32. No Longer....

406 42 0
                                    


Ayok vote yukk.. udah mau ending nih ..
Yuk semangat..





*

"Dia tidak membutuhkan aku, aku semakin menginginkan mu. Bahkan jika kenyataan ini berat dan buruk. Aku mencintaimu dengan sepenuh hati. Bagikan lukamu denganku. Aku berlari kearahmu sekarang, karena aku menginginkanmu setiap saat dalam hidupku. Percayalah padaku, setiap saat dalam hidupku tertuju padamu"

-No Longer, NCT127-


🌠🌠🌠🌠

Setiap jiwa yang masih hidup akan terpisah dengan raga disaat masa itu telah tiba. Sekeras apapun diri ini melawan, semua tidak
akan berguna. Meninggalkan semua urusan di dunia, sekalipun urusan itu belum sepenuhnya selesai. Memaksa semua orang untuk melepas sanak saudara yang telah hidup bersama sejak terlahir ke dunia untuk kembali pada Sang punya kehidupan. Hanya satu yang harus di lakukan, mengikhlaskan.. sekalipun nyatanya itu sangat sulit karena setiap momen yang tercipta akan selalu menjadi bayang-bayang pengganggu hati untuk berkata ikhlas.

Seorang laki-laki muda berdiri di depan jendela salah satu kamar dengan tirai yang sedikit terbuka, menatap langit malam yang cerah penuh dengan bintang-bintang. Tersenyum, hanya itu yang bisa ia lakukan, selain senyum.. tak ada lagi. Dirinya terlalu malu pada Tuhan untuk marah. Baginya, Tuhan sangat menyayangi dirinya hingga Tuhan memutuskan untuk mengajaknya pulang sebelum semuanya terlihat jelas. Ia merasa, Tuhan tak mau jika dirinya merasakan sakit untuk kesekian kalinya jika berhasil melawan maut pada saat itu.

Apa dia bahagia telah mengetahui siapa orang tua kandungnya? Tentu saja iya, tentu Reyhan bahagia telah mengetahui siapa orang tua kandungnya. Tapi di balik bahagianya ada luka yang mencengkram erat hatinya seolah tak mau terlepas, terlalu sakit untuk dirasakan.

Apa Reyhan membenci neneknya? karena beliau yang telah meninggalkan Reyhan bayi begitu saja? Jawabannya tidak. Jika Tuhan mengijinkan Reyhan untuk bisa bertemu dengan Nenek, maka Reyhan akan berucap terima kasih. Terima kasih telah meninggalkan seorang bayi tanpa dosa di sebuah serambi masjid belasan tahun silam. Karena Nenek nya, Reyhan bersyukur mempunyai keluarga yang sangat menyayanginya dirinya, mengurusnya sejak bayi seperti anak sendiri, memberi Reyhan satu saudara dan menjadikan Reyhan dan Argio sebagai saudara kembar. Jika dulu Nenek tidak membawa bayi itu pergi, bagaimana nasib bayi itu setelah dewasa? Dia kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuanya, dia tidak mempunyai keluarga yang utuh dan yang lebih buruknya, dia akan di benci oleh Neneknya sendiri.

Menundukkan kepala, Reyhan kembali tersenyum menikmati sakit dalam hatinya, waktu menunjukan lebih dari pukul sepuluh malam. Luka itu hanya bisa Reyhan rasakan dengan memberikan senyum. Untuk apa menangis? Tak berguna, tak ada yang mengetahui betapa terlukanya Reyhan.

Reyhan menegakkan kembali kepalanya menatap lurus, lalu menoleh kebelakang pada sebuah satu ranjang, netranya menangkap seorang gadis yang tengah tidur dengan lelap dengan selimut tebal yang menutupi setengah dari tubuh nya. Kembali tersenyum, rasa rindunya sudah ia bendung selama ini. Membalikkan badannya, melangkah mendekat ke arah ranjang tempat gadis itu terlelap.

Reyhan berdiri disamping ranjang, menatap wajah gadis yang tengah terlelap ,menatap dengan bibir yang menyunggingkan sebuah senyuman manis. Ingin rasanya memeluk gadis itu tapi lagi-lagi Reyhan berkata, apa bisa?

Mengangkat kedua tangannya tepat di depan matanya, Reyhan memohon pada Tuhan agar memberinya satu kali kesempatan untuk meruntuhkan rasa rindunya akan gadis yang sudah ia tinggalkan. Reyhan sadar dia adalah adiknya sekalipun berbeda Ayah, tapi Nanda terlahir dari rahim Ibu yang sama dengan Reyhan dan tak seharusnya Reyhan masih menyimpan perasaan sebagai seorang kekasih.

(1) EMBUN SENJA - (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang