19. After more than a year

316 50 0
                                    







"Kau tahu bahwa menunggu itu sangat melelahkan. Tapi rasa sayangku lebih besar dibanding rasa lelahku"

-Reyhan Embun Arundaya-



🍃🍃🍃🍃


Lebih dari satu tahun sudah Reyhan merasakan kerinduan yang amat dalam pada kekasihnya yang sampai saat ini masih belum memberikan kabar akan kepulangan nya. Reyhan masih menjaga hatinya untuk Nanda, begitu juga Nanda. Rasa sayang Reyhan akan terus bertambah tatkala rindu yang tiba-tiba datang mengusik hatinya, menggoda untuk sekedar ingin bertemu.

Reyhan pernah meminta ijin kepada Jean untuk sebentar saja berkunjung ke tempat Nanda saat liburan semester, tapi jawaban Jean membuat Reyhan lemas. Jelas Jean tidak mengijinkan itu, walaupun Reyhan anak laki-laki dan pasti Argio juga akan menemaninya tapi Jean tidak mau Reyhan mendapatkan masalah di Pulau orang apalagi dirinya jauh dari kedua orang tua.

Sore ini Reyhan ingin menikmati udara dengan si merah alias motor sport kesayangannya yang akhir-akhir ini jarang ia gunakan karena lebih sering memakai mobil untuk pergi ke kampus.

Reyhan menuruni anak tangga satu persatu untuk sampai ke lantai bawah, belum selesai ia menuruni anak tangga Reyhan berpapasan dengan Argio di bawah sana yang baru saja pulang dari kuliahnya.

"Mau kemana lo?" Tanya Argio.

"Cari yang seger-seger"

"Tunggu, gue ikut"

"NO!! Lo diem dirumah" kemudian Reyhan berlalu meninggalkan Argio. Dan Argio kembali menaiki tangga untuk membawanya menuju kamar.

Motor sport berwarna merah itu keluar dari area rumah besar tanpa pagar, menyusuri jalanan sore sekitaran cluster tempat tinggalnya. Dua menit kemudian Reyhan keluar dari area cluster tempat tinggalnya, membelah jalanan sore yang sedikit ramai. Reyhan tak punya tujuan, ia hanya ingin menikmati udara sore untuk melepas sedikit penat juga sesaknya.

Satu tahun itu rasanya lama juga terasa cepat, itu yang rasakan Reyhan. Lama karena ia menahan sebuah kerinduan yang teramat menyesakkan dada, juga terasa cepat karena Reyhan menyibukkan diri dengan segala kegiatan di kampusnya. Reyhan bersyukur, jurusan kedokteran benar-benar membantunya untuk menyibukkan diri setidaknya ia sedikit bisa melupakan rasa rindu yang membelenggu hatinya.

Motor Reyhan berhenti pada sebuah gedung sekolah. Ini adalah sekolahnya dahulu juga sekolah Nanda sebelum ia memutuskan berhenti dari sekolah ini untuk ikut Ayahnya pindah sementara ke luar pulau. Sesak kembali menyapa Reyhan, harusnya ia masih bisa lebih sering menjemput Nanda di sekolah ini jika Nanda tak pergi.

Reyhan menghela napas.
"Ndaa... Gimana sekolah kamu disana?"

"Hari ini maaf, aku belum menghubungimu. Sungguh hari ini aku lelah, aku ingin melupakan mu sejenak. Tapi semakin aku tak ingin mengingatmu bayang-bayang mu selalu terlintas. Kau tau? Ini melelahkan"

"Gak, aku gak bilang ingin menyerah. Aku hanya lelah menunggu. Rindu ini selalu datang untuk orang yang masih belum bisa aku genggam"

"Ini melelahkan, Nanda. Sungguh"

"Apa kamu disana juga merasakan lelah yang sama? Atau kah hanya aku...."

Setelah bergelut dengan hati, pikiran juga rasa lelahnya Reyhan kembali menjalankan motornya entah kemana lagi roda itu akan membawanya pergi, Reyhan hanya mengikuti.

(1) EMBUN SENJA - (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang