Kini Farzan sudah berada di rumah sakit, Nk sedang di periksa di ruangan.
Sedangkan farzan menunggu Nk di luar ruangan.
"Bener bener ya tuh fajri, selalu aja bikin adek gue sakit." Monolog farzan marah.
Beberapa saat kemudian, dokter keluar.
"Gimana keadaan adik saya dok?" Tanya farzan
"Adik bapak tidak apa apa, ia hanya stress karena terlalu banyak pikiran." Jawab dokter
"Saya saranin adik bapak jangan terlalu stress ya pak, dan alhamdulillah nya kandungan adik bapak kuat." Lanjut dokter
"Apa? Kandungan? Maksud dokter?" Tanya farzan bingung
"Apa bapak tidak tau bahwa adik bapak sedang mengandung?" Tanya dokter
"Enggak tau dok, saya enggak tau sama sekali." Jawab farzan
"Adik bapak sedang mengandung, dan usia kandungan nya sudah memasuki 2 bulan." Ucap dokter
"Apa? 2 bulan dok?" Tanya farzan terkejut
"Iya pak." Jawab dokter
"Tapi adik saya tidak ada tanda tanda hamil dok." Ucap farzan
"Terkadang ibu yang sedang hamil memang suka tidak menyadari bahwa diri nya hamil." Ucap dokter
"Tapi dok, kemarin sempat adik saya merasakan mual dan pusing." Ucap farzan
"Ya memang ada yang seperti itu pak, ada yang baru menandakan tanda tanda kehamilan nya saat usia kandungan nya 1 bulan, 2 bulan." Ucap dokter
"Dan syukurnya kandungan adik bapak sangat kuat, walaupun adik bapak banyak sekali pikiran." Lanjut dokter
"Tetapi adik bapak harus tetap menjaga kandungan nya, meskipun kandungan nya kuat. Karena bisa saja, akibat kelelahan dan terlalu stress kandungan adik bapak keguguran." Lanjut dokter.
"Baik dok, saya akan jaga." Ucap farzan
"Apa adik saya perlu di rawat inap dok?" Tanya farzan
"Tidak perlu pak, adik bapak cukup istirahat di rumah aja. Dan jangan terlalu stress." Jawab dokter
"Baik dok." Ucap farzan
"Kalo begitu saya permisi pak." Ucap dokter
"Iya dok silahkan." Ucap farzan
Farzan langsung masuk ke dalam ruangan.
Lalu ia langsung menghampiri Nk di brankar.
"Dek, kenapa begitu berat cobaan kamu. Kalo aja masalah kamu bisa di pindahin ke abang, abang akan pindahin. Sayangnya gak bisa." Ucap farzan sembari mengusap kepala Nk
"Abang yakin kamu pasti kuat hadapi ini semua, walaupun sebentar lagi kamu akan cerai sama fajri. Abang akan selalu ada buat kamu dan anak kamu nanti." Lanjut farzan
"Dan abang harap, kamu jangan maksa untuk rujuk kembali sama fajri setelah mendengar kabar bahagia ini. Karena abang udah gak sudi lagi kamu sama fajri." Lanjut farzan
Tak lama Nk tersadar.
"Enghh.." Eluh Nk
"Alhamdulillah elu siuman dek." Ucap farzan
"Gue dimana bang?" Tanya Nk
"Di hotel." Jawab farzan jahil
"Hah? Hotel? Tapi kok-" Ucap Nk terpotong
"Bercanda dek, elo sekarang lagi di rs. Tadi elo sempet pingsan." Ucap farzan
"Iyakah?" Tanya Nk
"Iya." Jawab farzan
"Terus gue kenapa? Gue kagak apa apa kan?" Tanya Nk
"Alhamdulillah elo gak apa apa, dan calon anak lo juga gak apa apa." Jawab farzan
"Hah? Calon anak? Maksud bang farzan?" Tanya Nk bingung
"Elo hamil dek, congrats." Jawab farzan lalu tersenyum
"Elo bercanda ya bang?" Tanya Nk
"Lu liat muka gue nih, ada kagak tampang bercanda gue? Kagak ada kan?" Tanya farzan
"Kagak ada sih, muka lu kan lurus lurus aja. Kagak ada tampang tampangnya, apalagi tampan." Jawab Nk
"Yeu kurang asem lu." Ucap farzan
Nk pun terkekeh.
