Thank you readers for reading this story :)
Happy reading...
Sesampainya di kediaman pak Rey Aisyah disambut oleh istri pertamanya pak Rey, lebih tepatnya istri pak Rey menyambut suaminya.
"Assalamualaikum" ucap Aisyah dan Rey
Aisyah hanya menunduk ia tak berani menatap istrinya pak Rey.
"Waalaikumsalam" jawabnya sembari memeluk Rey
Aisyah di persilahkan untuk masuk,
Sedangkan di luar Rey sedang melepas rindu bersama istrinya, bahkan mereka tidak menyadari bahwa Aisyah sedang menatap mereka sedari tadi.Aisyah yang melihat itu hanya bisa terdiam dan menyaksikan itu semua dia cukup sadar diri akan posisinya sekarang yaitu hanya ISTRI KEDUA tapi lebih tepatnya, hanya memberikan seorang anak!
Aisyah bingung dia harus kemana dan saat Aisyah sedang mengamati ruangan pak Rey dan istrinya berbalik badan.
"Oh, iya Aisyah kamar kamu ada di sebelah sana" tunjuk Rey
"Karena di rumah ini cuma ada 2 kamar, di atas 1 dan di bawah satu" lanjutnya
Aisyah hanya mengangguk.
Kamar yang ditunjuk Rey berada di dekat dapur, pasti banyak yang mengira kamar dekat dengan dapur berarti kamar art.
Enggak kok, itu bukan kamar ART lebih tepatnya kamar tamu tapi di buat dekat dapur, supaya kalau ke kamar mandi tidak jauh, karena kamar tamu tidak ada kamar mandi pribadinya, Sedangkan di kamar atas yang sudah ada kamar mandi pribadi.
Aisyah yang tadinya sedang mengamati setiap inci ruangan, tersentak kaget karena tiba-tiba Rey membuyarkan lamunannya.
" Kamu sudah tau kan di mana kamar kamu?" Aisyah mengangguk
"Ya sudah kalau begitu saya naik ke atas dulu" ucapnya sambil pergi meninggalkan Aisyah.
Aisyah segara masuk ke kamar dia mengamati setiap inci kamar.
"Maa sya Allah bagus banget" puji Aisyah
Ya, kamar yang di tempati Aisyah memang besar dan luas minusnya hanya kurang kamar mandi saja.
Aisyah sedang mengistirahatkan tubuhnya di kasur, betapa lelahnya perjalanan yang cukup panjang. Baru Aisyah akan menutup mata tiba-tiba ada suara ketukan pintu.
Tok
Tok
TokAisyah bergegas menuju pintu, pintu kamar terbuka dan menampakkan seseorang yang sedang berdiri dengan datar.
"Saya akan pergi keluar bersama istri saya, kamu boleh pergi ke mana saja yang kamu mau" ujarnya datar
"I-iya pak" jawab Asiyah menunduk
Belum beberapa hari Aisyah tinggal di rumah Rey, tapi secara terang-terangan Rey tidak bersikap adil kepada Aisyah gimana kalau beberapa bulan kedepan, akankah tetap sama seperti sekarang?
Rey pergi begitu saja dia tidak memikirkan perasaan Aisyah yang sedang menahan diri agar tidak menangis.
Bagaimana tidak menangis seolah-olah dia di rumah itu bagaikan tamu bukan istri, apalagi saat Rey mengatakan dengan ISTRI saya, hancur sudah hati Aisyah, meskipun belum ada cinta di antara mereka tapi setidaknya hargai Aisyah sebagai istrinya juga.
"Segitu nggak maunya aku ganggu?" Batin Aisyah
Aisyah mengelap air matanya, dia harus nya nyadar kalau dia hanya istri kedua dan hanya memberikan anak. Aisyah akui keputusan yang diambil emang salah tapi bagaimana lagi? Sudah terlanjur.
Aisyah pergi ke kamar dia sempat lupa belum membereskan baju-baju yang ia bawa.
Hari sudah mulai malam, tapi dia tidak melihat keberadaan sosok suami istri yang pergi dari tadi tetapi belum menampakkan batang hidungnya. Sebelumnya Aisyah sudah memasak untuk makan malam tapi mereka belum juga pulang.
"Apa aku makan duluan aja ya?" Pikir Aisyah
"Tapi gak enak kalau makan duluan"Dan akhirnya Aisyah memutuskan tidak makan malam dia bergegas menuju kamar untuk tidur.
Malam sudah semakin larut, Aisyah tiba-tiba tidak enak badan, badannya demam dan menggigil mau meminta tolong tapi ke siapa? Yang biasanya selalu ada uminya sekarang harus belajar mandiri mau ngandelin ke suaminya, nggak mungkin.
"Apa karena aku nggak makan ya?" Pikir Aisyah
Mau gak mau Asiyah berjalan ke dapur untuk mengambil obat dan air, tiba di dapur dia merasakan sakit kepala seakan tidak kuat menahan diri, dan pada akhirnya Aisyah terjatuh.
BRUK!
"Astaghfirullahaladzim" gumam Aisyah
"Ya Allah sakit banget"Sesekali matanya terpejam akibat rasa sakit kepalanya. Tak lama datang seseorang dari arah tangga menuju dapur.
"Astaghfirullah, Aisyah" ucapnya sambil berlari kecil
"Kamu kenapa? Kok bisa kayak gini?" Sambil menepuk-nepuk pipi Aisyah, karena kesadaran Aisyah tidak sepenuhnya sadar."Sakitt, dingin" gumam Aisyah
Tak lama Rey membopong Aisyah pergi ke kamar. Ya yang melihat itu Rey suami Aisyah yang tadinya akan mengambil minum ke dapur tapi malah melihat pemandangan yang kayak gini.
Rey membaringkan Aisyah ke kasur serta menyelimutinya, lalu Rey bergegas pergi ke dapur untuk mengambil kompresan dan obat. Sesampainya di kamar Rey membangunkan Aisyah agar meminum obatnya dan lanjut tidur. Rey masih setia menemani Aisyah sesekali dia mengganti kompresan yang sudah beberapa menit berada di dahi Aisyah.
Tinggalkan jejak friendss:v
Lanjuttt??
KAMU SEDANG MEMBACA
~SEBUAH PENYESALAN ( ON GOING)
Teen Fiction"Saya sama kamu itu tidak ada unsur cinta, saya menikahi kamu karena terpaksa!." Jawab Rey ketus Air mata yang akan mendarat di pipi Aisyah tidak bisa di tahan lagi, dan seluruh badan Aisyah ambruk ke bawah. "Sebegitu nya kamu benci aku mas. Apa aku...