25. Not Ready to Lose

621 57 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Aku hanya setitik embun yang menemanimu sebentar saja, setelah itu aku akan menguap, jatuh dan mati"

#Tentang Embun


🕊🕊🕊🕊

Kehidupan sejatinya tak ada yang abadi, semua makhluk dan benda yang berada di bumi ini semua akan mengalami kematian dan kerusakan. Seperti hal nya manusia, kata orang... Manusia itu hidup hanya sebatas permisi numpang beristirahat setelah lelahnya menghilang ia akan melanjutkan perjalanannya yang berarti ia akan melanjutkan perjalanannya menuju alam yang Tuhan sudah persiapkan.

Halaman rumah milik keluarga Jean Samudra kini telah di penuhi dengan para pelayat, tetangga, semua karyawan di perusahaan milik Jean Samudra dan juga perusahaan milik Fani Delisha serta teman-teman sekolah dan juga teman kampus Reyhan dan Argio, dan juga semua sahabat dan orang-orang yang mengenal keluarga Jean Samudra telah berada di rumah duka setelah mereka mendengar berita meninggalnya Reyhan, anak pertama Jean Samudra. Karangan bunga berjajar rapi memenuhi pinggir-pinggir jalan hingga menyentuh rumah tetangga. Mereka semua mengucapkan berbelasungkawa turut berduka cita kepada keluarga Jean Samudra.

Suara ambulance sayup-sayup terdengar dari kejauhan semakin lama suara itu semakin terdengar nyaring artinya ambulance itu semakin mendekat hingga akhirnya tiba di halaman rumah Jean Samudra. Argio serta beberapa petugas keluar dari ambulance itu, dengan air mata yang masih mengalir dan kekuatan tubuhnya yang sudah mulai terasa lemah Argio sekuat tenaga untuk berdiri menahan rasa sesak di dadanya serta kepala yang sangat sakit. Sandi yang melihat gelagat aneh dari diri Argio segera keluar mobil milik Argio yang ia kemudikan sendiri, berlari ke arah Argio lalu membawanya masuk kedalam rumah duduk pada sofa ruang tengah.

Tak ada kata yang keluar dari mulut Argio, yang terdengar hanyalah isak tangis. Sandi sangat paham dengan apa yang Argio rasakan, Sandi pernah mengalami ini. Sakit dan ketakutan itu kembali menggerogoti perasaan Sandi namun lagi-lagi Sandi harus kuat menahan rasanya itu, ia tak ingin traumanya menjadi beban untuk Argio. Sandi tak ingin Argio terus menerus meminta maaf pada dirinya.

Seseorang datang dan menarik Argio untuk berdiri dari duduknya lalu memeluknya erat, menyalurkan sebuah kekuatan dan ketabahan pada Argio. Ia adalah Galih Yudhistira, orang yang berhasil mendapatkan darah untuk menyelamatkan Reyhan. Saat itu Galih sedang mengurus data untuk mengambilan darah, dirinya masih berdiri dirumah sakit itu, tiba-tiba Sandi menghubunginya untuk berhenti mengurus data mengambilan darah karena Reyhan tak akan membutuhkan lagi. Galih sangat paham dengan apa yang Sandi maksud. Galih kecewa? Tentu iya, ia sudah mengorbankan kelas paginya demi sahabatnya, tapi rasa kecewanya tak akan membuat jantung Reyhan berdetak lagi.

"Gue minta maaf, Gal. Terima kasih lo udah bantuin gue buat dapetin darah itu, tapi semua gak berguna, Gal. Gue minta maaf" Argio menangis dalam pelukan Galih.

(1) EMBUN SENJA - (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang