11. For today, thankyou

443 63 4
                                    






Hei, are you ready for today?

Hari ini adalah hari penentuan untuk calon mahasiswa, setelah beberapa waktu lalu ujian telah dilaksanakan.

Reyhan menatap layar laptopnya berharap-harap cemas dengan hasilnya. Reyhan mengepalkan tangan dengan mata terpejam, melafalkan doa-doa pada Tuhan minta agar hasil yang akan dia terima sesuai dengan tujuannya.

Dikamar lain, Argio juga sama sedang menatap layar laptopnya. Berbeda dengan Reyhan, Argio lebih tenang. Jika dia tidak diterima bukan hal harus Gio sesalkan, namun jika hasilnya ia diterima Gio harus berpikir cara untuk berakting di depan semua orang, bertahun-tahun harus menjalani dunia perkuliahan dengan berpura-pura.

"Gio. Apapun hasilnya itu udah pilihan lo, lo harus siap" Gio menyemangati diri sendiri.

Perlahan Argio membuka email nya untuk melihat hasilnya.

Setelahnya seulas senyum Argio tampilkan untuk hasil yang ia dapatkan.

Argio diterima masuk Fakultas Hukum.

Argio menyandarkan tubuhnya pada kursi belajarnya mengusap wajahnya. Ini adalah awal untuk bertahun-tahun menjalani masa perkuliahan dengan berpura-pura.

"Gue harus bisa" Gio tersenyum kecil.

"Jangan sampai Papa sama Mama tau dan kecewa"

*

*

*

"AAAAAAAAAAA" suara teriakan Reyhan dari kamarnya membuat seisi rumah kaget dibuatnya. Gio segera berlari keluar kamar khawatir dengan Reyhan.

Fani dan Jean yang berada dirumah tak kalah terkejut dengan teriakan Reyhan.

"Pah, Reyhan kenapa?" Sosok Mama mulai khawatir dengan suara teriakan dari Reyhan.

Tanpa aba-aba Jean segera berlari menaiki anak tangga menuju kamar Reyhan.

Di depan kamar Reyhan sudah berdiri seorang Argio yang juga tampak bingung dengan teriakan Reyhan.

"Gio, Reyhan kenapa?" Tanya Jean. Gio hanya mengangkat bahunya tanda tak mengetahui juga.

Jean membuka pintu kamar Reyhan, melihat Reyhan yang seperti sedang memeluk laptopnya. Jean ,Fani dan Argio hanya saling pandang heran dengan tingkah Reyhan.

"Rey, ada apa?" Tanya Jean membuat Reyhan membalikkan badannya lalu berlari memeluk sang Mama.

"Reyhan masuk kedokteran ,Ma" ucap Reyhan masih memeluk Fani

"Beneran? Alhamdulillah" peluk erat Fani.

Reyhan melepas pelukannya lalu mengarahkan pandangannya kepada Argio.
"Gimana, Gi?" Tanya Reyhan yang hanya mendapat tatapan bingung dari Argio. Tanpa permisi Reyhan berlari menuju kamar Argio dan melihat hasilnya dari layar laptop Argio.

"MASUK , ARGIO" teriak Reyhan dari kamar Gio.

"Gio" panggil Jean.

"Sini" Jean merentangkan tangannya menyuruh Gio untuk memeluknya. Argio segera melangkah dan memeluk Papanya.

"Papa ,bangga sama Argio"

"Semangat terus nak. Papa selalu ada buat Argio" Jean mengecup pucuk kepala Argio dengan penuh kasih kasih.

Kalah, Argio tak bisa mempertahankan airmata nya agar tetap ditempatnya. Argio menangis mendengar ucapan Papanya, entah menangis terharu ataukah menangis merasa bersalah. Nyatanya Gio senang Papanya mengucapkan kata Bangga dan menyemangati dirinya, tapi Gio sadar ia sedang berpura-pura menjalani masa kuliahnya nanti.

(1) EMBUN SENJA - (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang