"Semesta tak pernah berbohong, ia akan selalu memberikan keindahan matahari di langit senja untuk orang-orang yang telah berhasil kokoh dan kuat menjalani hari hanya sekedar untuk melawan lelahnya bertahan hidup dalam ketakutan, kesedihan, kehilangan dan harapan yang telah usai karena tak cukup waktu"
*****
🌻🌻🌻🌻
Bukankah persahabatan akan tetap kuat, sekalipun salah satu diantaranya mengalami luka?
Orang-orang yang memiliki sahabat sepatutnya harus lebih bersyukur. Setidaknya, ketika takdir dan keadaan hidup yang tak selaras dengan harapan kita, masih ada sahabat yang selalu menguatkan hidup kita agar terus kuat bertahan untuk menjalani skenario kehidupan yang telah di atur oleh Tuhan.
Tetap kuat dan tersenyum dalam tawa, sekalipun ketakutan, kesedihan, kehilangan akan tetap bertahan di dalam hati dan pikiran. Tak ada salahnya untuk sedikit merasakan tawa bahagia, sekalipun nyatanya hidup tak sesuai dengan apa yang kita bayangkan dan apa yang kita inginkan.
Semua tentang kehilangan dan sebuah harapan.
Minggu pagi dan waktu menunjukan pukul delapan pagi seorang pemuda berusia sembilan belas tahun tengah berjalan santai dengan sesekali merenggangkan ototnya yang kaku karena baru saja bangun dari tidur. Pemuda yang biasa dipanggil Sandi, melangkahkan kaki menuju sebuah balkon lantai dua rumah mewah ini, rumah milik Jean Samudra.
Ya, sejak kepergian Reyhan justru Sandi lebih sering menginap di kediaman Argio. Entah atas permintaan Argio sendiri, atau dirinya yang tiba-tiba datang dan enggan untuk pulang berujung menginap dirumah Argio. Saat Reyhan masih ada, sangat jarang Sandi menginap dirumah ini, ia memilih untuk pulang setelah aktivitas bermainnya selesai. Namun sejak Reyhan pergi, Sandi mulai menyadari bahwa dirinya semakin tidak baik dan ia harus mencari satu tempat yang membuatnya merasa nyaman dan tak tinggal seorang diri.
Berdiri di balkon, menikmati hangatnya matahari pagi dengan angin yang sedikit kencang membuat rambut pemuda ini menari di atas kepalanya. Namun netranya teralihkan karena sebuah mobil hitam datang dan berhenti di area rumah Argio. Seorang pemuda keluar dari dalam mobil tersebut, dengan membawa satu kantong plastik berwarna putih yang entah apa isinya.
"WOY, GALIH YUDHISTIRA" teriak Sandi di balkon atas.
Merasa namanya di panggil, Galih menoleh ke kanan dan ke kiri mencari seseorang yang telah memanggil namanya.
"Ck..." Decak Sandi.
"DI ATAS" teriaknya lagi
Galih pun mendongakkan kepalanya ke atas, melihat Sandi dengan masih memakai piyama tidurnya, dan rambut yang bergoyang-goyang karena terpa'an angin tetap terlihat manis dengan wajah bangun tidurnya.
"TURUN LO"
Mendengar perintah itu ,segera Sandi mengangkat satu kakinya lalu menaruh kaki kanannya diatas pagar balkon.
"BANGSAT!! GAK GITU KONSEPNYA CURUT!!!"
Lantas tawa Sandi terdengar, membuat Galih merasa kesal pagi ini karena ulah Sandi.
"WAIT YA" Sandi berlalu setelah menurunkan kakinya.
Sandi berjalan menuruni anak tangga menuju halaman depan. Di lihatnya Argio sudah berada di depan bersama Galih sedang berbincang, entah membicarakan apa.
"Lo bawa apa, Gal?" Tanya Sandi.
"Brownies sama Red Velvet. Kebetulan toko langganan Mama udah buka tadi, jadi gue beli itu buat kalian, buat Om sama Tante juga, ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
(1) EMBUN SENJA - (END) ✔
Ficção AdolescenteJika setitik embun pagi tak bisa bertahan lebih lama, maka biarkan langit senja yang memberikan keindahan untuk mengucapkan selamat tinggal... Hanya langit senja yang tau, bagaimana cara berpamitan dengan cara yang benar... #EmbunSenja- on start : 3...