pelan, irisnya langsung mengangkap sesosok lelaki bersurai merah muda yang masih tidur di sebelahnya.

Ia memperhatikan setiap inci wajah milik Sanzu. Nafas Sanzu yang teratur menciptakan irama yang begitu tenang. Tangannya meraih dan mengusap pelan salah satu luka yang ada di sudut bibir Sanzu.

Merasa ada yang menyentuhnya, Sanzu pun akhirnya terbangun. Lelaki tersebut mendapati [Name] adalah orang yang ia lihat pertama kali saat membuka mata.

"Hai." sapa [Name]. Alih-alih membalas sapaan [Name], Sanzu malah meraih pinggang [Name] lalu menarik wanita itu agar semakin dekat dengannya lalu memeluk [Name]. Sanzu menenggelamkan wajahnya pada tengkuk dalam [Name].

"Morning." ucap Sanzu pelan. [Name] hanya tersenyum melihat tingkah Sanzu yang ternyata manja, sambil mengusap surai lelaki tersebut.

"Did I hurt you last night?" tanya Sanzu.

"No. Walau nyeri bawahku, tapi gak kenapa-kenapa. Sanzu gak ngelukain aku kok." jawab [Name].

"Perlu ke dokter?" tanya Sanzu lagi memastikan.

"No. I'm fine, Sanzu."

"[Name], Please tell me if I hurt you atau terlalu kasar, ya? I'm the one who promised to protect you, jangan sampe gue yang malah nyakitin lo. Gue gak mau nyakitin lo." ucap Sanzu masih berada di dalam tengkuk [Name].

"I love you." timpal Sanzu lagi, membuat [Name] terdiam. Kalimat Sanzu membuatnya kaget. Ia tidak menyangka lelaki dihadapannya ini akan mengatakan kalimat itu.

Sanzu yang merasa tidak mendapatkan jawaban dari [Name] langsung mendongakkan kepalanya menatap [Name]. Ia tertawa kecil saat melihat ekspresi wanitanya.

Lelaki itu langsung mengganti posisinya. Ia bersandar pada kepala ranjangnya, lalu memeluk [Name] dan meletakkan kepala [Name] pada dadanya. Tangannya mengusap surai hitam milik [Name] lalu mencium ujung kepala [Name] lembut.

"I love you, Kenjiro [Name]." ucap Sanzu mengulangi kalimatnya. [Name] hanya mengeratkan pelukannya pada tubuh Sanzu sambil menangis.

"I love you too, Sanzu Haruchiyo."

...and I'm sorry, you're gonna hate me, soon.

___

TBC.

LET ME BE YOURS [ SANZU HARUCHIYO X READER ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang