Hari pertama untuk melakukan serangkaian kegiatan Ospek sebagai mahasiswa baru, membuat seorang Argio sama sekali tak bersemangat.
Argio dan Reyhan memilih kampus yang berbeda, anak kembar ini berpisah. Argio memilih kampus yang sama dengan sahabatnya, Galih. Argio Hukum sedangkan Galih memilih Psikolog.
Argio menatap dirinya pada pantulan cermin ,membetulkan kemejanya dan tersenyum.
"You are so handsome, Argio" Gio terkekeh sendiri atas ucapannya.
"Its time to pretend, lo pasti bisa menjalani semua dengan baik sampai saatnya lo memakai toga"
Argio menuruni tangga, menyambut kedua orang tuanya dan juga Reyhan yang tengah sarapan pagi.
"Waahh Mahasiswa hukum nya Papa Jean nih" ujar Jean saat melihat Argio mendekat ke arah meja makan. Argio hanya tersenyum, ada rasa sesak dalam hati Gio kerena nyatanya Jean sungguh merasa bangga kepadanya, namun lagi-lagi Gio menjalaninya hanya berpura-pura.
"Semangat Ospek kembarnya Mama"
Tak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan sarapan pagi Argio dan juga Reyhan berpamitan kepada kedua orangtuanya untuk berangkat menuju kampusnya.
Perjalanan menuju kampus, Gio menjalankan motornya dengan santai menikmati udara pagi kotanya namun Reyhan yang mengendarai motor sendiri dibelakang sangat tidak sabar dengan pelannya Argio membawa motornya.
"Gi, lo sehat kan?" Teriak Reyhan yang sudah mensejajarkan motor disamping motor Gio.
"I'm okay, why?" Jawab Gio tak kalah berteriaknya.
"Pelan banget lo bawa motor, gue duluan yaa? Kampus gue lebih jauh" Gio hanya menggangguk untuk menjawab Reyhan.
"Argio, semangat yaa. Sampai ketemu dirumah nanti" Gio mengacungkan jempol kirinya untuk menjawab Reyhan serta menampilkan senyum mata bulan sabitnya. Setelahnya Reyhan melajukan motornya cepat meninggalkan Argio dibelakangnya.
Argio menghela napasnya saat melihat Reyhan melajukan motornya dengan cepat.
"Reyhan ngawur banget kalo udah ngebut""Semangat juga calon dokter" gumam Gio pelan dan tersenyum.
Banyak yang Argio pikiran selama di perjalanan menuju kampusnya. Lagi-lagi berpikir tentang bagaimana cara dia menjalani masa perkuliahannya dengan baik, bagaimana cara dia untuk tetap tenang menjalani rasa berpura-pura nya.
Tak butuh waktu lama untuk Argio sampai pada kampus barunya. Argio memang sengaja memilih kampus yang dekat dari rumahnya, agar dia bisa cepat-cepat merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk kamarnya, melepaskan semua penat dan yang utama adalah melepaskan sikap berpura-pura nya.
Argio melajukan motornya ke arah parkiran di kampusnya, tiba-tiba saja seseorang berjalan didepan tanpa melihat arah sekitar membuat Argio membulatkan matanya lalu terpejam terkejut dan mengerem motor dengan sangat mendadak.
SIIITTTTT~
TTIIIIIIIIINNN~
Bunyi suara rem dan klakson milik Gio membuat seseorang itu sukses berteriak terkejut, menjadi tonton anak-anak kampus yang sama hal nya terkejut dengan suara teriakan dan suara klakson motor yang nyaring menusuk telinga.
Argio melepas helm full face nya bersiap untuk memaki seseorang itu.
"Heh lo kalo jal-Argio menghentikan perkataannya saat melihat seorang gadis yang berkali-kali membungkuk di depan motornya serta mengucapkan kata maaf berkali-kali. Niat untuk memarahinya hilang begitu saja saat Gio melihat gadis itu mengucapkan kata maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
(1) EMBUN SENJA - (END) ✔
Fiksi RemajaJika setitik embun pagi tak bisa bertahan lebih lama, maka biarkan langit senja yang memberikan keindahan untuk mengucapkan selamat tinggal... Hanya langit senja yang tau, bagaimana cara berpamitan dengan cara yang benar... #EmbunSenja- on start : 3...