"Gue serius dek, elo hamil. Kandungan elo udah 2 bulan." Ucap farzan
"Apa? 2 bulan?" Tanya Nk
"Iya udah 2 bulan." Jawab farzan
Seketika Nk sedih.
"Muka lo gak usah sok sokan sedih, tadi aja ngejek gue." Ucap farzan
Nk hanya diam.
"Dek" Panggil farzan sembari menggenggam kedua tangan Nk
"Gue akan selalu ada buat lu dan anak lo kelak." Ucap farzan
"Bang, kenapa gue harus hamil? Di saat gue udah mau resmi cerai sama fajri?" Tanya Nk
"Ini ujian buat lo, biar elo makin kuat." Jawab farzan
"Tapi bang, gue gak mau punya anak tanpa ada bapaknya." Ucap Nk
"Elo bisa anggep gue jadi bapak dari anak lo, dek." Ucap farzan
"Elo gak perlu memikirkan hal yang gak penting, yang harus elo pikirkan adalah kesehatan lo dan calon anak lo." Lanjut farzan
"Apa gue gugurin aja ya bang kandungan gue?" Tanya Nk
"Husstt, jangan sembarang. Bagaimana pun itu titipan dari allah, allah yakin bahwa elo bisa hadapi ini semua." Jaqab farzan
"Jadi, jangan coba coba untuk menggugurkan kandungan lu." Lanjut farzan
"Tapi bang gue masih belum terima." Ucap Nk
"Gue yakin gak lama lo bakal terima dan elo bakal terbiasa." Ucap farzan
"Inti nya sekarang, elo jangan stress stress. Karena gak baik untuk diri lo dan kandungan lo. Gue gak mau calon keponakan gue kenapa napa, apalagi elo." Lanjut farzan
Nk hanya diam.
"Dek, abang akan selalu ada dan pasang badan buat kamu. Sekalipun nyawa abang taruhan nya." Ucap farzan
"Kamu itu adik satu satu nya, abang gak mau kehilangan kamu. Abang gak mau kamu sakit, kamu terluka, kamu tersakiti. Abang gak mau, abang sayaannggg banget sama kamu." Lanjut farzan
"Ibu ayah, kak hani, abang dan anak anak abang akan selalu ada buat kamu. Jadi jangan pernah ngerasa sendiri, jangan pernah pendam perasaan sendiri." Lanjut farzan
"Mulai sekarang, kamu harus terbuka sama abang. Apapun itu, kamu ceritain keluh kesah kamu ke abang. Sekalipun ada yang sakiti kamu, kasih tau abang." Lanjut farzan
Nk langsung memeluk farzan
"Makasih ya bang, udah jadi abang yang terbaik untuk aku." Ucap Nk
"Iya sama sama, itu udah hal yang wajar buat abang ke kamu." Ucap farzan sembari mengusap kepala Nk
"Yaudah yuk pulang." Lanjut Farzan
"Ayo bang." Ucap Nk
Akhirnya farzan dan Nk pun pulang.
Tak lupa farzan membayar biaya rumah sakit terlebih dulu.
📌
Vote
📌
Komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat Dusta
FanfictionSequel Cerita "Kesan Pertama" "Perjuangan kamu ke aku cumaan sampe sini aja, Ji? Dengan tega nya kamu berpindah hati? Aku kira kamu bakal setia sama sama sampai akhir hayat, tapi nyatanya kamu kaya gini ke aku! Tega Kamu." - NK Lho lho? Bukankah Faj...